Friday, August 16, 2013

Bumiku Merdeka

Merdeka !!

Dahaga bangsa ini sudah 68 tahun terlewati. Dentingan peluru melawan penjajahan sudah sirna beberapa dekade lalu. Pasang surut perjuangan bangsa melawan penjajah sudah hilang. Sorak sorai kemenangan telah juga padam bersama suara mesin-mesin kendaraan dan asap pabrik. Ratapan dan tangisan penduduk sudah berubah menjadi alunan suara orang mengaji. Dan semua hal yang membuat hati tidak tentram penduduk sudah hilang sirna berganti dengan barisan anak-anak berangkat sekolah. Sebuah pemandangan yang berbeda bila generasi yang lalu menyaksikan, mereka akan menangis bila mengenang betapa menyedihkan bila hidup di masa itu.

Akankah ini menjadi bahan yang menarik setiap kita akan menikmati semangat para pejuang yang telah mengisi kemerdekaan dengan darah dan air mata mereka. Terjawab atau tidak kita telah melewati banyak kenangan dalam ikut mengisi kemerdekaan dengan bekerja pada bidangnya masing-masing. Dengan semangat tetap membela tanah air bangsa dan negara. Baik itu di negeri sendiri maupun berjuang untuk hajat hidup keluarga di bangsa lain. Tetap bumi kita adalah Indonesia. Apa yang kita perjuangkan jangan pernah melupakan tanah tumpah darah tercinta Indonesia.
Generasi yang akan datang hendaklah selalu sadar akan semangat para pejuang, tanpa mengenal lelah berjuang demi kedamaian untuk hidup menjadi warga negara yang merdeka. Sepantasnya dalam era mengisi kemerdekaan tetap menjaga nama baik bangsa dan negara. Dengan apa kita mengisi itu semua. Dengan menanamkan semangat giat bekerja dan berupaya terus mengisi kemerdekaan dengan kebaikan. Menanamkan semangat rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Menjaga keberagaman perbedaan, hilangkan perpecahan apalagi saling anarki berperang melawan keluarga sendiri, teman, wilayah dan berbagai ekosistem yang ada. Semuanya hanya akan menyengsarakan diri sendiri dan menjadikan kerusuhan dan berdampak ketidakharmonisan dalam bermasyarakat dan berbangsa. Akankah jiwa ini ditanamkan sesuai ikrar para pejuang dulu?. Jawabnya adalah bagaimana kita menjadi sadar sebagai bangsa yang punya budaya dan perangai yang baik dan memajukan hidup bersama dalam kedamaian.
Alangkah indahnya apabila kita smeua sebagai masyarakat, bangsa dan negara Indonesia menjadikan bumi ini tetap Merdeka tanpa dentingan senjata yang akan menghanguskan diri dan bangsa sendiri bila selalu menabur kekacauan. Hanya akan melahirkan bangsa yang terpuruk di masa yang akan datang. Sementara bangsa lain semakin maju, kita akan tenggelam dalam peradaban sendiri.
Semoga semangat kemerdekaan yang ke 68 melahirkan jiwa kebangsaan sejati sehingga mampu menerjemahkan apa arti kemerdekaan bagi seluruh rakyat Indonesia. Bayangkan bila tanah air kita tentram dan makmur tanpa pertikaian, pastilah akan jaya bangsa ini sepanjang sejarah.

penulis,
by Chiezhoen

Wednesday, August 7, 2013

Fitroh

Hilal    : (Termenung menatap langit biru kehitaman.. terdiam !!)
Darso :  Ana apa kang deneng pernaeh nglamun bae entelah. Aja nglamun mageh padha Takbiran kowh..!!
Hilal   : Eeh. kang Darso. Ora anu agi keselen kowh kiye diuber-uber wong pirang-pirang aku kon nggoleti wulan wis metu apa urung.
Darso : Nah ky kue bae repot, gari ngomong bae wes ana kaeh..
Tuing--tuing--tuing bunyi sms hpne Hilal.
Hilal   : Hahahay..
Darso : Ana apa kowe bocah gebleg nguyu-nguyu dewek..
Hilal   : Siki aq wes plong wulane wes ketooonn..
Darso : Piwe seh..
Hilal   : Kaji Siti wes datang bulan hahaha.. Aq mau takon aring dweke YU apa rika wes datang bulan?..
Kurang ajar bocah semprul, kowe ngintipi aku yach..!!
Darso : ???

Begitulah sebuah kisah hidup umat manusia menemukan Tuhannya. Semoga apa yang kita upayakan yaitu hidup di dunia menemukan keberkahan sesuai dengan keyakinan hati kita untuk selalu beribadah sekuat tenaga tanpa mengenal lelah dimanapun dan kapanpun. Banyak hal yang perlu kita renungkan salah satunya adalah manfaat sebuah puasa dan bulan ramadhan. Sebulan penuh berpuasa yang melahirkan lapar dan dahaga. Adalah hal yang sangat sulit menemukan sebuah pintu taqwa. Tidak akan sama puasa kita dan saudara kita sesama Muslim. Banyak sekali pertikaian dan perselisihan terjadi. Datangnya ramadhan hati redam munculnya Syawal lahirlah lagi kemungkaran hati. Itulah manusia dalam fitrohnya akan menuliskan goresan-goresan pada lembar-lembar kertas walaupun kertas telah berganti putih

Akankah semua menjadi sebuah dilema setiap tahun hilir mudik mencari keberkahan ramadhan sementara akhir ramadhan fitri kembali menabur perpecahan. Saatnya syetan dikambinghitamkan lagi dalam 11 bulan yang akan datang. Wujud sikap profesional manusia adalah gambaran bagaimana dia (manusia) tunduk tanpa benang menghadap Allah SWT. Apakah kita (manusia) mampu ghibah kepada Allah SWT, manakala setiap langkah kita selalu bertanya kepadaNya. Subhanallah.. nikmat mana yang manusia lepaskan dari jasad setiap lepas salam setelah sholat. Adalah nikmat dzikrullah.
Nikmat inilah yang membedakan satu sama lain dan memandang satu sama lain serta menerima satu sama lain. Dan ikhlas memaafkan satu sama lain. Jawab kata atau bibir mudah mengucapkan namun hati enggan di usik bahkan jiwa tak mau bergeming walau badai menghantam jasad. Itulah manusia yang terlena dengan puasa namun lupa apa makna puasa khususnya dalam ramadhan yang telah berlalu.

Allahuakbar allahuakbar allahuakbar walillahilhamd. Semoga kita semua menjadi hamba beriman yang mendapat predikat taqwa, yaitu selalu menerima nikmat dengan kadar yang tepat yaitu hati, bibir dan perangai kita mampu mewujudkan itu semua. Laa haula wala quwwata illa billah. Semoga Allah SWT menerima ampunan kita sebagai insan yang dhoif.
Manusia hanya menjalani takdir dariMu, selebihnya Engkaulah yang akan memberikan petunjuk dalam arah mana SurgaMu dibentangkan. Semoga kita semua berkumpul selalu dalam DhienMu, menjadi penerang sepanjang hidup hingga tiba di akherat. 
Ibarat batu dalam genggaman. Akan terlempar manakala kita melemparnya. Akan jatuh saat kita menjatuhkannya. Akan raib saat kita membuangnya, akan musnah apabila kita menghancurkannya. Itulah gambaran jiwa kita yang terbalut syahadat. Tinggal kita melemparnya dengan kalimah Allah atau hanya gurauan belaka.
Wallahu'alam Bishowwab.
Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1434 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin
penulis,
by Chiezhoen

 
back to top