Setiap manusia tahu akan makna pemberian dan setiap dari orang pasti paham akan membalas pemberian. Begitu juga dari siapapun pemberian dan kita memberikan sesuatu kepada orang lain pasti akan di ingat. Walaupun sifatnya sebentar, lama, di ingat ataupun di lupakan. Namun setiap darinya adalah hubungan sebab akibat yang mengakibatkan manusia saling berbagi dalam kebaikan. Begitulah sebuah hal yang menentukan kisah perjalanan watak manusia. Walaupun tidak semuanya, tapi setiap manusia yang MERASA memberikan sesuatu kepada orang lain pastilah akan mendapatkan sebuah PUJIAN dan nama BAIK. Sementara nilai dari pemberian adalah nomer sekian. Dan setiap yang telah menerima pemberian dari ORANG pastilah akan di ingat sepanjang hayatnya bahkan makan tidak enak terkadang tidurpun masih teringat jua. Inilah sebuah wacana yang membuat perbedaan kualitas HATI seseorang. Pastilah kita akan berfikir, sudah pasti orang yang telah memberi adalah manusia BAIK dan yang diberi adalah MANUSIA yang harus bersyukur dan BERTERIMA KASIH tidak boleh melupakannya.
Sebuah awal pemikiran manusia tentang makna hidayah dan karunia Allah atas IMBALAN setiap apa yang telah manusia berikan kepada sesamanya. Ibarat sebuat istilah 'dalamnya lautan bisa di ukur tapi dalamnya hati siapa tahu'. Mengandung maksud bahwa manusia tidak akan bisa mengukur sejauhmana niat hati yang dibicarakan dalam diam, mereka mampu mengukur dan menebak setiap bibir yang bergerak tapi tidak akan mampu menerka kata-kata yang di ucapkan dalam setiap hati darinya. Di sinilah seringnya timbul salah persepsi, salah sangka dan adu argumen yang berakibat pada SALAH PENILAIAN, terlebih lagi menjadi salah sangka/sakwa sangka yang berakibat kekejaman. Dalam bersosialisasi setiap manusia akan mengalami berbagai benturan dengan sesama. Baik saudara, teman, rekan, sahabat dan lingkungan dimana kita selalu berinteraksi. Dan seringpula dari IMBAS itu banyak dari HATI yang terluka karena itu semua. Banyak kesalah pahaman yang seriang berbicara daripada kesamaan pendapat dan kebaikan. Banyak yang menilai bahwa polah tingkah dan perilaku akan berbanding lurus dengan kepribadiannya. Sehingga hati yang sudah TIDAK SUKA pastilah akan terus di pupuk oleh sakwa sangka yang semakin merajalela.
Kalau semua MAU jujur, pastilah akan tahu bahwa sebuah WAJAH bisa menunjukkan KARAKTER dari seseorang. Hanya dari wajah dan aura kita akan mampu menilai sejauhmana kualitas hati dan kepribadiannya. Hanya dengan kualitas BIBIR yang terbuka pasti setiap dari yang mendengarkan akan TAHU seberapa besar kemampuan dirinya walaupun itu hanya OMONG KOSONG belaka. Gambaran inilah yang memunculkan sebuah kondisi di mana setiap dari wajah-wajah kita akan beradu dengan HATI. Jika wajah manusia berbeda dengan kebiasaannya pastilah warna hatinya juga tidak jauh berbeda. Namun jika hatinya sudah menunjukkan nilai pastilah setiap dari AURA dan ornamen MULUTnya akan menunjukkan kualitas yang mendalam. Bersyukurlah bagi manusia yang diberi BIBIR maju dimana dengan kemajuan bibirnya dia bisa menaklukkan hati manusia yang lainnya. Tapi pergunakanlah BIBIRMU untuk berbicara dan mencium BAU yang semerbak, jangan cuma BAu yang menyengat dan hangat setiap saat.
Setiap penciptaan manusia TUhan selalu memberikan anugrah yaitu QOlb. Fitroh setiap jiwa akan di naungi oleh gumpalan daging yang sejuk. Akan memancarkan AURA wajah yang terbaik saat Qolb ini selalu menunduk dihadapan Allah SWT dan di hadapan MAnusia yang lain, betapapun kelebihan yang di milikinya. Sungguh sangat nikmat manakala setiAp dari MEREKA paham sebuah kemenangan dari hijrah dalam sanubari menentang ketidakberdayaan fisik terhadap PSIKISnya. Allah menciptakan kenikmatan amal dalam BALASANNYA kelak di akherat adalah melalui kualitas wajah dan hatinya. Tidak akan pernah salah Allah menilai manusia satu sama lain karena Allah mampu menilai bathin mereka. Apa yang di ucapkan oleh bibir dan apa pula yang tergiang di fikirnya dan di hatinya. Sebaliknya setiap manusia pasti akan salah menilai seseorang apabila di balik kebaikannya di lumuri dengan maksud hati dari kesombongannya. Like and dislike adalah sebuah gambaran HIDUP manusia yang selalu di warnai oleh HATI orang laen. Menjadi DIRI sendirilah hidup kita. Penilaian kita terhadap manusia janganlah berlebihan, yang sudah di vonis, janganlah di berikan sangki psikologis. Apakah benar setiap yang salah pasti mempunyai wajah KOTOR ataukah setiap yang merasa benar sudah menjadi manusia yang ADIL. Hanya Allah yang membuat mereka sadar akan KUALITAS AMALIAH dari setiap insan.
Jika pola fikir setiap manusia memberikan solusi hidup yang tepat pada sesamanya pastilah AKAR dari nikmat Allah akan terus berujung kebaikan. Namun apabila NIKMAT dari Allah mereka rampas dengan seenaknya BUKAN tidak mungkin setiap dari kenikmatan mereka akan mengandung sebuah HUTANG yang akan selalu di pertanyakan oleh ALLAH SWT. Marilah menjadi pribadi yang TULUS dalam pola fikir dan menilai orang lain. Bukan dalam koridor yang selalu melemahkan/DHOLIM terhadap sesama. Setiap siksa kubur adalah HUTANG yang harus di bayar dari perbuatan dalam dunia yang memberikan nikmat kepada orang lain tanpa sebuah nilai IKHLAS.
Inilah sebuah wacana nilai SHODAQOH kita yang akan menumbuhkan Quantum AMALIAH kelak. Dan memberikan warna HATI dan SIKAP yang sama dalam penilaian MANUSIA dan penilaian ALLAH Swt. Dengan tidak sadar kita memberikan kontribusi tentang nasib sesama dengan tanpa persetujuanNya. Marilah dalam gelap kita selalu bersyukur dan dalam terang juga akan selalu berucap Alhamdulillah. Dan sebaliknya bahwa TERANG dan GELAP adalah satu yaitu NIKMAT dan COBAAN Allah yang harus selalu di syukuri dalam gerak hidup kita.
Semoga kita menjadi manusia yang SALEH dalam pola fikir, pola berbicara terutama HATI yang sama dalam naungan rahmatMU. Jadilah HATI yang sedalam MASJIDIL HARAM walaupun BEROTAK LONDON.. Wallahu'alam bishowwab.
by Crowja Garichu
No comments:
Post a Comment