Sunday, December 16, 2012

Hakekat Indera Keenam Manusia

Mendengarkan musik larut dalam dawai hidup, itulah gambaran setiap manusia dalam keseharian dari masa demi masa. Banyak hal yang dapat dilukiskan tentang kisah setiap anak manusia yang dilahirkan oleh penciptanya. Mengapa dan bagaimana manusia diciptakan tentunya sudah menjadi tahapan takdir yang melekat dan patut untuk selalu disyukuri. Alangkah indah hidup ini bila setiap dari manusia mau merasa menjadi insan yang penuh kesadaran dalam bersyukur, ini adalah sebuah kata yang mudah dituliskan atau diungkapkan namun sangat susah di praktekan dalam tutur kata dan tingkah laku. Semua manusia lahir terus menjalani hidup dan terakhir adalah maut. Dalam tangan Allah SWT detik dan hari telah ditentukan bagaimana setiap manusia akan menjalani takdirnya dalam dunia dan akherat. Beruntunglah diciptakan menjadi manusia, bisa dibayangkan tidak bisa dirasakan apabila kita semua terlahir jadi sebuah makkluk hidup tanpa punya pikiran hanya punya otak tapi tidak bisa berfikir seperti makhluk lain contohnya hewan dan tumbuhan. Bagaimana mereka bisa merasakan keadaan sedih, senang dan lainnya. Mungkin kalau kita mengerti bahasa mereka bisa menyatakan kalau mereka punya hati dan perasaan, namun sayangnya kita tidak bisa mendengarkan itu semua.

Konsep hidup akan terlahir bagi manusia yang mau mengerti akan sebuah penderitaan, bagaimana manusia satu sama lain bisa saling mengenal tentunya karena bertemu, bila mereka bisa mempunyai empati tentunya karena mereka saling bertutur kata dan saling mengerti dan apabila mereka bisa menyatukan hati karena mereka tahu akan komunikasi dengan khalikNya yaitu Allah SWT. Apakah itu semua akan bisa mencukupi kalau mereka bisa saling membutuhkan? jawabnya adalah setiap orang saling bisa membutuhkan dan dibutuhkan namun apabila pada diri mereka bisa mencerna akan sebuah penderitaan sesamanya. Tapi yang banyak disaksikan di manapun dalam pergaulan dan masyarakat sekitar dan sekelilingnya, bagaimana hidup mereka dikejar oleh budaya yang kurang bisa membiasakan saling tukar fikiran dan melengkapi. Yang sering terjadi di lapangan atau komunitas adalah hanya berbagi kepentingan dan bisnis selebihnya adalah nilai spiritual sangat kecil bisa dicerna dan melahirkan tingkahlaku yang memanusiakan sesamanya. Bagaimana teman suka mengecek temannya, rekan menjatuhkan rekan kerjanya, tetangga setiap hari menggunjing tetangganya, saudara setiap kali menyakiti saudaranya dan sebagainya.
Ada 5 (lima) indera kita yang sudah disiapkan oleh Allah SWT untuk menemani hari-hari hidupnya di bumi. Indera penglihatan, dimana dengan indera ini manusia bisa melihat. Indera pendengaran, dengan indera ini kita bisa mendengar suara apapun, Indera penciuman, dengan indera ini manusia bisa merasakan segala macam bau. Indera pengecap rasa, diberikan untuk menikmati sebuah kenikmatan yang masuk dalam tubuh. Indera peraba, dengan indera tersebut kita semua bisa merasakan sakit yang mengenai tubuh kita. Ada 1 (satu) indera lagi yaitu indera ke-6 manusia, apakah bentuk indera tersebut. Inilah sebuah rahasia Allah SWT yang setiap dari manusia yang lahir sampai ajal menjemput tidak bisa menerjemahkannya secara batiniah atau spiritual.
Indera ke enam adalah Islam. Bagaimana Islam memberikan persepsi hdup yang utuh dari lahir, hidup, mati dan alam akherat. Dengan indera ini manusia bisa melihat wajah manusia lain dibalik topeng apakah manusia tersebut baik atau culas; dengan indera ini manusia bisa mendengar suara hati manusia lain diselilingnya; dengan indera ini manusia bisa mencium harum semerbak bunga mawar walaupun letaknya di surga. Dengan indera ini manusia bisa meraba tubuh kita sendiri dan membersihkan dari kotoran badan serta kotoran hati terlebih kita bisa meraba orang lain dengan jiwa empati bagi sesama manusia dan makhluk hidup di sekelilingnya. Dengan indera ini manusia manusia bisa merasakan nikmatnya minum secangkir kopi surga minum keringat jerih payah kita menjadi manusia. Alangkah indahnya apabila setiap dari penduduk bumi bisa merasakan Panca + Indera ke-6 kita dengan sebaik-baiknya. Bila hidayah ini bisa dinikmati insyaallah surga adalah tempat kembali sebagai manusia baru di akherat yaitu Manusia Surga (fi ahsani taqwim). Bagaimana manusia yang salah satu indera kelimanya tidak bisa dirasakan? jawabnya mungkin bisa jadi indera keenamnya telah rapuh. Semoga kisah hidup kita yang penuh liku-liku akan menjadikan diri kita kuat menjadi itu semua. Beruntunglah hidup di dunia apabila sudah memiliki indera keenam sebagai kesempurnaan jasad manusia dan bersabarlah bila belum memiliki hidayah mendapatkan indera tersebut dengan terus membaca dengan hati dan berfikir dengan jiwa tentang hidup ini.
Kembalilah manusia menjadi insan yang tawakal sepanjang perjalanan hidup dan sampai ajal menjemput karena hanya Allahlah tempat meminta pertolongan dan hanya Allah SWT tempat kita akan kembali. Apa yang sudah diterima dan yang akan diambil kapanpun adalah hakNya. Sehingga nilai ikhlas akan bersamaan dengan indera keenam kita menjalani hidup ini.
laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minalzhaalimiin

penulis
Muhshonu Rohman, ST

Saturday, December 8, 2012

Belajar Hidup

Seperti diterpa angin malam yang dingin sejenak hembusan nafas indah dan sesak. Indah bila hari demi hari kurang bisa menikmati aktifitas, sesak dada bila harus meluruskan aktifitas dan menghentikannya. Sejenak kembali alam bawah sadar ingin meraih dan protes karena ketidakadilan. Marah dan sangat kecewa. Nilai mentalitas sengaja diletakkan demi nama baik semua. Sebuah penalaran arif menjadi bahan renungan dalam hitungan detik, bahwa Allah SWT masih berada di dekat tubuh ini. Bila semua tidak bisa mendengarkan dan membenarkan masih ada iman di dada yang memang dipasang kuat olehNya.. Amien. Sebetulnya semua rancangan sudah bisa ditebak di depan mata. Siapa yang ber-orasi ataupun siapa yang bermain sudah terpampang di mata, namun semua adalah satu tubuh. Bila sakit tangannya pastilah anggota tubuh yang lain ikut merasakan. Yang terfikir terakhir suatu saat hal ini akan terbalaskan dan akan selalu siap terbalaskan ibarat bom waktu yang bisa meledak entah besok atau lusa. Mundur bukanlah kalah dari perang namun upaya untuk membenahi diri menjadi pribadi yang lebih kuat, kuat menjadi manusia lemah dan kuat menjadi manusia baru. Dalam benak hidup hanya satu kali selebihnya pastilah ruang dalam kubur dan rumah di akherat kelak. Semua manusia tidak bisa membalikkan putaran jam tapi setiap manusia akan mampu mencari upaya perbaikan untuk menumbuhkan semangat baru dalam dentangan lonceng tiap jamnya.

Api yang telah dikobarkan tidak akan pernah padam sampai kapanpun. Waktupun tidak akan pernah mampu menembusnya karena semua sudah ditawarkan dengan damai dan manusiawi namun tolak ukur egolah yang membuat hati ini berubah fikiran bahwa saudara akan menjadi darah seperti kisah anak Adam bahwa darah tertumpah dalam bumi pada kematian pertama di dunia. Setiap saat ujung keris akan menerobos masuk sampai menemui jantung entah esok atau lusa. Dalam mimpi, dalam kenyataan dan dalam titik keseharian hidup ini akan membayangi tanpa pernah menyerah sampai ajal menerpa. Inilah pilihan hidup yang harus dijalani karena sebuah nilai silaturahim sudah tidak bisa diluruskan ibarat pedang Umar siap menembus dan meluruskan garis yang bengkok. Kematian adalah sebuah warna yang susah ditebak sehingga banyak orang enggan memberi hati nuraninya demi kemaslahatan. 
Dan kematian tidak pernah membuat manusia berfikir bahwa mati adalah gambaran kepedihan tiada tara. Dengan kematian kita tidak bisa membeli keindahan dunia, dengan kematian keluarga tidak bisa lagi berkumpul, dengan kematian tidaklah ada harapan yang tertuang jadi kenyataan. Kalau berfikir itu semua, kenapa kita selalu mempersulit orang lain dan menganiayanya. Apakah kita akan kekal di dunia dengan segudang kemewahan dan kefanaan jabatan dan seabreg emblem di tubuh.. Musrik dan takabur adalah jawaban bila kita lebih baik dari orang lain. Bid'ah yang sesungguhnya kalau kita lebih unggul dari orang lain dan melupakan teman, saudara dan orang-orang terdekat yang justru membela eksistensi orang lain daripada diri pribadi. Inilah mengapa alasan darah yang sudah tertumpah tidak akan bisa ditampung lagi. Sakit akan menyusul dan menyamai sakit dalam hitungan waktu dalam istilah 'Belajar Hidup'
Semoga Allah SWT memberikan ampunan pada hamba ini yang lemah dalam balutan jalan yang menyempit, semoga jalan yang lebih lapang bisa meredam hembusan pedang yang setiap saat terhunus siap diluncurkan. Langit memerah beranjak membawa awan berlari dan kerarak seperti laju asap kereta membumbung tinggi kian menepi dan muncul lagi di belakangnya. Hingga senja yang indah kembali akan menerima sinar rembulan ikut menemani dunia dan manusia. Malam bergetar menerima erengan dan rengkuhan hamba yang dhoif. Malam adalah saksi kenapa manusia bisa menangis, malam adalah teman indah kenapa manusia bisa tersenyum dan malam adalah sahabat terbaik kenapa manusia sekarang hanya bisa terdiam tanpa sepatah kata, membisu penuh bara api. Mimpi beranjak naik kembali menjadi sinar terang subuh.. Fajar merekah ibarat sekuntum bunga wijaya kusuma merona putih semerbak harum indah dan anggun. Mulailah badan terkena sengatan mentari pagi muncul kembali semangat yang sudah lelah. Entah sampai kapan akan berakhir menjadi semangat beda menjadi manusia baru.. Bisa iya atau tidak.

Belajar hidup hanyalah istilah dari ucapan seseorang dan bukan tidak mungkin yang mengucapkan bahkan tidak pernah mau dan mampu belajar hidup untuk bisa menjadi manusia arif ataupun manusia baru..
Wallahu'alam Bishowwab


ya nabi salam alaika ya rasul salam alaika ya habib salam alaika sholawatullah alaika
penulis,
Muhshonu Rohman, ST

 
back to top