Sunday, July 31, 2011

BAITUL ARQOM IN BATURRADEN PURWOKERTO

Pembukaan Baitul Arqom oleh PDM Cilacap
Proses menumbuhkembangkan peserta didik menjadi sebuah stakeholder yang berkualitas membutuhkan analisa yang terus di asah untuk upaya kenaikan kualitas mutu tamatan. Hal ini membutuhkan kesinambungan dan peran yang nyata dan seragam antara penyelenggara pendidikan, orangtua, masyarakat, tenaga pendidik dan kependidikan. Peran serta yang kontinue adalah modal yang pasti untuk memberikan sumbangsih demi kelancaran dan keharmonisan serta kelangsungan penyelenggaraan proses pendidikan di sebuah lembaga pendidikan. Jalan yang harus ditempuh tidak akan pernah mudah manakala setiap yang ada dalam kerangkaa tersebut berjalan sendiri-sendiri. Jika semua hal dapat dikomunikasikan dengan baik, bukan tidak mungkin semua hal yang berat akan terasa ringan dan akan menjadikan jalan keluar yang terbaik setiap ada persoalan yang terus ada dalam menjalani proses tersebut.


Keakraban di kolam renang
Upaya tersebut penuh dengan perjuangan. Sehingga SMK Muhammadiyah Sampang melalui Majlis Dikdasmen Pengurus Cabang Muhammadiyah Kec. Sampang membuka semangat baru untuk menumbuhkan hal tersebut bisa di upayakan dalam lembaga yang sudah dibina selama sekian lama. Baitul Arqom adalah wadah untuk memberikan semangat perjuangan pada semua generasi baik muda maupun tua. Kegiatan ini dilaksanakan untuk membuka kebersamaan di kalangan Majlis dan Civitas Akademika di lingkungan SMK Muhammdiyah Sampang. Dikandung harapan bahwa tenaga pendidik dan kependidikan akan mampu membawa diri, berjuang dengan baik sesuai bidang pekerjaannya masing-masing, membawa nama baik sekolah dan mampu menjadi figur yang baik baik peserta didik supaya bisa menghasilkan output yang terbaik. Apalagi setelah SMK menerima sertifikat ISO 9001:2008 tanggal 28 Juli 2011 kemarin. 


Bersantai ria di sekitar kolam renang
Kegiatan yang diselenggarakan tanggal 29-30 Juli 2011 kemaren berlangsung dengan baik.. Di sela-selanya diselingi kegiatan Outbond. Pemakalah dan Tim Outbond adalah tenaga-tenaga handal dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Suasana yang menarik dan akrab dibangun, di tengah dinginnya suasana di sekitar obyek wisata Baturaden. Dengan semangat yang baik semua mengikuti acara tanpa mengenal lelah. Ada hal yang baru menjadi wacana dalam semangat tersebut, lelah dan penat dalam beraktivitas di sekolah terasa hilang campur dengan suasana yang hangat. Kebersamaan yang selama ini dibangun semakin terasa nyata dan indah. Semoga semua menjadi sarana untuk semakin memajukan SMK Muhammadiyah Sampang ke depannya. Kegiatan akhir ditutup dengan sholat bersama di Masjid Baiturrahman.


Semoga terus dikembangkan kegiatan yang akan memajukan SMK Muhammadiyah Sampang ke depannya. Tangguh dan satu tujuan untuk selalu memberikan yang terbaik bagi perserikatan dan sekolah serta peserta didik.


Selamat dan Sukses
Baitul Arqom 2011 di Baturraden Purwokerto


Tak lupa penulis mengucapkan Marhaban Ya Ramadhan, semoga ibadah puasa dan aktivitas selama bulan ini mendapatkan limpahan pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Amien ya rabbal 'alamin.


penulis
by Crowja Garichu

Friday, July 29, 2011

Hand Over Certification of QMS ISO 9001:2008 SMK Muhammadiyah Sampang

Setelah sekian lama menjalani serangkaian proses pengajuan SMM di sekolah, akhirnya kamis tanggal 28 Juli 2011 terjadi proses penyerahan Sertifikat SMM ISO 9001:2011 oleh PT. TUV Rheinland Jerman ke SMK Muhammadiyah Sampang Cilacap Jawa Tengah Indonesia. Kerja keras dan upaya untuk mendapatkan sebuah pengakuan publik atas reputasi sekolah dalam membina peserta didik untuk lebih maju telah mencapai pengakuan dengan diterbitkannya sertifikat sebagai wujud nyata bahwa sekolah tersebut telah mendapatkan kepercayaan dari dunia Internasional. Sistem Manajamen Mutu ISO 9001:2008 adalah sebuah sistem yang untuk meningkatkan sebuah kompetensi dari sebuah lembaga/institusi/perusahaan supaya mampu berkompetisi dalam lingkup secara profesional untuk memajukan dan menyiapkan sebuah produk yang siap terjun ke dunia usaha/industri menjadi yang terbaik. Produk yang dihasilkan dari sebuah sekolah adalah peserta didik. Peserta didik yang terbentuk dari lembaga yang secara yuridis administrasinya diakui dengan standart sistem yang baik dengan skala internasional diharapkan akan mampu menghasilkan anak-anak bangsa yang akan siap menggantikan generasi tangguh di kemudian hari.

SMK Muhammadiyah Sampang adalah lembaga pendidikan yang sudah sekian lama aktif ikut mendidik putera puteri bangsa dengan baik. Letak sekolah yang strategis sepanjang lintas selatan Jalan Raya Sampang Cilacap (Jogja-Bandung-Jakarta) merupakan akses mudah untuk peserta didik dalam rutinitas menuju tempat sekolah. Dan sekarang ditambah dengan SMM ISO 9001:2008 yang dicanangkan dan sudah tercapai seharusnya menjadikan orang tua/wali mempercayakan sepenuhnya peserta didik ke pihak sekolah. SMK sebagai pilar stakeholder tenaga menengah terampil sudah selayaknya sebagai pemacu pembangunan di segala bidang. Terkandung maksud bahawa pihak penjamin mutu pendidikan memberikan nilai plus untuk semakin memajukan SMK di Indonesia supaya tetap eksis. 

Terimakasih atas dukungan semua pihak yang telah membantu hingga SMK Muhammadiyah Sampang bisa menerima sertifikat SMM ISO 9001:2008. Khususnya dari PT. TUV Rheinland Jerman dan perwakilannya, SMK Negeri Bawang Banjarnegara selaku pendamping, Dikmen SMK Kab. Cilacap, UPTD Kec. Sampang, Seluruh SMK di Wilayah Komda dan Cilacap pada umumnya, Kepolisian Sektor Sampang, Koramil Sampang, Seluruh Desa di Wilayah Sampang dan sekitarnya, Civitas Akademika SMK Muhammadiyah Sampang dan masyarakat serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Dukungan dan support semoga selalu diberikan kepada kami supaya tetap menjadi mitra yang terbaik untuk bersama-sama membimbing peserta didik ke arah yang lebih maju dalam wawasan keilmuan dan ketrampilan serta sikap. 

Selamat dan Sukses
Hand Over Sertification of QMS ISO 9001:2008
di SMK Muhammadiyah Sampang Cilacap

by Croya Garichu

Wednesday, July 27, 2011

Cermin Ramadhan

Ramadhan adalah hikayat menuju sebuah pola fikir yang jatam tentang hakekat hidup di dunia. Setiap dari manusia akan berusaha mencari kenyamanan, ketentraman dan kesejahteraan hidup dengan hati tenang dan nyaman tanpa stress terpengaruh kondisi setiap saat, baik itu sedih, susah, senang, musibah, anugrah dan sebagainya. Ketenangan jiwa adalah konsekuensi dari hasil yang diperoleh setelah Ramadhan, semua akan terwujud apabila dalam menjalani rutinitas sebulan penuh membuahkan sebuah komitmen perubahan pada diri dan pribadi setiap insan muslim. Komitmen untuk itu bersifat sangat kompleks dan penuh dengan perbedaan setiap orang, yaitu bisa berupa perubahan akhlak, perubahan pola fikir, perubahan rutinitas, perubahan dinamika hidup, perubahan sosialims, perubahan paradigma dan berbagai perubahan hati menjadi lebih dinamis dan dewasa. Pertanyaannya adalah apakah setiap muslim mempunyai agenda khusus dalam setiap melewati aktifitas Ramadhan??.. Pertanyaan tersebut kembali kepada pribadi masing-masing dan semuanya tidak bisa dipaksakan dan Allah SWT sendiri yang akan menunjukkan jalan keluar atas usahanya.

Masalah hati, jiwa dan yang ada dalam diri manusia tidak bisa dijabarkan dalam bentuk kontrak nyata dengan kondisi mulut dalam dalam setiap langkah jalan hidup. Ibarat mencari sebuah emas dalam lautan berpasir keruh. Itulah gambaran saat setiap muslim mencari hakekat dirinya saat melewati bulan puasa. Pengertian ini terkandung maksud bahwa saat akan memasuki sebuah lautan yang luas, persiapkan bekal anda yang maksimal yang akan dibawa menuju ke tengah lautan. Bila bekal yang dibawa diperkirakan tidak akan mampu menerjang ombak dan badai di lautan, jelaslah bahwa kalap dan diri anda sendiri yang akan terjatuh dalam lautan. Bagaimanakah kesiapan kita menjelang Ramadhan?? Sudahkah anda pertimbangkan?
Sebuah contoh, seorang ibu sangat senang menyambut datangnya Ramadhan dengan senyum riang dia persiapkan semua perlengkapan hidup menjelang puasa untuk melayani suami dan anak-anaknya. Dengan senyum manis dia menyapa suaminya, "Ayah, sebentar lagi puasa neh!?. Bila selama setahun kebelakang ibu banyak salah mohon di maafin ya..!!". Dengan indah suaminya berkata, "Iya sayang, begitu juga sebaliknya bila Ayah banyak salah di maafin juga mah". Begitu indah di dengar, namun jarang pada setiap keluarga menyempatkan hal tersebut.
Sebuah lautan yang ganas akan terlihat indah dan sejuk saat dalam setiap nafas kita dalam hitungan detik, jam, hari selalu di lalui dengan kalimat thoyyibah, dzikrullah dan Qur'an. Nafas ini tercapai dengan niat yang ikhlas berpuasa tanpa pamrih apapun. Tanpa pamrih akan mendapatkan sebuah pahala yang berlipat dan tanpa pamrih ingin mengharapkan sebuah hajat tertentu. Hal inilah yang akan membuahkan sebuah malam istimewa datang menghampiri tanpa di sengaja. Emas dan permata itulah yang akan menunjukkan keruhnya lautan menjadi indahnya lautan yang sebenarnya. Bila itu datang sujudlah dengan ikhlas hanya kepada Allah SWT tanpa sekutu sedikitpun. Insyaallah hidupmu aman, nyaman dan selamat dunia dan akherat.
Tergetarlah setiap muslim menjadi pribadi yang santun untuk menyambut Ramadhan tanpa sebuah tendensi dan menjadi figur yang baik. Namun berlombalah menjadi pribadi yang santun dan tetap rendah hati dalam omongan, sikap dan perilaku. Itulah wujud Ramadhan yang akan menjadi tolak ukur hidup setiap muslim dalam sebelas bulan setelahnya. Jika dari setiap insan muslim memikirkan hal demikian pasti akan terjalin sebuah ekosistem yang terbaik dalam keluarga, institusi, masyarakat bahkan sebuah bangsa dan negara. Kapan lagi kita akan merubah kondisi ini menjadi urat nadi dalam jasad kita, bila semua yang terjadi berbeda dengan tujuan semula niat kita menyambut ramadhan.

Semua manusia pasti akan menemukan kesimpulan hasil dari ibadah puasa sebulan penuh dengan takarannya sendiri-sendiri, tetapi minimal setiap insan akan menyimpulkan menemukan satu hikmah setelah melewati sebuah bulan penuh kenikmatan. Jika hal tersebut akan nyata, intinya adalah sujud tanpa sebuah embel-embel hajat. Pasrahkan hati menuju Ramadhan insyaallah berkah hidup menuntut anda untuk selalu bersyukur atas semua nikmat hidup yang telah di jalani.
Wallahu'alam bishowwab.
penulis
by Crowja Garichu

Sunday, July 24, 2011

Tabir Kebenaran dan Kekhilafan

Berbicara saling memaafkan adalah sebuah budaya dalam agama Islam. Setiap yang hidup harus memberikan kenikmatan pada setiap kehidupan yang lain. Arti kata yang menyejukkan hati, terlebih mendapat sambutan yang hangat atas sebuah kekhilafan ataupun kesalahan. Namun terkadang lama sekali kita bisa mengucapkan maaf begitu pula lama sekali kita bisa memaafkan. Semua bukan kategori kesalahan bila belum mampu mengucapkannya. Manusia muslim membuat agenda dalam kata maaf ini, yaitu sangat "afdhol" bila diucapkan menjelang puasa dan setelahnya atau lebaran. Sebuah rutinitas yang sangat menarik dan indah dipandang mata sejuk di hati. Tetapi, bukan itu yang penulis sampaikan dalam coretan ini walaupun temanya mengarah ke dalamnya. Yang penulis garisbawahi adalah sebuah penilaian manusia tentang sebuah kesalahan terhadap sesamanya. Apakah sebuah kesalahan adalah milik semua orang?, jawabnya ia karena bukanlah manusia bila tanpa salah dan dosa. Namun nilai kesalahan dan khilaf haruslah bisa di ukur yuridisnya ataupun sebab dan akibat yang menyebabkan sebuah kesalahan dan khilaf itu terjadi. Nah, inilah yang sering dilupakan banyak orang kenapa mesti setiap orang tidak akan mampu secepatnya memberikan kata "maaf boss".

Rutinitas ucapan maaf menjelang Ramadhan adalah sebuah gambaran bahwa setiap yang ingin mensucikan diri haruslah di mulai dari ibadah yang sederhana yaitu mengucapkan kata maaf. Banyak aktivitas umat Islam menjelang puasa mengadakan ritual dan berbagai kegiatan yang bertujuan mensucikan jasad supaya puasa dalam sebulan akan mendapatkan berkah dan pahala serta diterima oleh Allah SWT. Tradisi ini yang menyebabkan berbagai polemik dalam masyarakat Islam, orang dianjurkan memberikan nilai positif menjelang puasa. Maksud dari semuanya adalah penyambutan bulan mulia harus di mulai dengan bersalaman mengucapkan kata maaf dan membersihkan diri dari dosa sesama manusia. Memang mulia dalam koridor demikian namun mengapa hal ini dilakukan?, kenapa tidak jauh-jauh hari dilakukan oleh sesama manusia untuk saling memaafkan dan melupakan perselisihan yang terjadi? Apakah ini juga kelemahan dari manusia?, jawab penulis adalah tidak. Setiap manusia harus selalu sanggup dan punya keberanian mengucapkan kata maaf. Baik itu pejabat ataupun rakyat jelata. Setiap yang salah dan khilaf dalam hitungan hari harus bersegera meminta maaf dan memberikan persepsi yang positif bagi yang diberi maaf. Kenapa tidak demikian adanya?
Ketidakberdayaan manusia terhadap kondisi yang terjadi menyebabkan setiap manusia enggan dan acuh tak acuh terhadap kata maaf. Bahkan seringkali secara sengaja mengatakan "emang gue pikirin".  Bobot keimanan kita adalah tolak ukur dari lemahnya untuk berkata tegas tentang maaf, gengsi, harga diri, merasa lebih tua, kaya dan sebagainya. Khilaf dan kesalahan menjadi relatif saat nilai kesalahannya adalah barang sepele yang sengaja dibuat orang disekitarnya untuk sebuah ketidaksukaan kita kepada sesama (like and dislike). Inilah hati manusia yang sudah terjerat oleh akar sebuah politik sehingga hati dan mulut berbeda kata dan berbeda rasa.
Tabir yang selalu terjerat oleh akal budi dan balas budi yang sering dijadikan senjata untuk membicarakan sebuah kesalahan tanpa melihat seberapa besar jasa-jasa orang yang berhubungan dengannya. Yang terlihat di mata adalah sebuah kesalahan dan kekhilafan tanpa melihat hatinya. Apakah hatinya sejahat kesalahannya tidak pernah sedikitpun dibahas. Kontrol emosi inilah yang dikatakan sebagai kecerdasan spiritual/emosional (emotional intelligent) yang tidak semua orang bisa menerjemahkannya pada koridor penilaian akhlak. Setiap manusia adalah mempunyai nyawa, namun terlebih bahwa setiap manusia yang mempunyai nyawa dan ruh adalah sebuah titipan Allah bahwa mereka mempunyai keterbatasan dan kelebihan. Jika setiap dari mereka tidak sangat berhati-hati dalam menilai setiap dari mereka, jelas setiap saat akan mengalami penilaian yang sama tentang akhlak dan karakter yang dinilai. Inilah sebuah kesalahan yang sering dilakukan setiap saat. 

Marilah menjadi pribadi yang tidak saling menjatuhkan, sehingga akan sangat berhati-hati bila mengatakan : "Tidak diterima amal dan puasanya apabila tidak saling memaafkan", ini adalah sebuah vonis dari manusia. Harusnya dikaji dulu bahwa makna tersebut juga menyalahkan seseorang terhadap bentuk kesalahan kembali. Padahal semua bentuk kesalahan dan kekhilafan harus di mengerti dulu akar jatuhnya. Sehingga setelah manusia salah dipersalahkan kembali kalau tidak meminta maaf kepada yang pihak terkait, apalagi menjelang Ramadhan. Sungguh sangat berat beban yang di emban manusia tersebut menjelang Ramadhan.
Berpijaklah pada tali agama Allah yang terbaik sehingga antara jasad, hati dan ruh mampu menerjemahkan hidup secara normal dan seadanya yaitu menilai orang secara baik lewat media yang juga baik.
Wallahu'alam bishowwab

penulis
by Crowja Garichu

Monday, July 18, 2011

ARTI SEBUAH NAMA

Belum lelah rasanya pulang dari bekerja. Terlihat senyuman sendu sang kekasih alias istri. Apaseh gerangan yang terjadi pikirku. Tak lama muncullah racauannya, dengan gundah dia berkata sambil sewot dan berkaca-kaca. "Yah, aku sangat kesal dan marah juga sedih", "Kenapa" jawabku. "Begini yah, aku di suruh mengumpulkan data nama untuk pendataan tambahan honorarium di institusi, terus tak kumpulkan. Data tersebut sampai pada pengurus, terus pimpinan mengecek data nama-nama semua orang yang sudah mengumpulkan. Dia menemukan namaku pada deretan datanya. Eh, dia berkata, Lho namanya koq seperti ini. Ini nama yang salah kaprah alias artinya sangat jelek. Bukankah artinya seperti ini .... ", kata pimpinan institusi. "Hal tersebut disampaikan pimpinan di bawahnya terus disampaikan kepadaku. Aku sangat sedih, akhirnya kujelaskan dengan nada marah bahwa arti namaku adalah seperti ini, seperti yang diberikan oleh orangtuaku. Sampai-sampai aku berucap, bapakku jelek-jelek adalah seorang santri, juga sudah haji. Subhanallah siapa yang salah dalam hal ini". Aku cuma tersenyum mengelus hatinya. Jawabku sederhana, "..biar saja dia mengartikan seperti itu yang penting artinya bukan seperti itu..siapapun tidak berhak mengartikan lain nama seseorang, karena nama sudah tergaris dalam hidup seseorang oleh Allah SWT"

Sebuah ilustrasi hati manusia yang belum bisa dikatakan bisa menemukan surga kelak di akherat dalam bentuk jasad dan ruh. Ingat sebuah jabaran hidup pertanggungjawaban manusia, bahwa amal yang pertama kali di hisab adalah amal sholat kita. Dimana sholatnya baik, baik pula amaliah yang lainnya. Sejenak termenung, bukan mau membantah sebuah kalimat tersebut. Namun setiap manusia yang hidup akan mengalami mati dan setelah mati jelas akan dihisab semua perjalanan hidupnya di dunia. Yang lebih dalam pendekatan penulis adalah bahwa manusia akan melakukan pertanggungjawaban terhadap amalnya dihadapan Allah SWT dengan tuntas dalam semua sisi dalam jasad dan akhlaknya. Sehingga muncul pertanyaan dalam benak penulis. Bentuk sholat yang bagaimana yang akan membuahkan sholat yang terbaik dan diterima sehingga akan menjadi kategori pengertian tadi. 

Menurut penulis bahwa semua perbuatan, perkataan dan hati manusia akan di nilai dalam pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. Sehingga sebuah ibadah sholat adalah sebuah ibadah yang indah dan tidak bisa dicampur adukkan dengan naluri dan akhlak. Bahwa tujuan dari sholat adalah membentuk pribadi yang terbaik sebagai insan. Adapun setelah melaksanakan sholat kualitas akhlak dan yang lainnya masih menunjukkan lemahnya kekuatan sholat yang telah dijalankan adalah kembali kepada namanya yaitu "manusia". Jelaslah dapat di artikan bahwa perbandingan antara surga dan neraka sangat tipis sehingga orang bisa masuk surga dengan mudahnya namun manusia juga bisa dengan mudah terjerumus dalam nerakanya sendiri secara tidak langsung. 
Setiap manusia yang baik adalah manusia yang selalu menyatakan dirinya lemah. Dan dia tidak akan dengan sengaja menghardik, memfitnah dan melakukan kemungkaran walaupun perkataan sekecil apapun. Namun setiap perkataan yang tidak baik hendaklah harus dirujuk kembali ataupun di ralat selanjutnya cenderung untuk bertatap muka dalam kebaikkan bersama. Bukan sebuah analisa yang salah dan kurang melihat figur dan sebab keadaannya.
Inilah sebuah kesalahan yang sering dilakukan oleh orang-orang yang sudah menganggap ilmunya setinggi langit, sehingga lupa akan ajal dan amal sholeh secara hakiki. Kapankah insan ISLAM pada umumnya meminimalkan sebuah egoisme keilmuan dan kemajemukan?? Jawabnya akan kembali pada arti sebuah nama seseorang. Wajah dan kararter yang mempunyai nama "..si fulan.." walaupun dipandang secara sekilas jelas akan menunjukkan aura dari kepribadian dan ambisinya.

Saudara sebangsa dan semuanya. Makna sebuah nama adalah mutlak milik si pemberi nama yaitu orang tuanya, mereka menamakan buah hatinya dengan indah dengan melihat keadaan saat itu terjadi. Dengan yakin orangtua kita memberikan nama dengan arti dan tujuan yang terbaik. Nantinya dengan nama tersebut curahan kasih sayang, harapan dan cita-cita orangtua akan berlanjut ke anak buah hati cinta kasih mereka. Bahwa sembilan bulan sepuluh hari seorang Ibu dan Ayah menantikan kedatangan surganya dengan linangan kerja keras dan airmata. Apakah akan dipandang sebelah mata arti sebuah nama oleh orang lain. Ini adalah sebuah kedzaliman akhlak yang tidak mencerminkan kualitas ibadahnya. Sungguh sangat tragis di dengar oleh telinga. Inikah wajah umat Islam sesungguhnya, kapankah kita akan bersama-sama menemukan surga Allah di akherat denga cara demikian. Yang ada adalah semakin jauh dari rahmat dan hidayah Allah SWT. Insyaflah sebelum siksa kubur akan menjatuhkan setiap manusia dalam penyesalan yang tiada akhir. Minta maaflah dengan bijaksana sebagai muslim/muslimah yang dikasihi_Nya.

Pesan penulis, berilah nama anak-anakmu sebuah nama yang indah dan terbaik. Jangan sampai dikemudian hari nama anak-anakmu akan menjatuhkan keadaan anakmu menjadi insan yang disepelekan karena arti namanya. Sungguh sangat kasihan, kesalahan persepsi mungkin bisa dibenahi namun kesalahan memberikan nama akan berujung pada duka anak sepanjang hidupnya.
Wallahu'alam bishowwab.

penulis
by Crowja Garichu

Saturday, July 16, 2011

SOSOK Jendral

Langkah motor terhenti saat melewati patung Soedirman di Purwokerto, patung Jend. Soedirman salah satu tokoh perjuangan jaman dulu era kemerdekaan. Konon Soedirman adalah sosok pemimpin yang bersahaja, akrab dengan anak buah, seorang pemimpin yang sabar. Sepanjang perjalanan sejarah dia dikenal karena teguh pada prinsip dan keyakinan, konsisten dan konsekuen dalam membela tanah air, bangsa dan negara. Dan kata para simbah, Soedirman muda pernah singgah sebagai Komandan Batalyon di Kroya. Seorang sosok yang punya yoni kata orang jawa. Punya pamor yang khas dan karismatik menjadi buah bibir karena sepak terjang yang mengetarkan nyali penjajah saat itu. Termenung sejenak dalam lamunan, sebuah ilustrasi hidup manusia jawa yang sabar akan nikmat Allah SWT. Memang banyak orang suskes di jaman ini, namun pertanyaannya apakah mereka mampu bersaing seperti para pahlawan kita. Apa bentuk persaingan karakter tersebut !? Apakah yang nama_nya SOE bisa sukses seperti Soekarno, Soedirman, Soeharto dan Soe2 yang laen. hmm.

Banyak faktor yang menjadikan manusia hidup di dunia menjalani sebuah takdir kesuksesan. Bisa karena pandai, kaya, bertitel S1, S2, S3 sampai Esteh mungkin. Bisa karena buapaknya sukses anaknya terseret arus sukses. Bisa pula karena kebetulan saja atau mungkin faktor keberuntungan. Atau bisa saja karena takdir. Sekarang jasad_nya adalah apa bisa kita memprediksikan hidup kita dalam kata indah usaha dan do'a. Segudang pertanyaan ada dan masuk di benak manusia. Namun yang sering dilupakan adalah semua itu adalah kehendak Allah rabbul 'alamin. Bahwa kita meneruskan hidup cuma untuk beribadah kepada Allah, yaitu sebuah nilai dan makna indah dari Tunduk yaitu Dhien Islam. Jarang pula setiap insan menyatakan dirinya patuh terhadap Allah walaupun mereka dalam naungan kesuksesan, karena setiap yang punya pasti akan mengatakan hal yang tidak mengenakkan terhadap yang tidak punya. Itulah rumus manusia yang berada dalam dua telapak tangan yang punya unsur berlawanan iri + dengki dan iman. Naluri inilah yang membawa manusia pada titik kelemahannya yaitu berkawan dengan syaitan.

Segudang hasrat yang menjadikan wajah manusia yang damai dan tentram berubah jadi memerah. Karena harta, kenikmatan sesaat, kurangnya kedewasaan, lemah dalam syahwat dan sebagainya. Selalu merasa dirinya jadi manusia besar dan melupakan teman, sabahat bahkan saudaranya sendiri. Namun sebenarnya dalam dirinya terdapat sebuah kerapuhan jiwa yang selalu di pupuk dengan enak dan nyaman. Saat menyendiri dia tersadar bahwa apabila teman, sahabat dan saudara meninggalkannya dia akan tergeletak jatuh dan rapuh. Saat itu kepada siapa dia akan bertanya. Tentunya hanya kepada Allah SWT tempat kembali. Tapi ada perasaan yang hilang saat setiap manusia yang kembali pada kepercayaan pada dirinya mendapatkan sebuah ujian balik pada dirinya. Siapkah dia akan kenikmatan Allah yang berupa cobaan hidup.

Pertanyaan tinggal pertanyaan. Yang ada adakah warna raut wajahmu akan berubah saat melihat ketidakmampuan menjadi diri sendiri?. Gelisah, gundah, ragu, kecewa dan sedih. Kebahagiaan tinggallah kenangan apakah dia mampu menjadi figur kembali setelahnya. Jawablah setelah anda merasakannya kelak, sujud dan tafakurmu akan membawamu dalam alam lain yang belum pernah engkau kenal sebelumnya. 
Seorang pemimpin sejati adalah seorang yang mempunyai jiwa besar dan mempunyai jiwa kecil. Artinya berjiwa besar apabila tidak disukai oleh anak buahnya dan jiwa yang selalu merasa kecil di hadapan Allah SWT. Sehingga nilai amanah dariNya bukan merupakan wewenangnya untuk menjadi seorang pemimpin yang melupakan empati dan hatinurani. Hal inilah yang selalu di impikan dalam sebuah tatanan dalam semua lini kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Sehingga lentera kaum lemah dalam sampai kepada relung hati setiap orang yang menyatakan dirinya sebagai seorang pemimpin sejati kata_nya.
Jikalau hidup mau di tukar apakah anda mau menjadi pemimpin sukses di akherat dengan banyak bidadari di sampingmu. Ataukah sukses menjadi pemimpin di bumi dengan dampingan 4 orang istri dalam satu atap yang bocor?. Hmm, menarik untuk dijabarkan susah untuk di renungkan. Selamat merenungkan_nya saudaraku. Semoga menjadi pribadi yang sama antara hati dan lisan-mu
Wallahu'alam bishowwab..

by Crowja Garichu

Wednesday, July 13, 2011

HALUS_INASI

Ada banyak komentar setelah sebuah piring yang berisi makanan sangat enak, makanan yang membuat bibir kita menikmatinya tanpa henti seolah makanan tersebut terus menempel dengan kuat. Di lepas sayang di buang bukan pada tempatnya. Itulah nikmatnya menikmati makanan kesukaan kita, enak di lidah dan nyaman di tenggorokan indah di perut. Itulah hakekat hidup manusia. Bahwa setelah kenyang merasakan nikmat dalam perut dan hati serta jiwa. Apa seh keinginan manusia selanjutnya, tidak lain hanyalah tidur menikmati kenyamanan kenyang dan mimpi indah. Manusia sudah menikmati hidup semaksimal mungkin, kaya, bermartabat dan sukses akan terbentur dengan sebuah pola fikir dan titik kejenuhan dalam segala hal. Semangat menurun, pikiran bingung, hati gelisah, jiwanya merana, badannya sakit. Kesadaran memulai kembali/restart perjuangan akan sangat membuat semakin losses energi yang dibangkitkan secara kuat. Yang akan terjadi sebuah kematangan apakah sebuah penolakan akan jatidiri itu sendiri. Dehidrasi ini akan muncul dalam pemikiran insan, siapapun, dimanapun dan dalam kondisi apapun setiap dari orang akan mengalaminya baik sama ataupun mirip. 


Sejujurnya setiap dari kita akan tersentuh hatinya manakala melihat saudara, teman dan orang lain tersakiti. Tidak tega dan merasa sedih apabila hal yang tidak mengenakkan hati menimpanya, perasaan trenyuh, ikut galau dan sebagainya datang menemui. Namun tidak semua orang yang mengenal kita akan merasakan dan memberikan persepsi ikut merasakan semua kegalauan hati kita. Banyak di antara teman, rekan bahkan sahabat akan menjauh saat kita mengalami penderitaan. Ada sebuah nilai yang tergadaikan yang tidak pernah dirasakan dalam bersosialisasi sebagai manusia berbudi. Banyak faktor yang menyebabkan lepasnya keyakinan di hubungan komunikasi dengan itu semua. Sungguh menyedihkan kehidupan bersaudara, pertemanan dan persahabatan.


Kalau dirasakan dalam hati kecil, sebuah contoh saat kita terbaring di pembaringan karena sakit, psikologis dan fisik akan membutuhkan tenaga penuh yang akan membangkitkan semangat baru untuk berupaya sembuh. Tenaga dalam ini tidak terbentuk mutlak dari suplay makanan dan obat yang membantu proses penyembuhannya. Apa seh yang menunjang kesembuhan penyakit kita. Adalah ucapan dan kehadiran saudara, keluarga, teman dan sahabat. Kemunculan mereka adalah obat termanjur, termahal dan terakurat yang akan menyembuhkan kegalauan hati dan penyakit kita. Bagaimana ini terjadi dengan anda?. Saat kesadaran seperti itu tumbuh, muncullah sebuah naluri empati pada diri seseorang. Naluri yang akan menuntun sebuah hidayah baru, bahwa apa yang mengganjal pada hati kita yang keras karena egois, serakah, iri dan dengki akan terkikis secara perlahan dan pasti. Pembelajaran ideal yang merubah pola fikir menjadi manusia dan seseorang yang jauh lebih beruntung dari orang lain pada koridor ketenangan jiwa dan raga. Apapun yang akan terjadi akan semakin dekat dengan yang kuasa dalam kondisi apapun. Dan jalan keluar dari problema hidup selalu akan muncul di saat kita membutuhkannya dari arah manapun.
Halusinasi setiap orang tidak akan sama, persamaannya bisa saling merasakan lapar dan dahaga. Kekurangannya tidak bisa bersama-sama menikmati kenyang dan kenikmatan pesta. Saat lapar sekarat bersama, saat datangnya makanan berhamburan berebut saling tendang dan sikut demi perut sendiri. Kemanakah kejernihan hati yang selalu terbentuk oleh rutinitas ibadah yang dilakukan sehari-hari. Bila ini berlanjut hanya sebuah halus_inasi yang bisa diraih sebagai bentuk kualitas maksimal dari keilmuan kita.
Adakah semua yang kita fikirkan sama dengan apa yang di fikirkan oleh orang lain. Jawabnya adalah jangan pernah berfikir apa yang kita inginkan akan sesuai dengan apa yang di inginkan oleh orang lain. Tapi sentuhlah setiap orang dengan kedekatan keinginan kita yang kuat supaya setiap orang mau mendukung dan memberikan persepsi yang baik terhadap usaha kita. Kembalilah pada sebuah jargon bahwa tidak semua orang suka terhadap diri dan pribadi kita. Berfikirlah apa yang sudah kita berikan kepada teman, sahabat dan intitusi tempat kita berpijak, bukan sebaliknya apa yang sudah mereka berikan kepada kita. Inilah sebuah tolak ukur hancur dan berkembangnya sebuah peradaban dan sosio kultur yang berkembang. Saling beradu job deskripsi dan tender perseorangan sehingga melahirkan halusinasi sistem yang sebenarnya di bangun untuk dilanggar dan dihancurkan sendiri. Insyaflah sebelum sama-sama kelaparan.
Wallahu'alam bishowwab..
by Crowja Garichu

Friday, July 1, 2011

Khalifathul fil ardhi

Selayang pandang, seutas tali temali, sejerat benang. Ada sebuah pepatah gunung dikejar takkan pernah lari kemana, hati dikejar juga takkan pernah mau peduli bila tidak saling mengerti. Siang berganti malam dan malam kembali berubah siang. Istilah hidup manusia dalam menjembatani nilai dan arti kehidupan. Banyak hal yang patut di benarkan apabila setiap manusia ingin merubah hidup, persepsi dan peningkatan harkat serta yang lebih tinggi lagi kekayaan dan kemuliaan. Itu semua tujuan yang mulia yang patut di raih sepanjang hidup. Menyikapi itu semua sudah selayaknya apabila setiap usaha yang di raih adalah memiliki bobot yang harus selalu dijadikan cambuk peningkatan kualitasnya. Apa sih semua itu?... Adalah kata mulia yaitu TAKUT.

Umpama sebuah burung akan terbang dan menemukan sebuah ekosistem baru yang lebih damai. Manusia juga akan sama bilamana kejenuhan dalam semua hal sudah mencapai batas kritis, pasti cara dan upaya baru akan dirubah demi perbaikan keadaan. Namun apabila tidak ada sebuah kekuatan untuk mewujudkan itu semua hanya angan yang menjadi kenyataan buntu dan dead. Dalam masyarakat barat sudah yang haus akan sebuah penemuan dan penelitian, dari jaman ke jaman mereka sudah mencoba mencari wawasan baru demi sebuah peningkatan kualitas pemikiran dan kehidupan serta kemajuan. Ada yang membelah samudra mencari wilayah baru, ada yang mencari suasana dan masyarakat baru dan sengaja pergi ke timur untuk hijrah. Ada pula yang berupaya berevolusi dengan berbagai bidang. Dulu manusia belum mengenal telepon muncullah penemu telepon hingga sekarang setiap dari manusia membawa telepon kemana-mana, sampai-sampai ke kamar kecil bawa ponsel. Sungguh dunia tiada jarak dan orang sudah semakin indah dalam berkomunikasi. Adanya televisi manusia dari seluruh penjuru bisa menyaksikan berita terbaru, ada tsunami, kebakaran, ibu melahirkan sepuluh kambing berkaki enam dan sebagainya. Sungguh dunia hanya wajah-wajah yang penuh warna-warni setiap saat.

Sampai kemana manusia berjalan semua tidak mengenal rasa takut. Dengan santainya menabur keindahan dan kenikmatan. Dengan sadar meraih mimpi dalam berbagai cara baik yang sejujurnya maupun penuh kecurangan, banyak manusia mencelakakan sesama demi selembar uang, banyak dari manusia melupakan Tuhannya hanya demi kenikmatan dunia. Selebihnya siapakah yang merasa takut di antara mereka. Tidak pernah atau sengaja lupa bahwa hidup mereka akan berakhir di ujung dua meter persegi tanah. Bila mengingat itu semua apa artinya upaya dan kerja keras yang dilakukan tanpa mengenal lelah. Keringat di peras, kaki menjadi kepala dan kepala menjadi kaki demi meneruskan hidup keluarga. Indah sekali perjuangan manusia demi kelangsungan hidup dan peningkatan hidup. Apa rasa takut sebenarnya?

Takut.. Setiap manusia pasti akan merasa takut. Takut menjadi miskin, takut menjadi tua, takut menjadi lupa, takut menjadi orang lemah, takut menjadi orang besar, takut tidak punya pekerjaan, takut dipecat, takut dilupakan orang, takut menjadi pribadi yang jujur, takut tidak punya teman, takut menikah, takut jujur bila salah dan semua rasa takut yang kadang muncul tanpa sebab tanpa problem. Dan yang lebih parah lagi adalah takut tidak punya kepercayaan pada diri sendiri. Itulah aura manusia yang pada hari per hari dalam hitungan tujuh hari kelipatannya mengalami berbagai bentuk keadaan yang berbeda-beda. Inilah manusia yang sempurna dalam pandangan Islam bahwa manusia harus mempunyai rasa takut terhadap kondisi yang tidak bisa dipecahkan sendiri. Justru manusia yang tidak pernah merasa takut adalah seorang manusia yang mempunyai lubang dalam hatinya. Hatinya telah bocor oleh kerikil yang melekat menutupi hati, sehingga lupa dan tidak bisa merasakan rasa takut.
Bila pencernaan kita mencerna makanan, apakah pencernaan akan merasa takut untuk menggiling semua makanan yang masuk dalam tubuh. Baik beracun ataupun yang tidak, yang halal ataupun haram, yang keras ataupun makanan lembek, makanan ringan atau yang berat, minuman yang berbahaya ataupun minuman segar. Tidak pernah menolak pencernaan menanggapi makanan yang masuk. Tapi bagaimanakah dengan makanan yang akan dimasukkan ke dalamnya apakah yang punya mulut dan pencernaan itu tidak merasa takut bila mau memakannya??
Sebuah wacana yang indah bila di dengar namun susah di artikan dalam pencapaian pola fikir kita. Yang ada adalah cuek yang penting kenyang dan dahaga hilang. Semoga kita selalu punya rasa takut. Takut mencari dan membicarakan aib orang lain, takut berbuat salah kepada sesama, takut menjadi kaya raya dan melupakan jatah kekayaan kita kepada kaum dhuafa. Takut memasukkan barang haram ke dalam mulut kita, takut merebut rejeki orang, takut menjadi orang yang tidak punya hati nurani. Dan takut kepada Allah rabbul 'alamin. Keberanian dan kesadaran untuk mengatakan rasa takut adalah ujung tombak menemukan hidayahNya. Jerih payah kita yang berbuah surga dan keberkahan adalah dari limpahan kebaikan pencipta karena selalu merasa takut dan tunduk atas apa yang seharusnya dilakukan manusia di bumi. Khalifatul fil Ardhi adalah jejak manusia bumi yang selalu meninggalkan telapak yang patut dijadikan contoh baik. Dana kebaikan yang sebenarnya adalah adanya rasa takut terhadap setiap apa yang kita lakukan tidak karena Allah SWT. Semoga semua dari kita selalu menjadi manusia yang punya karakter tersebut. Amien.
Wallahu'alam bishowwab.
by Crowja Garichu

 
back to top