Setiap manusia akan memperoleh rejeki, kemulyaan dan derajat hidup yang lebih baik manakala selalu bersyukur dalam setiap sisi aspek kehidupannya sekecil apapun peran hidupnya di mata keluarga, masyarakat dan bangsanya. Inilah tolak ukur bagaimana kita bisa sukses menerima dan memberi masukan dalam pergaulan hidup beragama, bermasyarakat dan berbangsa. Kalau mau jujur sudahkah anda menjadi figur yang mengayomi pada setiap pribadi orang lain? Jawabnya adalah belumlah pasti anda sudah mampu atau bisa menjadi figur yang baik di mata orang sekelilingmu. Karena setiap kelebihan yang dimiliki olehmu merupakan kekuranganmu dalam setiap perilaku sosial di sekelilinmu pada khususnya. Boleh jadi banyak yang tidak suka di banding yang pro terhadap pola fikir, sepak terjang dan tutur katamu. Inilah lautan kenikmatan yang berbalik arah menjadi stunami dalam kehidupan setiap orang yang saling bersilaturahmi.
Usia boleh di bilang sudah rapuh namun, setiap goresan tinta yang telah ditinggalkan akan membuahkan sebuah sketsa wajah dalam kertas. Kertas yang hitam akan berubah memutih lambat laun, demikian pula kertas yang putih akan memudar dan menjadi kelam. Hari demi hari di lalui dengan setumpuk kenikmatan. Dunia dan seisinya menjadi saksi dimana setiap langkah hidupnya penuh dengan nuansa hasrat dan perjalanan yang panjang. Usia akan selalu bertambah namun berkurang jatah hidupnya. Jikalau ada sebuah irama yang lebih indah tentunya setiap manusia mampu menjadi diri sendiri tanpa naungan siapapun. Wajah yang molek bisa jadi di bilang jelak apabila tidak memakai make up.
Sejumlah pertanyaan akan selalu datang bagaikan siraman hujan, siapakah anda dan bagaimana peran sertanya dalam hidup di sekitarmu. Semua akan terjawab sendiri bahkan jauh hari sebelum pertanyaan ini muncul. Andalah yang tahu kapan jiwa anda akan menjadi kuat dan kapan jiwamu akan menurun dan rapuh menjadi manusia kurang berguna dan dihargai.
Wallahu'alam
Usia boleh di bilang sudah rapuh namun, setiap goresan tinta yang telah ditinggalkan akan membuahkan sebuah sketsa wajah dalam kertas. Kertas yang hitam akan berubah memutih lambat laun, demikian pula kertas yang putih akan memudar dan menjadi kelam. Hari demi hari di lalui dengan setumpuk kenikmatan. Dunia dan seisinya menjadi saksi dimana setiap langkah hidupnya penuh dengan nuansa hasrat dan perjalanan yang panjang. Usia akan selalu bertambah namun berkurang jatah hidupnya. Jikalau ada sebuah irama yang lebih indah tentunya setiap manusia mampu menjadi diri sendiri tanpa naungan siapapun. Wajah yang molek bisa jadi di bilang jelak apabila tidak memakai make up.
Sejumlah pertanyaan akan selalu datang bagaikan siraman hujan, siapakah anda dan bagaimana peran sertanya dalam hidup di sekitarmu. Semua akan terjawab sendiri bahkan jauh hari sebelum pertanyaan ini muncul. Andalah yang tahu kapan jiwa anda akan menjadi kuat dan kapan jiwamu akan menurun dan rapuh menjadi manusia kurang berguna dan dihargai.
Sosok pemimpin masa depan adalah seorang pribadi yang sanggup berjuang demi hajat hidup orang banyak tanpa mengenal lelah. Begitu berat kondisi ini, dimana jaman sudah sangat maju ibarat dibawah kolong tempat tidur bisa mengakses seluruh dunia dengan internet. Di sawah bisa transaksi harga jual padi online, di kolam pancing bisa melihat anaknya di Amrik. Dan setumpuk hal indah sebagai wujud kemudahan peradaban. Akankah semua orang yang mengatasnamakan dirinya seorang pemimpin bisa menjadi tali yang kuat menghubungkan akses jalaur yang tidak nyata dalam dunia maya. Semoga figur pemimpin yang selalu melayani adalah dambaan kita semua. Bangsa dan rakyat yang makmur adalah tujuan pembangunan nasional. kapan lagi akan kita lakukan selama hayat masih di kandung badan.Marilah berjiwa arif menjadi pemimpin sejati yang selalu mengayomi bawahan dan kaum lemah. Karena semua kepemimpinan di dunia akan dipertanggungjawabkan di akherat. Terkadang fikiran ini ada di relung hati semua pemimpin namun seringkali lupa apaseh yang tadi di fikirkan sejenak.!!??
Wallahu'alam
By Chie Zhoen
No comments:
Post a Comment