Aku menulis ini adalah berupaya menuangkan secarik kisah hidupku yang panjang. Kenapa aku ilustrasikan sedemikian. Karena aku berupaya untuk bisa menerjemahkan arti sebuah rasa syukur atas anugrah illahi kepadaku. Berharap sebuah anugrah ini akan tetap aku bawa sampai sebuah dunia baru aku diami “SURGA”. Demi Allah SWT, aku tidaklah mendahului kehendak-Mu ya rabb, tidak akan berbicara dusta demi Allah Aku adalah sebuah dilemma kecil dari trilyunan milyar umat manusia yang sudah Engkau ciptakan, terlepas dari FitrohMu Nabi dan Rasul. Aku menuliskan ini pada saat alam bawah sadarku mengalami dehidrasi dengan alam sadarku. Dimana aku tenggelam dengan bentuk kerangka dasarku. Back to Life it’s Zerro. Entah ini sebuah kenyataan ataukah kekuatan imajinasiku yang mampu menembus gubahan kerajaan duniaMu ya Rabb. Aku tersadar dengan tenang. Aku adalah umatMu ya Muhammad. Subhanallah Maha Suci Engkau ya Allah.
Urat nadiku tergetar sampai ujung tumitku goyah, seolah kata selanjutnya tidaklah boleh dilontarkan kepadaMu dan umatMu yang lain.. Di depanku seolah aku melihat ratusan umatmu yang telah tiada bangun dari tidurnya. Mendatangiku supaya menghentikan tulisan ini...
Aku tersadar malam ini aku sedang memegang senjataku, yaitu sebuah clurit dengan nuansa mistis yang panjang. Aku tersadar bahwa aku baru saja mengalami kejadian demi kedewasaanku. Aku baru saja terlempar jauh ke semua godaan hidupMu ya Allah “cobaanMu”. Untunglah aku bisa tersadar saat aku sudah mendatangi temanku. Bersama dia aku bercanda berbicara dari hati ke hati. Berbicara tentang pekerjaan masing-masing. Dan saling senda dan gurau entah kemana arah pembicaraannya. Sampai tak terasa jam sudah menunjuk 20.59. Aku sudah berfikir mau pulang ke rumah. Kemudian aku bersiap yang sebelumnya masih saling berbicara. Sebelum berlalu kita tersadar sejenak bagaimana kesadaran kita diuji oleh Allah. Aku pulang dengan motorku pelan. Sampailah aku di rumah... Selanjutnya ide ini muncul hingga tertuanglah dalam gubahan tulisan ini. Aku menaruh cluritku di bawah meja aku hentikan tulisan ini. Beranjak tidur... Laptopku off.
Aku terlahir dari anak manusia biasa, di kesunyian malam aku terbangun. Dengan erengan dan tangisan panjang merobek suasana malam. Tengah malam gelap dan seram kaki meronta-ronta, kepalan tangan terhujam merambah wajah tempat tidur kusam. Sebelumnya dari menjelang sore perut sang ibu sudah terasa bergerak seolah ada tendangan yang kian dalam, menusuk perut sang ibu.
“Ibu keluarkan aku, aku akan menikmati indahnya dunia ini dengan senyummu yang riang. Aku ingin menyaksikan kedua orang tuaku, bapak, dan kakak-kakakku. Aku akan bermain bersama mereka. Aku akan bersenda gurau dengan mereka. Aku akan beryanyi dengan mereka. Oh alangkah indahnya dunia ini. Dibelai, dicumbu, dicubit..iiih. Hai kakak yuk kita main petak umpet. Suasana itu akankah terasa dekat?? Pertanyaan-demi pertanyaan berkecamuk dalam dada. Terasa demam badanku dimana saat itu datanglah sesosok menyeramkan dan sesosok luar biasa harum dan semerbak memenuhi seluruh penjuru jagat. Astaghfirullahal’adhim.. Apakah ini yang namanya malaikat. Apakah cuma sejengkal aku memandang, apakah jiwa ini sedang gumam. Dimana badanku, aku berada dimana sekarang sebuah rongga tanpa batas. Seluruh badan, sukma, jiwa yang seolah sudah berujud bergetar, demam, seolah remuk entah kemana. Tidak ada sebuah naluri yang bisa melukiskan dan menggambarkannya. Dan saat itu energiku sedang tercermin dalam sebuah ratusan cermin. Aku dimana siapa aku dimana tubuhku, dimana jasadku, dimana aku....
Next to Part 2.. Zzzt.
ghostnaruto@gmail.com
No comments:
Post a Comment