Menilik kehidupan nabi, manusia akan tercengang dan gemetar seluruh tubuhnya. Bagaimana nabi Muhammad SAW adalah seorang manusia yang telah nyata terpilih menjadi pemimpin bumi, menyampaikan kebenaran Adhien yaitu Islam. Bagaimana dengan Islam penduduk bumi akan selamat dalam hidup dan mati saat di dunia dan akherat. Rasulullah memberikan makna hidup sebagai sebuah anugrah, anugrah untuk selalu beribadah tanpa mengenal putus asa karena semuanya sudah di jamin oleh Allah SWT surga tempat mereka kembali dengan Fitroh. Manusia dilahirkan dengan fitroh sehingga dalam kondisi bagaimanapun harus siap fitroh menghadap_Nya kapanpun dan dimanapun. Lepas baligh manusia akan diuji dengan sebuah rutinitas perkembangan umurnya, dengan tuntunan ortu mereka menjalani hari-hari dengan Islam. Jikalau semua sudah terwujud tahu akan arti baik dan buruk. Langkah selanjutnya adalah menata mulut, hati dan amaliah untuk siap diambil nyawanya kapanpun. Bagaimana kita bisa memiliki aura nabi?, hanya ilusi dan fatamorgana karena tidak ada manusia lagi sesempurna beliau.
Banyak manusia tersesat dalam anugrah iman, ilmu dan hartanya. Dengan imannya dia menjelekkan saudara semuslim bahwa dialah yang paling beriman diantaranya. Dengan ilmunya dia merendahkan orang lain seolah ilmunya setinggi gunung menjulang ke langit tiada yang menyamainya. Dengan hartanya dia mencemooh para fakir dan miskin seolah hartanya akan menolong dia di akherat. Inilah bentuk mengapa kenyataan terkadang menyedihkan dari harapan. Landasan kita jalan adalah qolb, Qolb yang menjadi suri tauladan adalah yang selalu ingat (dzikrullah). Sebuah kenyataan yang sulit dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, karena semakin kita mendekat ke Allah SWT jelas semakin setan bahkan iblis ikut berjalan mengiringinya. Jadi sebuah nikmat adalah sebuah kenyataan yang selalu kita syukuri walaupun sebuah cobaan yang terkadang hadir. Nikmat Allah selalu ada sepanjang hayat masih dikandung badan bahkan sampai jasad sudah masuk neraka sekalipun. Insyaallah.
Semoga hidup yang indah ini kita isi dengan saling menjadi orang yang baik, baik untuk keluarga, tetangga dan masyarakat serta baik untuk Islam dan bangsa ini. Jangan saling menjatuhkan satu sama lain hanya akan mengurangi amal yang telah ditabung selama ini. Jadilah pribadi yang sholeh walaupun tidak terkenal oleh siapapun. Hanya Allah tempat kita kembali menjadi manusia yang kenyang hidup di dunia dan akherat tempat menikmati masa demi masa.
Wallahu'alam Bishowwab.
penulis,
Chie Zhoen
No comments:
Post a Comment