Berlomba
kembali dalam keramaian Hijriyyah adalah sebuah tugas berat dalam
dentingan waktu pergulatan umat manusia. Manakala kecewa dengan
hilangnya ramadhan namun lupa akan munculnya kebaikan menjelang
ramadhan. Ramadhan adalah bulan hikmah, hikmah dimana manusia bisa
menjadi lebih adil. Adil terhadap dirinya sendiri meluruskan niat yang
terlupakan yaitu dzikrullah. Dzikir setiap saat selain di bulan ramadhan
ibarat dzikir tanpa pujian dan reward_Nya, sementara dzikir
(ingat) kepada Allah SWT saat bulan ramadhan adalah keberkahan yang
tidak semua orang mampu mencernanya. Adil terhadap kelebihan diri dan
melupakan sujud kita kepada Allah SWT yang selama 11 bulan menengadahkan
muka dan membusungkan dada hingga malaikat malu akan hamba Allah yang
satu ini yaitu manusia. Adil terhadap perilaku jasad kita yang selalu
diperlakukan dengan glamour baik fisik, hati dan pikiran, yaitu tanpa
mnegenal lelah mencari sesuap nasi, kemulyaan dunia dan kemashuran ilmu.
Hingga datang ramadhan membukakan mata setidaknya ingat kembali
kebiasaan kita saat masih aktif berbuat baik.
Apa
yang akan kita munculkan dalam fikir manakala lilin yang meleleh akan
mengakhiri hidupnya. Solusi yang dimunculkan mengganti lilin yang baru
tentunya. Setiap yang menyala pasti akan padam. Bagaimana bila nyala
terus bisa ada saat ada yang siap akan mati. Tentunya bila ada pengganti
dan penggantinya dalam jumlah yang tidak terhitung. Saudara sekalian
yang budiman, apa yang menjadikan kita sebagai manusia yang bisa menjadi
contoh kebaikan bagi manusia yang lain?. Adalah kita saat memberikan
perilaku terhadap orang lain menemukan sisi komunikatif yang terbaik,
contoh kecil kebaikan akhlak kita terhadap keluarga, teman, tetangga,
masyarakat dan sebagainya. Kebaikan itu mungkin akan terkenang saat
nyawa sudah jauh dari raga dan mutlaklah bagi setiap manusia terhadap
manusia yang lain. Bilamana dekat saling hujat manakala jauh dan
menghilang saling melontarkan kata silaturahim dan memaafkan, itulah
wajah manusia.
Berbahagialah
bila kita bisa selalu memberikan kebaikan pada diri kita, mempunyai
kekuatan walaupun sedikit untuk mencari kebaikan yang selalu mengalir.
Kebaikan yang dimunculkan untuk memberikan kebaikan yang lain terhadap
yang lain pula. Adalah hijriyyah memberikan waktu untuk mengawali
perjalanan dalam padang masyar. Melewati banyak tantangan selama 11
bulan mendatang. Pada bulan ini bagaimana manusia akan di uji untuk
menjalani kerasnya kehidupan ke depan.
Kehidupan manusia yang tidak ada ujung dan pangkalnya. Kehidupan yang membawa manusia pada kelelahan. Kelelahan dalam menuai ibadah, menuai kenikmatan dan menuai harapan panjang di akherat kelak. Bagaimana manusia berjuang untuk patuh kepada Allah SWT setiap detakan jantung, sementara setiap seper seribu detik setan gonjang ganjing dalam alam fikiran kita manusia untuk membuat onar dan membuat persahabatan di akherat. Lewat awal bulan setelah lepas ramadhan manusia akan menjalani serangkaian bekal menuju padang mahsyar, bekal yang membuat bekal yang sudah ada menjadi lebih kuat yaitu berlomba mempertajam kebaikan.
Apapun
yang diupayakan manusia terhadap hidupnya sendiri dan keluarganya
selama di dunia adalah jawaban bagaimana kita menjadi manusia yang
sempurna seperti yang diberitakan Allah SWT. Semoga kebaikan dan
keselamatan akan selalu ada menerangi hidup kita sepanjang waktu dan
akan menjadi lentera kelak di akherat.
Wallahu'alam Bishowwab.
penulis, chie