Sebatas apakah penilaian rakyat terhadap bangsanya, seberapa besar rasa memiliki penduduk terhadap negaranya dan seberapa pentingkah hidup dalam kesatuan negaranya. Ataukah seberapa besar peran anda dalam kancah bangsa dan negaramu?. Seberapa berpengaruhkah sebuah pemikiran anda terhadap kemelut sebuah ekosistem bangsa. Atau dalam lingkup kecil yaitu dalam institusi pekerjaan anda?. Jawablah dengan gamblang, apakah anda seorang yang peduli terhadap sekelilingnya ataukah hanya wajahmu yang sengaja di politisir supaya rekan kerja, masyarakat mengakui keberadaanmu. Tentunya banyak alasan yang akan dilontarkan dalam sebuah alibi ke arah pembenaran sendiri. Padahal kemampuan tidaklah akan bisa dibohongi saat kenyataannya berbeda dengan kemampuannya. Atau kualitas kompetensi jauh dari harapan dari jabatannya. Semua akan menyangkal saat apa yang di nilai orang lain tidak semuanya benar, semua akan menyangkal kalau yang di nilai semua orang benar dan semua akan menyangkal kalau yang di nilai semua orang tidak benar, itulah manusia.
Meninjau bangsa dan rakyat Indonesia. Semua pakar yang pandai-pandai pasti sudah banyak komentar tentang bangsa Indonesia. Dalam kurun waktu beberapa tahun setelah Orde Baru banyak di jumpai kesatuan dan persatuan bangsa semakin erat. Walaupun itu dalam koridor PARTAI. Namun sedikitlah berbangga bahwa bangsa ini sudah bisa berjalan dengan ocehannya masing-masing. Semua beradu argumen dan politik, semua menyatakan komentarnya tentang semua hal yang berkembang dalam sebuah negara. Entah mengatasnamakan siapa. Berdiri sendiri ataukah sebagai pemicu keonaran, atau cuma sekedar komentar. Kalau di telaah dengan baik sudah seberapa banyak peran kita sekalian membangun bangsa ini, membangun bangsa dan negara ini dengan sebaik-baiknya. Idealnya pemikiran adalah bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa pahlawannya. Idealnya rakyat adalah berbakti dan mempunyai peran yang baik dalam negaranya.
Kalau meninjau sebuah warga negara kita yang berada di luar negeri. Mereka jauh dan lama berada dalam negara orang lain untuk sesuap nasi. Mengapa mereka bertandang ke suatu negara kenapa tidak di Indonesia saja. Itu semua karena keterbatasan mereka di dalam negeri, demi keluarga dan nama baik bangsanya mereka berusaha sekuat tenaga menjaga nama baik mereka. Berusaha keras walaupun itu demi kebutuhan perut mereka namun jelas mereka adalah omset besar bagi kelangsungan sebuah negara. Pertanyaannya sekarang kenapa yang di Indonesia selalu berkecamuk wawasan-wawasan konyol yang malah membuat sebuah negara semakin terpuruk menjadi negara yang kurang modern. Apakah kriteria modern sudah dilupakan banyak orang, ataukah modern berarti negara itu kaya, pasang CCTV di seluruh negeri sampai WC juga di pasang. Ataukah berlomba-lomba memberi komentar politik terhadap perkembangan bangsa.
Saudara sebangsa dan setanah air, masih banyak pekerjaan yang lebih baik dilakukan hanya demi membuat negara ini semakin semrawut. Ibarat sepakbola yang bermain saja tidak ribut kenapa suporter_nya pada berkelahi hajar sana hajar sini, apa mau menggantikan bermain bola. Yang terjadi malah tidak jadi kesebelasan malah menjadi ke_jutaan sporter saling hajar dalam lapangan bola. Kenapa contoh-contoh yang nyata dalam setiap hal tidak pernah dijadikan sebuah wacana untuk belajar lebih baik. Apa yang di inginkan rakyat? Rakyat yang mana yang menginginkannya?.. Sudah banyak kehancuran bangsa ini dari jaman ke jaman karena sebuah analisa yang keliru tentang sebuah arti FREEDOM. Banyak darah tertumpah percuma karena salah sasaran dan salah arti. BAGAIMANA dan KAPAN bangsa yang besar ini mau belajar dari SEJARAH masa lalu. Apakah akan selalu seperti ini, akankah bangsa ini MAJU ke depan empat langkah tapi MUNDUR ke belakang sepuluh langkah. Sungguh sangat ironis perkembangan bangsa ini dari tahun ke tahun.
Cobalah diperhatikan jalan raya di manapun mengalami kerusakan, jembatan ambruk, lapangan kerja nihil. Banyak masyarakat yang masih dibawah garis kemiskinan, banyak ketimpangan di berbagai bidang. Banyak kemunduran yang bisa disaksikan. Ini salah siapa dan dosa siapa. Jadilah sebuah negara yang terbaik supaya kita akan hidup tenang dalam negara sendiri, bukannya rasa tidak nyaman setiap hari. Jangan hanya jadi KOMENTAR atau KOMENTATOR tapi melupakan sejarah dimana negara ini di bangun.
Janganlah jadi PEJABAT yang melupakan siapa yang membesarkan nama-nama mereka tapi lupa dengan janji-janjinya. Duduklah dengan damai supaya setiap PROBLEM bangsa bisa diselesaikan dengan baik bukannya UANG yang menjadikan setiap masalah menjadi masalah dan setiap masalah harus di selesaikan dengan itu semua. Apa semuanya tidak pernah belajar SEMBAHYANG. Apa semua sudah melupakan hakekat menjadi sebuah figur sehingga melupakan kompetensi, yang penting jadi. Sungguh sangat menyedihkan melihat semua ini di besar-besarkan. Sialhkan anda yang akan bisa menilai sendiri setiap apa yang anda lakukan pada bumi tercinta kita yaitu INDONESIA. Wallahu'alam bishowwab
by crowja garichu
No comments:
Post a Comment