Saat berkumandang adzan maghrib, muncul duka di antara sepanjang perjalanan umat manusia yang mengalami dan mengikuti derasnya aliran bulan ramadhan. Penat dan lelah menjalani puasa di bulanNya terasa lenyap dengan terdengarnya lantunan takbir. Allahu akbar.. allahu akbar.. allahu akbar..Walillahilhamdu. Gundah gulana hilang berganti dengan duka yang bercampur senang. Berduka telah meninggalkan puasa dan bergembira dengan datangnya tarbir, tahmid dan tahlil. Siapakah yang merasa senang akan datangnya Aidil Fitri dan siapa pula yang berduka atas lenyapnya ramadhan dan juga sebaliknya. Manusia hanya bisa melanjutkan hidup hanya Allah yang akan berkehendak melangsungkan kehidupan kita. Semoga amal ibadah kita mendapatkan berkah dan rahmatNya. Duka berkepanjangan akan melahirkan kesedihan sepanjang hayat dan kesenangan yang berlebihan akan membuat diri lupa akan syukur nikmatNya.
Vitamin di Idul Fitri adalah bentuk manifestasi hubungan antara makhluk dan Allah SWT. Idul fitroh berharap dalam kubangan kenikmatan untuk menjadi manusia baru yang melepaskan dan mengurangi sifat kemanusiaannya untuk mendekati ke arah sifat anbiya' wal mursalin. Berfisik rakyat jelata berhati umaro' dan ulama. Mengapa tidak bisa demikian, toh manusia akan mendekati kesempurnaan jasadnya manakala selalu ingat atas semua keberadaannya di muka bumi. Bukan tidak mungkin menjadi surga dalam hati kenyataan di akherat. Berlombalah kembali menjadi manusia baru yang semakin fitroh ke depannya walaupun sangat susah akan terlaksana dalam wujud nyata, namun baju yang sudah bersih hendaklah di jaga agar tetap bersih dan wangi setiap saat selalu dicuci kembali supaya bertahan lama sebelum mengalami rusak.
Teringat pesan singkat Rasulullah Muhammad SAW, nasehat kepada sahabatnya Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman bin Jabal, “Bertakwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada dan perbaiki kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji.” HR. Tirmidzi.
Sebuah renungan hidup dan kelanjutan setelah bertitel takwa di Idul Fitri memasuki Syawal semakin merapatkan barisan membentuk wadah baru dalam ukhuwah Islam yang semakin erat. Hendaknya saudara semakin ingat saudaranya, rekan semakin baik sesamanya, karyawan semakin giat bekerja, pejabat semakin arif kepada rakyatnya dan seterusnya. Nilai jual anda menghadap Allah dalam sebulan berpuasa adalah perubahan karakter anda ke arah 360 derajat menjadi insan yang berbudi. Melepaskan ikatan jahat dan rakus alias serakah, iri dengki, ujub dan riya. Berbalik arah menuju Ka'bah Allah SWT. Kemanapun kita akan berjalan tetaplah akan sampai tujuan yaitu tanah yang tandus. Saudara sesama muslim intisari nikmat adalah berbuat baik kepada sesama dan buahnya kenikmatan adalah rasa syukur atas kenikmatan yang di rasakan oleh orang lain berharap kita akan lebih baik mendapatkannya.. Amien
Selamat Idul Fitri semoga menjadi pribadi takwa
Minal Aidin wal Faizin
by Crowja Garichu
Muhshonu Rohman, ST