Manusia sekedar berjalan di atas muka bumi seperti minum kopi sejenak. Ibarat tubuh akan lemas saat nyawa tidak lagi berada di dalamnya. Kelihatan sekali bagaimana rupa manusia ketika akan menghadap TuhanNya. Gelisah, gundah, resah, galau, sedih, marah, dahaga, pucat dan semua hal yang berbau tanah. Berbagai contoh manusia sudah sering kita saksikan seperti contoh tadi, keadaan tersebut tergantung bagaimana amaliahnya ketika sebelum detik-detik ajal menjumpai. Bagaimana sepak terjang selama hidup di dunia akan jelas saat menjelang akhir hayat. Semua manusia tidak pernah akan menyadarinya selebihnya ataupun sekurangnya. Jawabnya itu semua karena dalam diri manusia belum paham arti hidup yang semestinya. Sering kita tidak sadar kalau menyakiti orang lain demikian dalamnya. Sehingga muncul rasa benci sampai tidak pernah mau memaafkan. Padahal banyak sekali kesalahpahaman yang kadang di lemparkan orang lain. Itulah kelemahan kita mudah percaya orang lain dibanding keyakinan ataupun keluarganya sendiri. Justru seringkali menyakiti diri dan keluarganya.
Perjalanan hidup manusia ada batasannya dan semua memang sudah ada aturannya. Namun setiap keuputusan manusia pastilah punya jawaban kejelasan untuk merubahnya. Yang jelas nyata adalah kesadaran untuk merubahnya adalah sebuah fatamorgana karena egoisme sesaat dan kurang percaya akan nilai keharmonisan hidup. Inilah mengapa mengapa terkadang Allah tidak suka padamu. Dan juga terkadang Allah memberikan kecintaan kepada hamba-hambaNya. Rahasia Allah bukan atas nasib seseorang, namun bagaimana Allah mencintai hambaNya dari kondisi yang akan menyesatkan jalan hidup ke depannya. Kecintaan Allah terhadap hamba-hambanya justru lebih besar dibanding segunung kesalahan insan.
Perjalanan hidup manusia ada batasannya dan semua memang sudah ada aturannya. Namun setiap keuputusan manusia pastilah punya jawaban kejelasan untuk merubahnya. Yang jelas nyata adalah kesadaran untuk merubahnya adalah sebuah fatamorgana karena egoisme sesaat dan kurang percaya akan nilai keharmonisan hidup. Inilah mengapa mengapa terkadang Allah tidak suka padamu. Dan juga terkadang Allah memberikan kecintaan kepada hamba-hambaNya. Rahasia Allah bukan atas nasib seseorang, namun bagaimana Allah mencintai hambaNya dari kondisi yang akan menyesatkan jalan hidup ke depannya. Kecintaan Allah terhadap hamba-hambanya justru lebih besar dibanding segunung kesalahan insan.
Nikmat seleuruh anggota tubuh dan jiwa BUKANLAH nikmat memegang setumpuk uang di tangan, namun sejauhmana kecintaan Allah padamu. Uang di tangan akan habis di makan KEINGINAN demi keinginan dan kemauan. Akan habis di makan usia yang semakin berkurang, akan habis oleh anak cucu kita yang menghamburkannya. Akan lenyap di makan rayap dan anai-anai. Raib di belanjakan dalam Mall dan Toserba. Akan hilang menjadi debu dengan ilmu yang terbuang yaitu menafkaih anak isteri dengan uang kesombongan sehingga hanya akan menjadi segumpal daging tanpa makna. BEDA dengan sejauhmana Allah suka padamu. Allah akan menegurmu ketika engkau lalai akan SHOLAT. Allah akan menegurmu ketika manusia suka MENGGUNJING, Allah akan menyadarkanmu ketika kamu lupa akan Tuhanmu. Allah akan berbisik saat engkau lupa berkata BIJAK.
Umur, jodoh, nasib dan semua hal yang terlepas setelah kalian lahir adalah keutamaan dari rahasia Allah karena Dia selalu suka padamu. Bila ini salah persepsi adalah sebuah nilai yang akan melunturkan amaliah kita dalam hitungan sangat tipis antara amal dan dosa. Wajahmu akan memerah ketika bertemu dengan pacarmu. Namun bagaimana wajahmu akan berkata ketika Allah menemuimu dalam waktu setelah kamu di bangkitkan. Sebuah jawaban yang tidak mempunyai warna subyektifitas. Namun akan memberikan sebuah denyut nadi yang bergetar dalam seluruh jasad.
Wallahu'alam bishowwab
by Chie Zhoen
No comments:
Post a Comment