Rakyat, itulah filosofi seorang pemimpin untuk keagungan sebuah tahta. Tanpa rakyat bagaimana singgahsana akan bisa tetap kokoh menjadi poros untuk putaran roda. Nurani adalah nomor sekian dari sebuah fenomena alam manusia mencapai tahapan perkembangan kejiwaan dan fisik. Untuk kemajuan, kesekian kalinya akan tumbuh dan berkembang sebuah peradaban dalam kurun waktu naik dan turun, tumbuh dan berkembang menjadi peradaban baru. Itulah bentuk fakta dari sang Khaliq yaitu Allah SWT. Dengan upaya bagaimana manusia akan merubah sebuah keputusan maha kuasa, tentunya dengan kesalehan dan kepasrahan tinggi menjadi manusia yang lebih sempurna dihadapan Dia bukan dihadapan manusia lainnya.
Perjuangan bangsa adalah upaya menjadikan setiap pribadi warga negara menjadi tentram untuk hajat hidup masing-masing. Setiap yang fana tentu akan mengalami kemajuan dan kemunduran seperti putaran roda, terkadang di atas dan terkadang menginjak kotoran saat menyentuh tanah.
Dewasakah bangsa ini? Jawabnya adalah bagaimana upaya baru bisa diciptakan untuk memulai hal lama yaitu semangat saat kita menjadi anak kecil, saat mulai bisa merayap dan berjalan dengan kaki menjadi manusia yang siap seperti lainnya. Namun semua adalah warna yang berbeda tanpa manusia dewasa tidak akan bisa bangkit saat terjatuh bila mulai bisa berjalan. Tulang punggung masih rapuh, topangan semua manusia adalah wujud dari keyakinan baru untuk lebih kuat menjalani aqidah yang semakin rapuh karena persatuan atau demokrasi. Namun itu adalah bentuk dari peradaban manusia, tanpa itu semua bagaimana kita bisa menyatu mendiami bumi dengan berbagai wajah dan budaya adalah kemustahilan adanya.
Satu jari adalah Syahadat, dua jari adalah Sholat sementara Tiga Jari adalah Zakat. Apakah bangsa ini mampu dor to dor ke rumah penduduk untuk menunaikan zakat dan shodaqoh kita semua. Inilah sekedar filosofi bagaimana manusia yang telah satu tujuan akan mensucikanlah tubuh dengan berpuasa hingga setelahnya yang terakhir akan mampu bisa menuju maqom Ka'bah atau Baitullah yaitu rumah Allah dengan kewajiban Haji sebagai kesempurnaan Islam. Bagaimana kualitas zakat nanti dalam era panjang selama lima tahun ke depan. Hanya Allah SWT yang akan menunjukkan jalan menuju kemenangan kelak. Apakah akan menjadi fitroh dengan Fastabikhul Khoirot kita, hanya di tangan bangsa ini bagaimana Syahadat dan Sholat kita mampu menunjukkan kualitas untuk melepaskan kesombongan dihadapan manusia dan bangsa lain setelah kita selesai dalam menunaikan zakat dan berpuasa. Bagaimana selama berpuasa dan setelahnya kita memakai Kopyah atau Blangkon tergantung kualitas Taqwa kita dalam menerjemahkan. Semoga upaya ke arah yang lebih baik adalah cerminan manusia yang Taqwa dalam kurun waktu menuju baldatun thoyibatun wa rabbun ghofur.
Air akan mengalir menuju jalan yang lebih rendah dari arah yang tinggi, namun air bisa memancar karena air telah di pompa dengan upaya damai dalam rotasi putaran per menit (rpm) yang stabil sehingga hanya dengan sudu-sudu air yang dilimpahkan bisa mengalir ibarat lepas dari ujung yang tinggi ke bawah. Semoga Baiti Jannati akan tercipta. Wallahu'alam Bishowwab.
Hasbun Allahu wa ni'mal wakil, ni'mal maula wa ni'man nasir.
No comments:
Post a Comment