Thursday, December 15, 2011

Hakekat seorang pemimpin adalah pelayan

Setiap manusia akan memperoleh rejeki, kemulyaan dan derajat hidup yang lebih baik manakala selalu bersyukur dalam setiap sisi aspek kehidupannya sekecil apapun peran hidupnya di mata keluarga, masyarakat dan bangsanya. Inilah tolak ukur bagaimana kita bisa sukses menerima dan memberi masukan dalam pergaulan hidup beragama, bermasyarakat dan berbangsa. Kalau mau jujur sudahkah anda menjadi figur yang mengayomi pada setiap pribadi orang lain? Jawabnya adalah belumlah pasti anda sudah mampu atau bisa menjadi figur yang baik di mata orang sekelilingmu. Karena setiap kelebihan yang dimiliki olehmu merupakan kekuranganmu dalam setiap perilaku sosial di sekelilinmu pada khususnya. Boleh jadi banyak yang tidak suka di banding yang pro terhadap pola fikir, sepak terjang dan tutur katamu. Inilah lautan kenikmatan yang berbalik arah menjadi stunami dalam kehidupan setiap orang yang saling bersilaturahmi.


Usia boleh di bilang sudah rapuh namun, setiap goresan tinta yang telah ditinggalkan akan membuahkan sebuah sketsa wajah dalam kertas. Kertas yang hitam akan berubah memutih lambat laun, demikian pula kertas yang putih akan memudar dan menjadi kelam. Hari demi hari di lalui dengan setumpuk kenikmatan. Dunia dan seisinya menjadi saksi dimana setiap langkah hidupnya penuh dengan nuansa hasrat dan perjalanan yang panjang. Usia akan selalu bertambah namun berkurang jatah hidupnya. Jikalau ada sebuah irama yang lebih indah tentunya setiap manusia mampu menjadi diri sendiri tanpa naungan siapapun. Wajah yang molek bisa jadi di bilang jelak apabila tidak memakai make up. 


Sejumlah pertanyaan akan selalu datang bagaikan siraman hujan, siapakah anda dan bagaimana peran sertanya dalam hidup di sekitarmu. Semua akan terjawab sendiri bahkan jauh hari sebelum pertanyaan ini muncul. Andalah yang tahu kapan jiwa anda akan menjadi kuat dan kapan jiwamu akan menurun dan rapuh menjadi manusia kurang berguna dan dihargai.

Sosok pemimpin masa depan adalah seorang pribadi yang sanggup berjuang demi hajat hidup orang banyak tanpa mengenal lelah. Begitu berat kondisi ini, dimana jaman sudah sangat maju ibarat dibawah kolong tempat tidur bisa mengakses seluruh dunia dengan internet. Di sawah bisa transaksi harga jual padi online, di kolam pancing bisa melihat anaknya di Amrik. Dan setumpuk hal indah sebagai wujud kemudahan peradaban. Akankah semua orang yang mengatasnamakan dirinya seorang pemimpin bisa menjadi tali yang kuat menghubungkan akses jalaur yang tidak nyata dalam dunia maya. Semoga figur pemimpin yang selalu melayani adalah dambaan kita semua. Bangsa dan rakyat yang makmur adalah tujuan pembangunan nasional. kapan lagi akan kita lakukan selama hayat masih di kandung badan.
Marilah berjiwa arif menjadi pemimpin sejati yang selalu mengayomi bawahan dan kaum lemah. Karena semua kepemimpinan di dunia akan dipertanggungjawabkan di akherat. Terkadang fikiran ini ada di relung hati semua pemimpin namun seringkali lupa apaseh yang tadi di fikirkan sejenak.!!??
Wallahu'alam


By Chie Zhoen

Tuesday, December 6, 2011

Kawasan Rawan Pencurian di sekitar UNNES Semarang. Antara Glamuornya dunia pendidikan dan kinerja aparat. Ataukah sebaliknya?

"Dalam hitungan menit ludes semua barang", kata salah satu yang mahasiswa yang tidak mau disebut namanya. Sebuah ekosistem yang terbentuk untuk memajukan bangsa dan negara. Dengan membangun sebuah sarana belajar untuk anak-anak Indonesia yang ingin meneruskan wawasan keilmuan dalam dunia pendidikan. Sehingga muncullah kawasan yang tadinya merah menjadi hijau dan menawan. Lapangan pekerjaan semakin banyak, kesempatan kemakmuran sudah bisa terbaca dengan mudah. Menanamkan investasi alangkah indahnya seperti menanam jagung di musim penghujan. Di sadari atau tidak merupakan kenaikan peradaban yang semakin maju dan hendaknya di iringi dengan semakin arifnya menjadi warga negara yang bertanggungjawab bukannya menjadi sampah-sampah linkungan dan masyarakat.

Berharap orangtua mewariskan keilmuan pada anak-anak mereka. Beranjak mereka terjun dalam dunia pembelajaran di kampus. Tersebutlah sebuah kampus yang hijau dan damai. Di buka dalam kawasan yang indah Gunung Pati namanya. Sebuah area yang naik dan turun ibarat dua buah susu ibu yang tersusun ramai. Sepanjang jalan penulis mengamati alangkah sejuk dan indahnya kehidupan dalam suasana alam yang masih hijau dan segar. Nyaman dan damai untuk mengisi otak dengan buku perpustakaan dan ocehan dosen. Sepanjang jalan sudah banyak bermunculan perumahan penduduk yang sengaja di diami ataupun sengaja dibangun untuk meramaikan suasana kampus yaitu membuat investasi jalan dengan menampung mahasiswa/i yang ikut dalam pembelajaran di kampus. Sebuah sebab akibat yang saling menguntungkan dalam koridor sebuah bisnis investasi manusia. 

Namun alangkah di sayangkan apabila suasana indah, damai dan banyaknya kicauan burung berubah menjadi hiruk pikuk kendaraan dengan berbagai kepentingan dalam kondisi tidak saling mengenal. Retaknya hubungan antara pribumi dan pendatang yang setiap hari muncul sebuah ekses yang kurang nyaman. Ekses yang memberikan sebuah wacana baru akan wilayah perkotaan yang semakin miskin dengan sikap saling peduli dan perhatian. Sungguh sangat disayangkan apabila wadah dan area membentuk insan berilmu merupakan wilayah yang jauh dari sikap orang-orang berilmu. Salah siapa dan dosa siapa serta apakah kepedulian pemerintah setempat terhadap kondisi yang sekian hari dan sepanjang tahun menjadi media yang kurang sedap di pandang mata. 

Maraknya pencurian contohnya, adalah kenyataan yang tidak bisa dihindarkan dan kurang mendapatkan respon yang baik dari aparat setempat. Saling melempar tanggungjawab yang lupa akan tugasnya masing-masing. Sampai belum pernah adanya penanganan yang serius dari aparat keamanan. Penulis menyimak pembicaraan dari seorang aparat kelurahan yang belum pernah mendengar adanya penangkapan dari curanmor dan sebagainya di lingkungan sekitar kampus. Sebuah wacana yang seharusnya menjadi masukan yang perlu di tindaklanjuti. Komplain warga ataupun orangtua mahasiswa yang kurang mendapat respon padahal adalah warna saling menguntungkan demi kelangsungan bersama. Sampai kapankah suasan ini menjadi momok yang tidak kunjung usai?

Banyak hal yang perlu disyukuri dalam kemajuan di sepanjang wilayah yang basah dengan kemakmuran. Namun bukan kata syukur saja yang perlu dikatakan, tapi upaya dan bukti nyata yang seharusnya di kedepankan untuk sebuah kawasan yang bebas dari asap rokok. Kawasan yang seharusnya menjadi tolak ukur kemajuan sebuah bangsa yang besar. Bukannya bangsa yang semakin terpuruk dalam alam manipulasi dan korupsi. Akankah ini menjadi hal yang unik ataukah hanya isapan jempol belaka. Seperti ucapan seorang warga. "Sudah hal umum pencurian di sekitar sini mas". Sungguh sangat menyedihkan. Coba tenggok sisi lain yang menyebabkan hal tersebut tumbuh yaitu keinginan orangtua untuk menjadikan anak-anak mereka tumpuan harapan kedua orangtuanya. Dengan susah payah mencari uang untuk anak-anak mereka bisa sekolah tinggi makan genteng Perguruan Tinggi. Setiap bulan harus merogoh kocek yang tidak sedikit demi sebuah harapan yang lebih baik. Patutlah kalau ini di fikirkan secara arif.

Berikut wawancara penulis dengan aparat kelurahan setempat :


by Chie Zhoen

                     

Saturday, November 26, 2011

Membuka Pintu Pahala

Kesibukan dalam mencari nafkah dengan semangat yang tinggi tak mengenal waktu dan ukuran. Bergelut dengan berbagai warna manusia di pasar, jalanan, instansi, sekolah dan dimanapun mereka mencari seonggok rupiah demi rupiah. Berangkat pagi pulang malam. Siangnya tidur malamnya keluyuran dan semua hal yang membuat rupiah tertumpah menjadi daging dan pola fikir. Termakan oleh darah daging kita, dimakan getir dirasakan kurang nikmat dihayati tidak berbuntut keberkahan, barokah hanya sebatas harapan. Terfikir atau tidak oleh kita semua ujung dan pangkalnya akan selalu terbayang dan dirasakan dalam urat nadi kita. Kemanapun dan dimanapun kita mencari rizki, akan kembali kepada jatidiri manusia yaitu insan yang lemah. Lemah dalam menerjemahkan sebuah nikmat rizki, lemah mengartikan kemewahan hidup, lemah dalam kenikmatan beribadah dengan dukungan harta dan keberkahan hidup. Tolak ukur manakah yang menjadikan jiwa dan naluri kita reflkes membentuk wadah yang akurat menjadi sebuah pahala yang indah?

Tips, kiat dan segudang resep menjadi orang sukses mungkin sudah pernah dilakukan dan sudah banyak membuahkan hasil yang sangat membanggakan jiwa dan raga. Alkisah jadilah kita manusia yang disegani karena kaya, dihormati karena punya jabatan, dikagumi karena gagah atau cantik, disayangi karena dekat dengan sedekah, dihargai karena kebutuhan. Ada banyak teman, rekan, saudara berdekatan seperti buih di lautan, terkena ombakpun akan datang lagi. Setiap hari selalu menikmati keindahan dalam menjalani hidup, tak mengenal susah apalagi kekurangan receh untuk bayar parkiran. Semua adalah surga yang indah dalam setiap gerak langkahnya sepanjang pagi, petang hingga malam begitu seterusnya. Entah kapan akan mencapai titik jenuh, mungkin juga tidak pernah akan mengalami kejenuhan hidup.

Rame majelis ta'lim di isi dengan manusia berbondong-bondong mencari kesejukkan udara petang dan pagi hari. Inilah rutinitas sisi lain manusia yang sudah setingkat lebih tinggi karena kelebihan harta yang dimilik atau bahkan belum menyatakan dirinya cukup ataupun niat murni beribadah. Dengan santai dan indah mereka mendengarkan ustadz menerjemahkan hidup sebagai upaya menuju Allah SWT. Sang ustadz menjabarkan bagaimana tolak ukur dalam ukuran manusia menjadi pribadi yang istiqomah di jalanNya. Dengan diselingi pujian kepada Allah dan Nabi semakin indah komunikasi verbal menuju Allah dalam suasana pengajian. Adakah keindahan dan kesejukkan di dalamnya?
Kalau berjalan lurus, mungkin bukanlah ujian namanya. Namun kalau memang tidak pernah menjalani hidup penuh ujian mungkin kenikmatan namanya. Ada hal yang membuat kenikmatan hidup adalah sebuah jembatan menuju kenikmatan abadi di akherat yaitu dengan membuka pintu pahala pada diri sendiri. Bentuk sederhana ini adalah wacana "beranggapanlah pada jiwa dan hati kita KAYA dan anggaplah jiwa, hati dan raga orang lain MISKIN". Sebuah arti sederhana dalam hidup di dunia yang terlepas dari unsur akidah. Namun inilah bentuk keikhlasan kita menuju ilmu Allah SWT secara tidak langsung, pintu pahala yang sesungguhnya ada di depan mata. Kalau jiwa dan hati kita merasa kaya walaupun bergelimang harta kita akan merasa miskin di hadapan Allah SWT karena semua adalah pemberianNya. Jikalau belum kaya dengan kenikmatan hati dan jiwa kita yang kaya akan membuat tetap istiqomahnya beribadah kepada Allah SWT dalam kondisi apapun.
Semua adalah harapan semua orang dengan hidup indah dan menikmatan kemewahan di dunia dan berharap penuh hal serupa juga akan di alami di akherat negeri keabadian. Marilah kita mengucapkan astaghfirullahal adzim, semoga kita selalu menjadi hamba dan insan yang selalu mengucapkan syukur atas semua nikmat yang diberikan Allah SWT. Amien yaa rabbal 'alamin. Wallahu'alam.
by Chie Zhoen

Tuesday, November 15, 2011

Akidah, Akhlak, Muamalah atau sebaliknya

Berbicara panjang tentang kesempurnaan warna hidup manusia tidak akan pernah berhenti dalam satu titik tunggu yang sama bahkan dinyatakan sempurna. Dalam hidup kita keadaan diri dan lingkungan adalah bentuk dari kenyataan yang harus dipahami dalam skala yang sebaik-baiknya. Dalam koridor yang tepat di semua sisi pandangan. Menyangkut pandangan akidah, akhlak dan muamalah. Setiap yang menyatakan dirinya dalam sebuah syahadat "ashaduallaillahaillallah waashaduanna muhammadarosulullah" akan selalu berupaya menjadi pribadi yang tawadlu'. Pribadi yang serupa antara akidah, bibir dan hatinya. Siapakah yang akan menjadikan diri kita menjadi pola fikir yang berakidah. Adalah sebuah pertanyaan yang mengandung banyak sangahan dan kritikan. Namun tentunya bukan barang baru manakala setiap hidup di lingkungan harus mampu menjaga dan mengikuti ekses yang terjadi di dalamnya.
Akidah terbentuk oleh rutinitas kita yang sempurna. Sempurna dalam hubungannya dengan Allah SWT (hablumminallah). Apakah selama hidup menghadap Allah hati dan jasadnya bisa menerima anugrah, nikmat dan rasa syukur. Ataukah selama itu hidupnya tidak tenang dalam menerima nikmat dan karunia yang selalu diberikan tanpa batas. Kesempurnaan itu tentunya lewat sebuah jalan panjang yaitu istiqomah sujud (ibadah). Namun kendala yang menyelimutinya adalah sebuah penyakit hati yaitu RIYA.
Akhlak adalah hasil atau output dari pemahaman akidah yang tertuang dalam rutinitas ibadah mengahdap Allah SWT. Akankah selama hidup beribadah secara istiqomah mampu membentuk watak atau akhlak kita yang terbaik. Akhlak yang terbaik adalah sebuah gambaran wajah manusia memandang diri pribadi dan lingkungannya sebagai warna yang beragam, sehingga kita mampu bersyukur terhadap sebuah perbedaan. Ahklak yang mengedepankan hatinurani bukan ambisi, hasrat dan keinginan. Akhlak yang menjadikan diri kita semakin rendah untuk sujud kepadaNya.
Muamalah adalah sebuah hasil karya dari akhlak dan akidah yang dituangkan dalam sebuah keharmonisan hubungan sesama manusia dan makhluk di sekelilingnya. Muamalah (hablumminannas) sudah banyak diberbincangan dalam semua lini forum dan pembelajaran. Dan akhirnya sering menghasilkan simpang siurnya pemahaman bahkan sering berbenturan. Sehingga yang muncul adalah saling menghadang dan menyerang akidah.
Sudah banyak pengalaman pahit sering dialami dalam hidup dalam komunitas yang beragam, berbeda akidah, berbeda pandangan, berbeda analisa dan bahkan berbeda aturan. Muncullah sebuah warna lain sehingga menjadikan runtuhnya akhlak yang telah di bangun dengan susah payah oleh akidah kita sendiri. Akankah kita semua sebagai makhluk Allah SWT selalu membuat kerusakan di muka bumi dan meninggalkan sebuah keyakinan bahkan shodaqoh dan amal jariyah kita adalah oleh alam sekitar kita yang telah memberikan andil kita untuk bisa hidup bersama. Marilah menjadi figur yang diamini banyak masjid dan memberikan adzan bagi seluruh penjuru alam. Akhlah rasul adalah cerminan itu semua. Wallahua'lam.

Thursday, November 10, 2011

Menjaring matahari

Terlihat cerah hamparan rumput ilalang
Lembut melambai menyejukkan dada
Terdengar lirih merdu lantunan suara seruling
Merasuk mendalam merambah naluri


Terdengar menyusul alunan suara tangisan
Sebuah wajah menengok menengadah
Tersenyum, menangis, meronta dan mempesona
Engkaulah belaian jiwa, hadirlah dalam pelukkan


Sorot mata berbinar menambah indah dan sedih setiap jangkauan keinginan manusia yang sarat dengan harapan, angan, keinginan, sukacita, tautan dan semua keindahan rengkuhan hati adalah wujud dari sebuah warna jiwa yang pasrah dan sederhana. Sederhana dalam menikmati hidup dan sederhana dalam setiap tutur kata kita. Seiring bertambahnya usia, semua manusia akan memiliki naluri untuk menjadi diri dan pribadi sendiri. Memiliki warna sendiri dan beda dengan yang lain. Dari waktu ke waktu, dari hari ke bulan dan terus berganti tahun. Tidak hanya pakaian saja yang melekat yang merubah bentuk jasad kita, namun terlebih adalah berubahnya warna irama hati kita. Semakin mengerti akan sebuah jalan hidup dan kehidupan.

Ada perumpamaan yang dilupakan banyak orang, " sakit sama mengaduh luka sama mengeluh". Tubuh yang berisi jasad dan ruh akan selalu seiya sekata dalam setiap keadaan. Dengan satu tujuan akan mengalami perubahan segalanya. Ada saatnya tersenyum, ada waktunya menangis, ada keadaan yang membuat kita merenung, ada juga saat kita bersimpuh, ada kalanya juga kita harus bersujud. Kemanakah akan di langkahkan kaki dan pijakkan tangan kita menggapai seabreg gejolak jiwa. Banyak dari insan berontak dan tak berdaya hingga jalannya melemah tiada daya. Mencari sebuah keyakinan kalau apa yang kita mau semua akan mendukungnya. Hingga datanglah saat dimana kita akan merenung kembali dimana antara kenyataan dan harapan berbenturan dan membuka luka hati
Duduk bersimpuh menatap matahari, di sana ada panas, di sana ada api yang membara, di sana pula ada gejolak yang tidak akan pernah padam sepanjang jaman. Ibarat dua kutub yang saling di aliri arus, inilah wujud jasad kita. Arus akan mengalir searah ataupun bolak balik tergantung dari bagaimana kuatnya penghantar jasad menjadi tulang punggung mengalirnya arus. Tahanan yang menghambat dalam tubuh haruslah selalu di siram dengan api pula jika arus kuat menghampiri. Apa yang akan menetralisir BEKUnya darah kita? Sebuah rasa nikmatlah yang membawa aura tubuh akan menghangat dan membara namun tidak terpengaruh derasnya arus. Apalah itu? Sebuah istighfar Qubro yang membawa kedamaian dalam sanubari oleh desakan keinginan dan naluri resah.
Beranjaklah bangkit malaikat kecil
Engkau adalah wajah keras yang lak luka oleh matahari
Tengadahlah menyambut dan menjaring matahari
Tangismu adalah syukurnya, senyummu adalah indahnya dunia

Detak jantungmu sebuah ilusi 
Ilusi menatap panasnya hati
Tetapi bukanlah tanpa sepi dan duri
Namun semua wujudmu adalah matahatinya

by Chie Zhoen

Monday, November 7, 2011

Jatah Hidup Manusia

Seringkali kita melupakan sebuah kepercayaan pada diri seseorang yang selalu diperlakukan dengan kurang adil dan bijaksana. Bagaimana kita memperlakukan orang lain sekehendak hati kita. Tidak bisa menghargai jerih payah, usaha, pemikiran, kecerdasan, kebaikan, kejujuran, kesederhanaan bahkan ketulusan. Hanya karena sebuah kata TIDAK SUKA. Sebuah hal yang kurang manusiawi terdengar di telinga bahkan meyakitkan kalau dihayati. Kita banyak beranggapan sudah lebih baik dibanding orang lain. Lebih kaya, sukses dan dihargai orang banyak. Imbasnya tidak bisa menerima hal baik tentang orang lain dan cenderung selalu memusuhinya. Pertanyaannya adalah apakah anda lebih baik di banding orang lain, jawabnya bisa ya atau tidak. Iya di lihat dari kacamata dunia dan tidak di lihat dari sebuah hati nurani. Jikalau anda pada posisi sebaliknya apakah anda bisa berbuat lebih banyak?, tentunya hanya cemoohan yang didapat. 

Banyak faktor yang menyebabkan kekecewaan orang lain karena sifat kita yang kurang peduli terhadap citra diri seseorang. Hingga melahirkan sebuah wacana yang berbeda tentang pribadi teman, sahabat bahkan orang terdekat kita. Luapan itu semua adalah kurang adanya komunikasi yang edukatif yang memberikan nuansa kedewasaan dan keakraban yang membangun dua buah lensa hati. Adanya kualitas kepercayaan yang naik turun karena sebuah biografi seseorang yang justru disampaikan bukan dari si pemilik biografi dan seterusnya. Sehingga muncul pengikisan kepercayaan secara signifikan. Hanya ego yang terus dikembangkan tanpa di dasari oleh sifat asah, asih dan asuh. Faktor ini banyak sekali muncul pada sebuah komunitas pekerjaan antara bawahan dan atasan. Seorang atasan biasanya menilai bawahan justru saat mereka melakukan kesalahan, namun jarang sekali mengamati sebuah kelebihan seseorang bahkan kebaikan sifat bawahannya. Sebaliknya bawahan karena ekstra keras tugasnya selalu memberikan persepsi yang kurang nyaman terhadap kebijakkan atasan-atasannya. 

Berbagai warna yang sering dominan harus diluruskan, selanjutnya bagaimana memunculkan sebuah wahana baru untuk membentuk kepercayaan tanpa di kotori doktrin orang lain terhadap yang di nilai di depan kita. Adalah pertanyaan yang membutuhkan kualitas akhlak yang brillian yang merupakan sandaran keberhasilan sebuah pendekatan kepada Allah SWT. Yaitu sebuah akhlak yang terbentuk bukan karena jiwa politik pada diri seseorang, namun sebuah jiwa mumpuni yang terletak pada kemurnian pikiran dan kecerdasan emosinal berkualitas.
Ibarat sebuah cermin akan selalu menyala apabila setiap hari dipoles dengan kain yang bersih. Ilustrasi hidup RUKUN ISLAM adalah sebuah pernyataan keyakinan yang mutlak atas Allah SWT dengan syahadat 'ashaduallaillahaillallah" yaitu pencapaian derajat muttaqin yang sejujurnya dengan pengakuran sang khalik dan utusanNya, sehingga hati tidak akan bimbang meneruskan hidup. Dilanjutkan dengan sujud secara istiqomah dalam lantunan kenikmatan sholat sepanjang nafas dan aliran darah, yang melahirkan sebuah diorama menarik tentang kenikmatan hidup manusia dengan sang khalik. Selanjutnya adalah kesederhanaan jiwa dan bentuk manifestasi pengakuan Allah SWT atas hambanya dengan wujud zakat yang meleburkan kesombongan dan keangkuhan sifat manusia. Masuklah manusia dalam derajat muttaqin yang lebih tinggi dalam naungan nikmat dan kemulyaan hidup dengan do'a dan anugrah dalam sebuah lembaran-lembaran yang tertuang dalam hari-hari bulan ramadhan, dengan rasa syukur membungkus jasmani dengan nafas puasa. Masuklah manusia dalam sebuah ujian hati yang teramat pedih yaitu dengan memasuki rumah Allah (Baitullah), jasad dan fikiran kita yang kotor akan terkuak dalam hitungan waktu mengitari ka'bah Allah SWT. Disinilah jiwa manusia dibersihkan dengan takbir, tahmid dan tahlil hingga muncul dalam sanubari keyakinan mabrurnya haji menghadap Allah SWT.
Tujuan hidup kita akan terlaksana menjadi ruh yang suci menghadap Allah SWT apabila JATAH HIDUP kita digunakan dengan energi yang positif terhadap sesama makhluk. Inilah bentuk mabrurnya semua rukun Islam yaitu masuknya jasad, jiwa dan ruh dalam 7 pintu hati dengan kalimat yang lurus yaitu astaghfirullahal adzim. Hingga jadilah pribadi yang santun selepas menghadap Allah di Baitullah sebagai kunci terakhir keberkahan hidup dan tidak akan menjadi jiwa, hati dan pikiran kita takabur dan sombong terhadap sesama sehingga merasa lebih mulia, lebih pintar dan lebih dekat kepada Allah SWT. Justru sebaliknya akan semakin menjadi pribadi yang santun lepas dari merahnya politik dalam hidup.
Wallahu'alam.

Sunday, October 2, 2011

LOVE EXPERT

In the virtual world faces many parables can be transformed into anyone, new ideas can be spoken with a casual, friends crowded with millions of fans, friendship can every second, love words spoken from the lips of the weak. In fact a lot of mismatches between expectations and reality. Parable during rain doused moon night. Unspoken words of love can not simply be attachments and more entangled in the liver. All in a long process, there is good input gradually increased the percentage of beliefs, there are ugly wind down assessment. When the rain comes, will take shelter in one umbrella, when the sun would hit the jump to find another partner. All became confusing when the trust for one another be it lovers, friends, colleagues, chum, brother, and so on. Who are experts in love? Love is Qolb expert.

Lots of things get a decision very quickly done, especially in respect of existing information in a personal relationship with us. Thus, Qolb released simply be a puzzle that long or deliberately ignored. Want to say happy to finally came out sad, was beautifully thought out from the opposite lip, already at the end of the lips will say who said they love the other person first, not talk of love instead of thrown insults and ridicule, slander lips are want to stay in touch always progress to front. This is a pleasure that boring since the release of our bodies as proof of courage Qolb our love to ourselves. Why do we often share to someone else when our hearts will know the answer. Where you will be seeking input spirit while you forget about something ..

A unified piece of meat in our bodies, always carry anywhere. Stating a real signal of our six senses. A milestone in the best spirit and instinct in our muscle movement. Symmetric channel energy to form crystals which are very powerful prayer struck liver disease. Raised brain pride in the white blood that flows to fill the blood red. Incise the drug in an increasingly fragile mental injury by revenge. Lifting a weak instinct against disobedience. Put a rug over his head bowed down to touch the ground so we neglect Him. Like a favor and speak for themselves with the counsel of our soul brother. Reminds lip to keep fit between prayer and the reading means. Said real love. Love God, love Apostle, Parents love, love of family, love and so on.

Is there a perception about our Qolb can be defined with a tongue? Is the heart that always say "amen" to all definitions of life in the corridors of science and religion. If there will be turmoil in a different culture is the soul of the liver as a benchmark why every human being has always wanted to be leading to forget that behind. Why is every human being lie to ourselves for the good of others. It all is a consequence of beautiful Qolb. Qolb will cover the faces of others for the common good. Channelling life circumstances leading to ration every human is born. Making a conscious mindset of the value of goodness.

Qolb a cold which is always in flush with the dhikr of Allah, this love so experts will be a wonderful way to heaven like a warm snow, cold and white. Qolb that heat is a picture of love that ran aground so that experts love actually lost their identity, so comes the red face, fierce and ferocious as Malik. Would your world be a paradise or whether you fuel next to heaven .. Let's walk in silence.

Wallahua'alam bishowwab.
by Chie Zhoen

Friday, September 23, 2011

Hidayah seorang Mukmin

Hakekat seorang muslim adalah beriman. Setiap muslim belumlah bisa dikatakan mukmin, tapi mukmin pastilah seorang muslim. Namun sangat ironis apabila setiap orang mukmin menghardik saudaranya sendiri sesama muslim. Beranggapan bahwa saudara seiman, kurang lebih beriman di banding kita. Seberapa berimankah diri kita dibanding dengan orang lain. Kekuatan ini yang menyebabkan harmonisasi di kalangan umat sendiri jadi buah bibir yang tidak pernah habis dalam hentangan waktu dan masa.  Sebenarnya yang mengetahui taraf keimanan kita adalah diri kita dan Allah SWT yang mampu merabanya apalagi dalam hubungannya dengan pahala. Sangat naif bila manusia berbicara amal sholeh dan pahala karena akan melunturkan sebuah ibadah dalam pengertian riya. Ibadah sholat contohnya, setiap muslim pasti akan terpanggil jiwa dan hatinya untuk selalu tunduk dan patuh atas semua perintahNya. Namun ketaatan setiap muslim akan berawal dan berakhir dalam kriteria mukmin apabila telah mengalami sebuah rahasia manusia dengan Tuhannya.

Rujukan yang tepat dalam koridor di atas adalah bagaimana menjadi sebuah pribadi yang selalu tawadlu' terhadap anugrah Allah. Sepanjang apakah kesabaran kita menjalani hidup dengan berbagai macam suka dan duka?. Ataukah kita hanya menjadi penonton bahkan lebih parahnya lagi sebagai penghujat setiap pemain yang tidak bisa memasukkan GOL?. Jiwa dan pribadi seorang mukmin adalah sebuah tataran jiwa hamba yang selalu berserah diri dengan total terhadap Allah SWT. Total dalam hubungannya dengan Allah SWT dan total dalam hubungannya dengan sesama manusia dan makhlukNya. Perlu dipertanyakan derajat ketaqwaan seseorang kalau setiap saat menggunjing teman, saudara, tetangga dan selalu mencari sebuah pembenaran sendiri apalagi tentang sebuah hukum kepatuhan kepada Allah. Justru kategori mukmin inilah yang membuahkan hati semakin bertambah arif dan bijaksana dalam bergaul sesama MUSLIM.

Teringat kisah seorang tukang kayu. Seorang tukang kayu yang sangat giat bekerja sehingga dia melupakan sholatnya. Setiap hari dia berangkat sebelum subuh dan pulang setelah isya'. Di pikiran dia harta mencari nafkah adalah yang utama untuk meneruskan hidup. Sehingga suatu saat dia berubah akan pendapatnya setelah melewati sebuah ujian LUPA.
Seperti biasa tukang kayu pulang bekerja setelah waktu isya', sampai di rumah istrinya menyiapkan makan untuknya. Baru saja makan turunlah hujan jatuhlah air hujan dari atap rumah yang bocor. Tidak tenang akan makannya, beranjak dia mengambil gergaji naiklah dia menggunakan tangga untuk memperbaiki atap yang bocor. Setelah selesai memperbaiki atap yang bocor turunlah dia hingga melupakan gergajinya yang masih tertinggal di atap. Pagi harinya sebelum subuh saat dia mau berangkat kerja di ambilnya peralatan tukangnya, dia kecewa karena tidak menemukan gergaji di kotak alatnya. Lalu dia menanyakan pada istrinya sambil marah-marah. "Bune, apa kamu yang membereskan peralatan tukangku, gergajinya tidak kelihatan kamu taruh dimana?, bentaknya. Sang istri kesal, "Pak, ibu tidak tahu dan tidak membereskan barang-barang. Sudahlah jangan marah-marah lebih baik bapak sholat subuh dulu. Pasti setelah sholat ingat akan gergajinya" sahut sang istri.
Beranjaklah si tukang kayu berwudlu dan mulai sholat, "Usholli fardhol subhi (niat ingsun nggolei graji) Allaahuakbar... terlihatlah sebuah gergaji di matanya. Bismillaahirrohmaanirrohiim, ingatlah dia saat pulang kerja.. dstnya.  Selesai salam berhamburlah dia mengambil tangga dan naik ke atas atap mengambil gergajinya". "Eh pak mau kemana buru-buru?, tanya istrinya. "Bune, aku sudah ingat gergajinya", celetuk suaminya. Tersenyum istrinya memandang suaminya berlalu.
Sekelumit kisah yang memberikan kesadaran bahwa nilai sholat ada pada pribadi yang sholeh. Pribadi yang sholeh tidak terbentuk begitu saja dalam hidup. Pribadi yang arif, kamil dan kaffah adalah sebuah perjalanan yang panjang antara pertemuan manusia dan Tuhannya serta sosialisasi dengan sesama manusia. Banyak dosa kita yang sering kita lupakan karena saking seringnya kita menilai pribadi orang lain yang dianggap lebih jelek dengan kesalehan kita kepada Allah SWT. Seorang kamil dan kaffah bukan hanya berangkat dari pribadi yang lurus namun banyak terlahir dari manusia biasa yang merasa kecil di hadapan Allah SWT. Jadi tidak sepantasnya diri kita memberikan persepsi yang jelek bahkan menjelek-jelekan saudara seiman dan seaqidah. Sujud manusia tidak akan sama dalam kejujurannya. Setiap yang sadar akan sujud saat sholat dengan sadar dan ikhlas akan kesalahan kita kepada Allah SWT, semakin lengkaplah dia menuju insan yang kaffah dan mukmin. Sudah membentuk karakter andakah setiap sholat yang dilakukan, marilah kita bersabar dalam ibadah.
Wallahu'alam bishowwab.

Dinukilkan dari Pengajian di Ponpes Sunan Drajat
by Chi Zhoen
Muhshonu Rohman, ST

Monday, September 12, 2011

Begadang di Dunia

Saat terbenam matahari seringkali kita lupa. Lupa apakah yang kita fikirkan? Lupa karena keletihan kita selama seharian melakukan aktifitas mencari nafkah, mencari kesenangan dengan berbagai hobi dan segala hal yang membuat hati dan fikiran tentram. Sejauh manakah ketentraman hati ini?. Jawaban inilah yang difikirkan banyak kalangan dalam berbagai nara sumber dan disiplin keilmuan. Jawaban yang dilontarkan manusia akan tidak sama manakala semua mengalami perbedaan situasi dan kondisi. Bahkan walaupun selalu bersama seiring sejalan dalam sebuah komunitas bersama belum tentu akan melahirkan persepsi yang sama. Semua akan kembali kepada kualitas kelimuan kita sebagai hamba yang sholeh. Sholeh dalam setiap mempelajari hidup dan sholeh terhadap lingkungan dan persahabatan. Banyak naluri yang salah kaprah alias jauh dari sifat asih, saat sebuah benturan kepentingan ada dan muncul untuk menilai dan menjatuhkan karakter seseorang. Bahwa dalam hati seorang hamba sudah tertanam sebuah penyakit ubuddunya (selalu dan terjerat oleh keindahan dan kemolekan tubuh dunia). Sehingga nilai ukhuwah (silaturahmi) menjadi buah bibir dan melupakan silaturahmi adalah akan membuahkan hati semakin keras bila muncul isapan demi isapan karakter seorang figur.

Mungkin aneh kedengaran di telinga saat kita kembali fitroh, muncul sebuah pelajaran yang berharga dari sebuah perjalanan hidup. Yang lebih aneh lagi saat sebuah pikiran kita telah lelah dengan kemunafikan dalam sebuah ekosistem. Yang muncul dalam super ego kita adalah sifat yang asing dalam memberikan kualitas kebaikan dalam hati kita. Contoh konkrit, saat kita menggunjing sesama adalah sebuah perlawanan dalam hati kita untuk tidak berlaku adil terhadap siapa yang terbicarakan?. Semua hanya ilusi dan selanjutnya akan tergantung pada pribadi masing-masing untuk mewujudkan kebaikan pada pribadi kita sendiri.
Akal dan fikiran yang selalu berkecamuk akan selalu tertutup awan jika harga diri kita karena maqom, jabatan, kesuksesan dan kejayaan selalu dikedepankan dalam semua sisi. Dalam pandangan Allah manusia yang sholeh adalah yang selalu ikhlas dalam menjadi figur yang sederhana dan jujur. Sederhana dalam bertutur kata, sederhana dalam menilai sesama, sederhana dalam bersosialisasi. Jujur dalam mencari keridhaan_Nya, jujur terhadap hati nurani dan jujur sebagai pribadi yang santun. Semua ibadah, amaliah, silaturahmi dan segala tipu daya manusia oleh syethan akan dinilai Allah dan manusia tidak bisa menimbang dan meminta penilaian terhadap sesama. Apalagi manusia menilai satu dengan yang lainnya dengan ibadahnya. Apakah anda tahu siapa yang arif di antaramu. Hanya Allah SWT dan diri sendiri yang tahu.
Di sinilah makna sebuah silaturahmi yang kurang menghasilkan kemanfaatan dan akhirnya melahirkan sebuah kemudhorotan akhlak dan keimanan. Berharap akan mendapat pahala yang melimpah, rejeki yang banyak dan segudang kenikmatan dengan silaturahmi. Malah melahirkan hati semakin gundah akan kenikmatan Allah SWT. Sebuah ketentraman kehidupan bukan terletak pada nikmatnya mempunyai fasilitas pribadi yang glaumor, namun adalah kenikmatan menjadi pribadi sholeh yang bisa memberi rasa aman terhadap sesama.
Wallahu'alam bishowwab.
by Crowja Garichu

Thursday, September 8, 2011

Syi'iran ala Gus Dur


Astaghfirullah robbal baroyya
Astaghfirullah minnal khotoyya
Robbi zidni 'ilman nafi'a
Wawafiqni 'amalan sholiha

Yarosulalloh salammun’alaik
Yaarofi’asyaaniwaddaaroji
‘athfatayaji rotall ‘aalami
Yauhailaljuu diwaalkaromi


Ngawiti ingsun nglarasa syi’iran
Kelawan muji maring pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo petungan
(Kumulai menguntai syairan
Dengan memuji pada Tuhan
Yang merahmati dan memberi nikmat
Siang malam tanpa hitungan)


Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syare’at bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sangsoro
(Duhai kawan laki-perempuan
Jangan hanya mengaji syariat belaka
Hanya pandai berdongeng, tulis dan baca
Kelak di belakang bakal sengsara)


Akeh kang apal Qur’an haditse
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale
(Banyak yang hafal Al-Qur’an dan haditsnya
Malah suka mengafirkan yang lainnya
Kafirnya sendiri tidak dipedulikan
Jika masih kotor hati dan akalnya)


Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepaese gebyare ndunyo
Iri lan meri sugihe tonggo
Mulo atine peteng lan nistho
(Mudah ketipu nafsu angkara
Pada rias gebyar dunia
Iri dan dengki harta tetangga
Karena hatinya gelap dan nista)


Ayo sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sak pranatane
Nggo ngandelake iman tauhite
Baguse sangu mulyo matine
(Mari saudara, jangan lupakan
Kewajiban dengan semua aturannya
Demi menebalkan iman tauhidnya
Bajiknya bekal, hati nan mulia)


Kang aran soleh bagus atine
Kerono mapan sari ngelmune
Laku thoriqot lan ma’rifate
Ugo hakekot manjing rasane
(Disebut soleh karena bagus hatinya
Karena selaras dengan ilmunya
Menempuh thariqah dan ma’rifatnya
Juga hakikat merasuk jiwanya)


Alquran qodim wahyu minulyo
Tanpo ditulis biso diwoco
Iku wejangan guru waskito
Den tancepake ing jero dodo
(Al-Qur’an Qodim wahyu mulia
Tanpa ditulis bisa dibaca
Itulah nasehat dari guru waskita
Tancapkan di dalam dada)


Kumantil ati lan pikiran
Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu’jizat rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjing iman
(Merasuk hati dan pikiran
Merasuk badan hingga ke dalam
Mu’jizat Rosul jadi pedoman
Sebagai jalan masuknya iman)


Kelawan Alloh kang moho suci
Kudu rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadohi
Dzikir lan suluk jo nganti lali
(Bersama Allah Yang Maha Suci
Harus pelukan siang dan malam
Dilakukan dengan tirakat riyadhoh
Dzikir dan suluk janganlah lupa )


Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo najan pas pasan
Kabeh tinakdir saking pengeran
(Hidupnya damai merasa aman
Sampai dirasa tandanya iman
Sabar dan menerima walau sederhana
Semua hanya takdir dari Pangeran)


Kang anglakoni sakabehane
Allah kang ngangkat drajate
Senajan ashor toto dhohire
Ananging mulyo maqom drajate
(Yang bisa menjalankan semuanya
Allahlah yang mengangkat derajatnya
Walau rendah kelihatan tampaknya
Namun mulia maqom derajatnya)


Lamun palastro ing pungkasane
Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Allah swargo manggone
Utuh mayite ugo ulese
(Jika di akhir hayatnya
Tak tersesat ruh dan jiwanya
Dihantar Allah syurga tempatnya
Utuh mayatnya dan kafannya)


Yarosulalloh salammun’alaik
Yaarofi’asyaaniwaddaaroji
‘athfatayaji rotall ‘aalami
Yauhailaljuu diwaalkaromi

Al Faatikhah..

Download syi'iran ala Gus Dur.mp3 disini
by Crowja Garichu

Kue sisa Lebaran

Perang melawan kebathilan dalam hati setelah puasa pada Ramadhan berujung dengan ucapan takbir, tahmid dan tahlil. Di mulai pada hari pertama dengan semangat luar biasa mandi membasuh semua kotoran di badan. Berpakaian rapi dan memakai wewangian serta membawa receh yang jumlahnya lebih banyak melebihi saat hari jum'at untuk mengisi kotak shodakoh. Baju baru dan indahnya memakainya. Sesampai di masjid dengan damai menggelar sajadah. Dengan khusuk melaksanakan sholat walaupun setelah sholat langsung berhamburan mengangkat sajadahnya sebelum imam selesai membacakan khotbahnya. Bersalaman setelah sholat dengan hati senang. Setelah selesai sholat bersama kerabat saling bersalaman seputar tetangga dilanjutkan keliling di malamnya. Itulah aktifitas dalam hari pertama Idul Fitri. Rutinitas yang selalu dipertanyakan..

Hari kedua di isi dengan berbagai rencana menyambut indhanya suasana tempat rekreasi terkandung maksud menikmati suasana riang setelah penat berpuasa, sambil berharap bertemu rekan dan handai taulan yang kita kenal. masih dalam suasana lebaran sambil bersalaman di jalan menambah asyik suasana pantai, kolam renang, pegunungan dan tempat rekreasi lainnya. Suasana yang akrab dalam setiap tahunnya. Hidangan roti di meja-meja tamu rumah masing-masing seolah basi tak tersentuh karena menginginkan makanan segar penghangat perut yang sekian lama istirahat. Makanan kembali mengalir dalam perut dengan nyaman dan santainya yang lembut, lunak maupun makanan kasar kembali mengalir mengisi indahnya perut anugrah Illahi. Kembali perut beraktifitas dengan makanan baik halal maupun haram. Indahnya sebuah anugrah perut. Hmm..

Semua tinggal sisa. Sisa dari kehidupan manusia menghadapi puasa selama sebulan. Apakah sisa kue yang kita makan dengan kurang nyaman akan membawa ke arah sebuah pembelajaran ulang kenapa kita harus lebih berhati-hati dalam mengisi perut kita setelah Ramadhan. Mengapa roti, opor dan sejenisnya yang dibutuhkan untuk asupan perut kita sesudahnya? Terkandung maksud bahwa amaliyah kita selama sebulan penuh membuahkan amanah pada diri pribadi untuk selalu taat akan aturan hidup. Dimana perut kita adalah tempat energi untuk menumbuhkan semangat baru dalam diri dan pribadi. Intinya adalah yang dikeluarkan dari perut adalah sisa yang sudah terkuras dalam otak yang melahirkan sebuah ibadah mutlak kepada Allah.
Dengan kata lain kembalilah kepada fitroh sebenarnya, kenapa manusia sering mendholimi bahkan meng_kafirkan orang lain, tetapi diri sendiri tidak pernah dilihat sejauhmana ketaatan kita kepada Rasul dan Allah SWT. Inilah sisa kue lebaran yang harus direnungan dalam indahnya menghadapi syawal. Sehingga genap setahunlah puasa kita apabila sisa kue ini kita makan setelah 6 hari sunnah dalam syawal.
Subhanallah, betapa kita melupakan nilai tabat tangan sambil memakan roti dan hidangan lembut masuk dalam perut. Lupakah dalam beberapa hari yang lalu kita tafakur mencari lailatul qadar dan sejenisnya. bahtera hidup kita akan selalu dipertanyakan akan kualitas akhlak kita kepada sesama dan Allah SWT. Semoga kita semua tetap menjadi pribadi yang santun dan ikhlas.
Wallahua'lam Bishowwab

penulis
by Croja Garichu

Monday, August 29, 2011

Vitamin di Idul Fitri

Saat berkumandang adzan maghrib, muncul duka di antara sepanjang perjalanan umat manusia yang mengalami dan mengikuti derasnya aliran bulan ramadhan. Penat dan lelah menjalani puasa di bulanNya terasa lenyap dengan terdengarnya lantunan takbir. Allahu akbar.. allahu akbar.. allahu akbar..Walillahilhamdu. Gundah gulana hilang berganti dengan duka yang bercampur senang. Berduka telah meninggalkan puasa dan bergembira dengan datangnya tarbir, tahmid dan tahlil. Siapakah yang merasa senang akan datangnya Aidil Fitri dan siapa pula yang berduka atas lenyapnya ramadhan dan juga sebaliknya. Manusia hanya bisa melanjutkan hidup hanya Allah yang akan berkehendak melangsungkan kehidupan kita. Semoga amal ibadah kita mendapatkan berkah dan rahmatNya. Duka berkepanjangan akan melahirkan kesedihan sepanjang hayat dan kesenangan yang berlebihan akan membuat diri lupa akan syukur nikmatNya.

Vitamin di Idul Fitri adalah bentuk manifestasi hubungan antara makhluk dan Allah SWT. Idul fitroh berharap dalam kubangan kenikmatan untuk menjadi manusia baru yang melepaskan dan mengurangi sifat kemanusiaannya untuk mendekati ke arah sifat anbiya' wal mursalin. Berfisik rakyat jelata berhati umaro' dan ulama. Mengapa tidak bisa demikian, toh manusia akan mendekati kesempurnaan jasadnya manakala selalu ingat atas semua keberadaannya di muka bumi. Bukan tidak mungkin menjadi surga dalam hati kenyataan di akherat. Berlombalah kembali menjadi manusia baru yang semakin fitroh ke depannya walaupun sangat susah akan terlaksana dalam wujud nyata, namun baju yang sudah bersih hendaklah di jaga agar tetap bersih dan wangi setiap saat selalu dicuci kembali supaya bertahan lama sebelum mengalami rusak. 
Teringat pesan singkat Rasulullah Muhammad SAW, nasehat kepada sahabatnya Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman bin Jabal,  “Bertakwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada dan perbaiki kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji.” HR. Tirmidzi.
Sebuah renungan hidup dan kelanjutan setelah bertitel takwa di Idul Fitri memasuki Syawal semakin merapatkan barisan membentuk wadah baru dalam ukhuwah Islam yang semakin erat. Hendaknya saudara semakin ingat saudaranya, rekan semakin baik sesamanya, karyawan semakin giat bekerja, pejabat semakin arif kepada rakyatnya dan seterusnya. Nilai jual anda menghadap Allah dalam sebulan berpuasa adalah perubahan karakter anda ke arah 360 derajat menjadi insan yang berbudi. Melepaskan ikatan jahat dan rakus alias serakah, iri dengki, ujub dan riya. Berbalik arah menuju Ka'bah Allah SWT. Kemanapun kita akan berjalan tetaplah akan sampai tujuan yaitu tanah yang tandus. Saudara sesama muslim intisari nikmat adalah berbuat baik kepada sesama dan buahnya kenikmatan adalah rasa syukur atas kenikmatan yang di rasakan oleh orang lain berharap kita akan lebih baik mendapatkannya.. Amien

Selamat Idul Fitri semoga menjadi pribadi takwa
Minal Aidin wal Faizin

by Crowja Garichu
Muhshonu Rohman, ST

Sunday, August 28, 2011

Jembatan Iman dan Ikhlas

Amaliah manusia sangat rentan dengan riya dan bid'ah. Kemana manusia akan melihat sosok dirinya di masa depan? Tentunya setelah mereka semua mengalami masa sulit di belakangnya. Jika masa sulit telah melilit setiap yang belajar, pastilah semua akan menjadi cambuk supaya tidak akan pernah melewatinya kembali. Namun berbeda dengan puasa dan bulan ramadhan. Banyak manusia merasa sakitnya terobati di bulan ini. Banyak manusia mengalami kesedihan dalam bulan ini. Dan banyak manusia merasa sedih di tinggal bulan ramadhan. Indah nian apa kata manusia. Figur bulan ini adalah dasar mengapa manusia bisa tambah beriman dan bisa berubah ingkar akan nikmat Allah SWT. Setelah semua merasa yakin akan mengalami perjalanan fitroh dari_Nya, kemudian mereka bertebaran dengan saudara, teman dan handai taulan bertatap muka saling berkata maaf. Sungguh indah dan menyakitkan terdengar di telingga. Kenapa demikian? Indah manakala kita sama-sama saling memaafkan. Menyakitkan kenapa baru sekarang bersamaan dengan lebaran kata maaf terucapkan.

Bukti cinta Allah kepada manusia adalah bagaimana Dia memberikan semua yang dikatakan manusia dalam doa dan meminta. Meminta maaf akan semua dosa, memohon ampunan atas semua kesalahan, menangis meminta rejeki yang melimpah, bersimpuh karena selalu didholimi, menengadah memohon rahmat. Dan banyak upaya manusia ingin dekat karena faktor kesalahan dan kelemahan. Apa yang dikatakan manusia tentang pelajaran hidup manusia kepada Tuhannya? Bahwa setiap yang hidup akan mengalami akhir perjalanan hidup. Dan saat itu sudah melekat pada pemahaman jasad dan ruh, sampailah manusia pada jiwa iman dan ikhlas. Sepanjang hidupnya akan merendah laksana padi, semakin berat dan berisi semakin merunduk. Semakin banyak usia akan semakin sadar kalau bukannya banyak amal namun sebaliknya banyak dosa dan kesalahan yang sengaja dilupakan. Seperti kita melupakan akan kesalahan kita terhadap orang lain dan enggan berkata ikhlas dalam sanubari. 
Unsur terbaik yang dimiliki umat Islam adalah selalu tunduk akan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Mencoba menjadi umat yang utuh dalam tuntunan yang benar. Tetapi yang sering dilupakan banyak orang Islam adalah ukhuwah dalam jembatan iman dan ikhlas. Iman akan persepsi keyakinan akan perintah rasulnya yang fleksibel. Ikhlas menerima anugrah Islam dalam ibadah yang mabrur.
Jika, manakala, kapan dan dimana akan menjalaninya, tergantung pada perubahan pribadi umat sekalian yang sudah mengalami pahit getirnya bulan ramadhan menuju syawal. Melangkahlah dalam jembatan iman dan ikhlas di antaranya. Semoga kita semua mendapat berkah dan selalu mendapat pertolongan Allah SWT di dunia dan akherat. Tanah yang baru sudah di siapkan dalam kurun waktu ke depan. Jika kita akan menanaminya dengan jagung atau padi atau semuanya, pasti sudah siap akan terkena hama dan penyakit. Bersiplah bersabar akan petunjukNya.. 
Wallahu'alam bishowwab
by Crowja Garichu

Saturday, August 27, 2011

Fitroh di Akhir Ramadhan

Kapan suasana hati bisa menjadikan diri kita seorang yang merasa mempunyai kekurangan. Saat apa dan bagaimana fikiran kita tersadar akan pentingnya sebuah persaudaraan. Jikalau usia kita tersadar apa yang telah dilakukan dalam hitungan detik kehidupan. Jika jantung merasa lelah akankah pikiran, jiwa dan semangat akan terus bisa digerakkan untuk aktifitas, keindahan dan sesama. Terjawab ataupun terlintas bukan sebuah jawaban atau renungan yang perlu dijawab sekarang ataupun lusa. Yang perlu direnungkan adalah sebuah pembelajaran yang baik tentang sebuah nikmat yang susah dijabarkan dengan kata-kata. Setiap hari kita tersenyum, setiap hari kitapun bisa menangis dan setiap haripun kita akan bisa tertawa. Saat tersenyum apabila kita menyaksikan suasana yang damai ada pada fikiran dan hati kita. Apabila menangis karena datangnya sebuah kesedihan yang masuk ke sanubari yaitu apabila tersadar kita belum mampu menjadi pribadi yang baik di mata keluarga, teman, sahabat, ataupun Allah SWT. Setiap pribadi yang sadar pasti akan menangis setiap saat apabila garis hidup kita berlari tidak sesuai dengan harapan dan angan kita. Apabila tertawa adalah gambaran sanubari kita yang trenyuh terhadap nikmat yang terlihat oleh mata. Puas hati kita dengan anugrah hidup yang kita rasakan selama ini dan sebagainya.

Nikmat apakah yang membuat kita tidak bisa merasakan tersenyum, tidak mampu berkata-kata bahkan menangis dan lebih parah kita tidak mampu tertawa.. Adalah sebuah nikmat yang diakui bahwa kita manusia telah mampu menjalani jalan fitroh. Apakah keadaan yang menjembataninya?. Yaitu sebuah keadaan yang mampu melemaskan urat nadi kita sehingga kita tidak bisa berkata-kata. Sebuah mabrurnya nilai pendekatan total jasad, jiwa dan ruh kita kepada Allah SWT. Jalan yang panjang menempuh lautan dan badai kenikmatan dalam sebuah bulan keindahan yaitu Ramadhan. Bukan bulan yang kita tangisi, bukan puasa yang kita lepaskan, bukan pula i'ktikaf yang kita lakukan dalam malam-Mu. Bukan pula malam kenikmatan 1000 bulan yang selalu ditunggu. Melainkan masuknya ruh kita sehingga tersadar bahwa selama ini jalan hidup kita perlu diperbaharui atau diperbaiki. Apa artinya apabila kita melewati ramadhan dengan segala aktifitasnya tetapi tidak mampu membekas dan memberi amanah pada sanubari kita untuk berubah menjadi pribadi yang siap dalam fitroh dan tercoreng kembali dengan dosa kita kelak dalam 11 bulan ke depan. Apa artinya mendapatkan lailatul qadar apabila jasad kita tidak mampu menampung ruh dari malam itu menerpa sanubari kita?.
Sebuah keyakinan fitroh tidak bisa dan tidak harus dipaksakan oleh siapapun. Namun sebuah pola fikir yang baik adalah jembatan menjadi pribadi fitroh dalam hentangan waktu yang panjang dalam hidup kita ke depan. Tolak ukurnya adalah bagaimana rutinitas ibadah pada bulan Ramadhan menjadi keyakinan utuh menjadi figur yang berubah dalam radius total. Menyamakan kembali antara bibir dan hati, meluruskan kembali akan shof yang terberai dan menjadi pribadi yang santun dan berhati nurani. Sebuah jawaban inilah yang menjadikan ibadah puasa kita membekas dalam relung jasad, hati dan ruh. Bukan hati seperti bayi yang baru dilahirkan namun sebuah hati baru bukan lahir dari jasad tetapi dari ruh kita yang sesungguhnya.
Bukanlah manusia yang merasa sombong apabila kita tidak berkata kita telah fitroh karena telah masuk dalam Ramadhan-Mu. Tetapi yang lebih akurat adalah Yaa Allah yaa rabb, terima kasih, sujud dan syukur aku haturkan untuk-Mu atas semua nikmat pada bulan ini, sehingga aku mampu melihat-Mu. Subhanallah, kapan kita akan tersadar demikian. Saat sebuah hati terketuk untuk merubah pondasi hati yang berbeda di tubuh dan fisik kita. Semua ada pada diri handai taulan semua, anda_lah yang paham akan bibir dan hati masing-masing dan pertanyaannya adalah apakah akan berubah ucapan dan hati anda menjelang dan sesudah ramadhan? Marilah kita tengok perjalanan dan niat kita sebelum ramadhan dan sesudahnya. Semoga limpahan sholawat dan salam tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga beliau bisa melirik dan melihat niat kita menjadi manusia yang baik berharap beliau memberikan syafaatnya. Dan rasa syukur ini semoga selalu ada pada sanubari setiap saat tanpa terhenti hanya kepada-Mu yaa Allah rabbul 'alamin.. Alhamdulillah.
Wallahu'alam bishowwab.
penulis
by Crowja Garichu
Muhshonu Rohman, ST

Saturday, August 20, 2011

Pilar Bangsa Merdeka 66 Tahun

Sebuah batasan nilai antara hak dan martabat bangsa terhadap kelangsungan hidup masyarakat dan kebebasan dalam kehidupan kemerdekaan adalah dambaan bangsa ini waktu terjajah. Sudah lama sekali kita merasakan merdeka tak terasa sudah 66 tahun Indonesia merdeka. Sudah lama sekali bangsa ini berubah generasi ke generasi. Limpahan kemerdekaan sudah sangat terasa dirasakan dengan tidur nyenyak, makan enak dan menikmati aktifitas hidup dan pekerjaan dengan nyaman dan damai. Apakah semua sudah terasa dalam kubangan kehidupan berbangsa dan bertanah air?. Marilah kita koreksi bersama bagaimana tujuan bangsa ini menjadikan masyarakat sejahtera. Sudahkah anda menjadi pribadi yang mampu memberikan sumbangsih terhadap kelangsungan bangsa ini atau anda masih menjadi figur yang menyisakan kesengsaraan banyak orang?. Pertanyaan ini tidak akan terjawab manakala setiap dari kita belum mampu menerjemahkan hakekat kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh berjuta nyawa. Akankah nyawa pejuang bangsa hanya onggokan jasad tanpa arti dalam Republik ini.

Bangunlah badannya.. bangunlah jiwanya.. untuk Indonesia Raya..
Jika bangsa ini sampai detik ini belum mengalami merdeka mungkin saya akan angkat senjata, setiap hari pegang senjata dan membunuh orang dengan santainya. Andaikan bangsa ini belum mengalami merdeka apakah kita bisa makan dan tidur nyenyak dalam suasana perang. Andai bangsa ini masih terjajah, apakah nyawa kita punya arti setiap harinya. Nyawa manusia ibarat nyawa nyamuk, keluar sarang terkena raket elektrik nyamuk tewas tanpa bekas. Akankah masyarakat bisa mengenyam pendidikan, pergi ke pasar, swalayan, mall, main catur, mancing mania, menikmati ramadhan dengan indah dan sebagainya. Intinya bagaimana situasi kita bila semua belum bisa merasakan damainya alam kemerdekaan. Jika semua belum terasa hidup di bumi ibarat berkubang di neraka. Pagi masih punya nafas, siang atau malam sudah masuk tanah. Apakah semua ini terfikir oleh penguasa dan handai taulan wahai rakyat Indonesia??..

Situasi Peringatan HUT NKRI ke-66 tahun di Sampang
Tanah dan tumpah darah Indonesia berisikan tumpahan darah nenek moyang kita. Ada yang mati syahid dan ada yang mati sangit. Dan sekarang kita berdiri di sini bersama anak cucu kita, dengan tenang dan santainya bermimpi dalam keindahan malam dan lalu lalang serta hiruk pikuk dalam keramaian siang. Ada yang jadi pejabat sampai jadi penjahat. Ada yang menjadi aparat sampai menjadi keparat. Ada yang menjadi ustadz ada yang menjadi preman. Datang silih berganti seperti kulit ular yang selalu berganti dari lama ke baru setiap saat pertumbuhannya. Adakah kita senantiasa mengingat itu semua?? jawabnya ada pada sanubari kita semua. Sanubari masyarakat dan bangsa Indonesia. Kapan akan menjadi sebuah bangsa yang bebas dari asupan paham kolonialisme, dulu dan sekarang?. Semua juga akan terserah kemauan para pemimpin dan masyarakat Indonesia. Apakah mau merubah keadaan untuk menjadi bangsa yang baik atau mau menghancurkan bangsanya sendiri setelah di rintis sekian lama.

Selamat HUT Kemerdekaan NKRI ke-66 Tahun
Semoga Amal Ibadah Pejuang Mendapat Kemulyaan di sisi-Nya
Dan masyarakat, bangsa dan negara kita mampu melanjutkan perjuangan mereka

by Crowja Garichu

Wednesday, August 10, 2011

Kebisingan Hidup

Setiap hari kita di sibukkan dengan berbagai aktivitas yang mengasyikkan, membosankan, menjenuhkan dan membingungkan. Entah dalam sudut pandang kenyataan ataupun sebuah hati. Tatkala ada sebuah komentar, argumen, sanggahan, diplomasi, orasi dan berbagai ocehan dan ejekkan. Sehingga muncul sebuah suasana yang tidak kondusif bahkan sangat kurang nyaman. Kenapa bisa terjadi demikian. Sudah sangat disadari namun kurang bisa dirasakan bentuknya. Namun setiap manusia yang pandai dan arif selalu akan berbicara bahwa bagaimanapun kondisi hidup kita dalam keberadaan dalam rutinitas lingkungan kita, pekerjaan, sosial dan kemasyarakatan, jika kondisi ini bisa dipertahankan mungkin kita akan bisa pada zona nyaman walaupun dipaksakan. Sebuah pembelajaran biasanya akan datang setelah ada sebuah sebab akibat yang menyebabkan setiap dari orang dalam lingkungannya tersadar bagaimana pentingnya menjaga sebuah amanah dan kebersamaan. Kebersamaan tidak datang begitu saja, tetapi hal itu muncul karena setiap dari individu sadar akan tanggungjawabnya masing-masing dan bukan saling menyalahkan.

Sebuah ilustrasi yang menyebabkan munculnya ketidaknyamanan, jurang pemisah dan dehidrasi pola fikir ekosistem pekerjaan, akan muncul seiring dengan perkembangan kemajuan sebuah institusi. Pertanyaannya adalah siapkah semua komponen di dalamnya saling bahu membahu mencapai sebuah sistem yang baik. Adalah pertanyaan yang memunculkan banyak jawaban dan akan melahirkan pro kontra pemikiran dan argumentasi yang kurang mengenakkan. Kalau di telaah dengan baik jawabnya adalah mau atau tidak. Mau menjalankan sebuah sistem yang sudah dicanangkan atau malah memilah-milah tanggungjawab dan melepaskan tanggungjawab bahkan saling melempar sana, lempar sini pekerjaan dan menyalahkan orang lain. Tidak mau atau acuh tak acuh terhadap komitmen yang sudah dicanangkan. Itulah sebuah wajah peradaban yang sudah mulai besar dan makmur. Sebuah institusi yang besar akan berimbas dengan saling adu argumen dan mengisinya dengan target tender personal. Sistem dilupakan gagasan baik dibuang dan sebagainya. Nilai ukhuwah bagaimana yang akan dijalankan dalam kondisi demikian? Jawabnya adalah terserah anda, terserah pemegang kebijakkan dan terserah apa kata dunia menyikapinya.

Teringat kisah tentang nabi Adam as terakit pesan pada anak-anaknya. Salah satu pesan yang bisa didengar anak-anak mereka adalah sebuah ungkapan kebaikan bersama, keharmonisan hidup dalam bisingnya persalahan yang selalu muncul dalam beragumentasi. 
Pesan Adam as pada anaknya, "Bermusyawarahlah dalam bertindak. Sebab jika saja aku bermusyawarah terlebih dahulu dengan malaikat, maka aku tak kan tertimpa masalah ini". Terkandung maksud bahwa komunikasi yang terbaik adalah dengan memberikan kebebasan dalam komunikasi dan bersosialisasi, setiap hal harus dirujuk dengan damai dalam sebuah ikatan ukhuwah yang baek. Konkritnya nilai yang akan diputuskan adalah sebuah wacana yang membangun dan menjadikan indahnya ketenangan dan keharmonisan semua kondisi dalam sebuah institusi.
Jikalau semua akan terwujud, marilah beristighfar bersama dalam memulai sebuah keputusan, sehingga akan diperoleh sebuah wadah yang tepat dalam setiap hasil keputusan yang diharapkan. Ujung dan pangkalnya tidak akan membuat sebuah warna yang lain dari retaknya silaturahmi. Besar dan kecilnya keindahan dan ketenangan jiwa berangkat dari tatanan yang baik dan sejuk dipandang mata, tanpa beban dan mengalir laksana air pegunungan.
Wallahu'alam bishowwab
penulis
by Crowja Garichu

Sunday, August 7, 2011

Tolak Ukur Cinta dalam Ramadhan

Jika manusia akan berbuat baik pastilah selalu di ukur kepada siapa hal yang baik akan disampaikan, apakah pada orang yang tepat atau tidak. Derma/shodakohpun akan demikian, jika ada sebuah imbalan pahala pastilah akan berbondong-bondong menyatakan kesediannya bersedekah. Tak urung nilai yang menyertainya bertahan dalam taraf stagnan menjadi ikhlas? tanpa sebuah makna. Sama antara sebuah cinta dan benci. Manusia yang mencintai sesama adalah pribadi yang sama antara hati dan bibirnya dan tidak akan pernah memilah-milah cinta dan benci kepada sesama. Apabila hal ini belum bisa dilakukan, jelas bahwa orang tersebut belum bisa dikatakan sebagai seorang pemimpin sejati apalagi kategori alim dan baik. Ramadhan, sebuah kalimat yang menjadikan tolak ukur cinta dan benci terungkap. Apakah manusia tersebut telah membenci saudaranya, temannya, sahabatnya ataupun dirinya sendiri. Di sinilah semua akan terungkap dengan nyata, bahwa nilai kebaikan, kejelekan, watak dan pribadi serta karakter orang adalah sebuah ketidakberdayaan di hadapan Allah azza wajalla. Karena tidak semua hal yang terjelek pada pribadi musuhmu selalu nampak, tetapi justru sebaliknya bahwa cinta yang terabaikan adalah dari orang yang kamu benci dan kamu buang.

Semakin dalam rutinitas Ramadhan haruslah menjadi sebuah penanaman karakter seseorang ke arah yang lebih arif dan bijaksana. Bahwa apa yang kita punya adalah milik Allah SWT, tiada daya dan upaya kita menjadi seorang manusia yang tak lepas dari salah dan khilaf. Apakah anda lebih baik dari orang lain?, tentunya jawaban ini ada pada diri dan pribadi kalian semua. Sudah pantaskah anda menilai diri sendiri dengan lebih bijak dan sederhana. Semua akan ditorehkan dalam nilai dan cinta di bulan ini. Apakah anda mencintai keluargamu, apakah anda mencintai suami/istrimu, apakah anda mencintai rekan/sahabat/karibmu, apakah anda mencintai buah hatimu, apakah anda rela saudaramu menangis?. Semua akan teruji manakala anda sukses menjadi pribadi yang taqwa di hitungan hari pada Ramadhan. Inilah bentuk kultur puasa Ramadhan yang sengaja dilupakan banyak orang karena semakin sibuknya menjelang lebaran dan semakin getolnya mengejar finansial yang justru itu semua demi kelangsungan cinta kasih orang yang kita cintai. 
Buah dari cinta Ramadhan adalah sebuah kaligrafi hati yang tulus mencintai sesama tanpa sebuah tendensi apapun dan bentuk kejelekan siapapun. Apakah anda selalu ingat akan cinta rasul kepadamu, bahwa beliau sudah berjanji akan menolong umatnya dari kejamnya api neraka Allah. Cinta rasulmu akan berbuah menjadi kenyataan saat kamu juga mampu menerjemahkan buah dari tolak ukur cinta dalam Ramadhan. Belas kasihan Allah kepada hambaNya adalah bentuk cintaNya kepadamu sekalian. Laa illaaha illallah muhammadur rasulullah.
Cintamu akan dipertanyakan pada awal ramadhan dan akan berbuah pada ujung ramadhan dalam balutan fitroh. Namun semua itu butuh waktu dalam hatimu dapat melupakan masa lalumu atau tidak bisa menjadi pribadi yang utuh semua adalah indah di mata Allah. Jerih payahmu selama berpuasa, menjalankan aktivitas kebaikan di ramadhan akan berbuah kebaikan pula setelahnya walaupun dalam kualitas yang lemah di mata Allah SWT. Jika anda mau jujur apakah anda mencintai dengan tulus saudaramu, anak istrimu, tetanggamu, rekan dan sahabatmu, kekasihmu. Inilah wajahmu kelak dalam akherat dalam binar atau suram aura cahaya yang terpancar setiap melalui Ramadhan dengan sebuah cinta yang sesungguhnya.
Wallahu'alam bishowwab
penulis
by Crowja Garichu
Muhshonu Rohman, ST
ghostnaruto@gmail.com

Sunday, July 31, 2011

BAITUL ARQOM IN BATURRADEN PURWOKERTO

Pembukaan Baitul Arqom oleh PDM Cilacap
Proses menumbuhkembangkan peserta didik menjadi sebuah stakeholder yang berkualitas membutuhkan analisa yang terus di asah untuk upaya kenaikan kualitas mutu tamatan. Hal ini membutuhkan kesinambungan dan peran yang nyata dan seragam antara penyelenggara pendidikan, orangtua, masyarakat, tenaga pendidik dan kependidikan. Peran serta yang kontinue adalah modal yang pasti untuk memberikan sumbangsih demi kelancaran dan keharmonisan serta kelangsungan penyelenggaraan proses pendidikan di sebuah lembaga pendidikan. Jalan yang harus ditempuh tidak akan pernah mudah manakala setiap yang ada dalam kerangkaa tersebut berjalan sendiri-sendiri. Jika semua hal dapat dikomunikasikan dengan baik, bukan tidak mungkin semua hal yang berat akan terasa ringan dan akan menjadikan jalan keluar yang terbaik setiap ada persoalan yang terus ada dalam menjalani proses tersebut.


Keakraban di kolam renang
Upaya tersebut penuh dengan perjuangan. Sehingga SMK Muhammadiyah Sampang melalui Majlis Dikdasmen Pengurus Cabang Muhammadiyah Kec. Sampang membuka semangat baru untuk menumbuhkan hal tersebut bisa di upayakan dalam lembaga yang sudah dibina selama sekian lama. Baitul Arqom adalah wadah untuk memberikan semangat perjuangan pada semua generasi baik muda maupun tua. Kegiatan ini dilaksanakan untuk membuka kebersamaan di kalangan Majlis dan Civitas Akademika di lingkungan SMK Muhammdiyah Sampang. Dikandung harapan bahwa tenaga pendidik dan kependidikan akan mampu membawa diri, berjuang dengan baik sesuai bidang pekerjaannya masing-masing, membawa nama baik sekolah dan mampu menjadi figur yang baik baik peserta didik supaya bisa menghasilkan output yang terbaik. Apalagi setelah SMK menerima sertifikat ISO 9001:2008 tanggal 28 Juli 2011 kemarin. 


Bersantai ria di sekitar kolam renang
Kegiatan yang diselenggarakan tanggal 29-30 Juli 2011 kemaren berlangsung dengan baik.. Di sela-selanya diselingi kegiatan Outbond. Pemakalah dan Tim Outbond adalah tenaga-tenaga handal dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Suasana yang menarik dan akrab dibangun, di tengah dinginnya suasana di sekitar obyek wisata Baturaden. Dengan semangat yang baik semua mengikuti acara tanpa mengenal lelah. Ada hal yang baru menjadi wacana dalam semangat tersebut, lelah dan penat dalam beraktivitas di sekolah terasa hilang campur dengan suasana yang hangat. Kebersamaan yang selama ini dibangun semakin terasa nyata dan indah. Semoga semua menjadi sarana untuk semakin memajukan SMK Muhammadiyah Sampang ke depannya. Kegiatan akhir ditutup dengan sholat bersama di Masjid Baiturrahman.


Semoga terus dikembangkan kegiatan yang akan memajukan SMK Muhammadiyah Sampang ke depannya. Tangguh dan satu tujuan untuk selalu memberikan yang terbaik bagi perserikatan dan sekolah serta peserta didik.


Selamat dan Sukses
Baitul Arqom 2011 di Baturraden Purwokerto


Tak lupa penulis mengucapkan Marhaban Ya Ramadhan, semoga ibadah puasa dan aktivitas selama bulan ini mendapatkan limpahan pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Amien ya rabbal 'alamin.


penulis
by Crowja Garichu

Friday, July 29, 2011

Hand Over Certification of QMS ISO 9001:2008 SMK Muhammadiyah Sampang

Setelah sekian lama menjalani serangkaian proses pengajuan SMM di sekolah, akhirnya kamis tanggal 28 Juli 2011 terjadi proses penyerahan Sertifikat SMM ISO 9001:2011 oleh PT. TUV Rheinland Jerman ke SMK Muhammadiyah Sampang Cilacap Jawa Tengah Indonesia. Kerja keras dan upaya untuk mendapatkan sebuah pengakuan publik atas reputasi sekolah dalam membina peserta didik untuk lebih maju telah mencapai pengakuan dengan diterbitkannya sertifikat sebagai wujud nyata bahwa sekolah tersebut telah mendapatkan kepercayaan dari dunia Internasional. Sistem Manajamen Mutu ISO 9001:2008 adalah sebuah sistem yang untuk meningkatkan sebuah kompetensi dari sebuah lembaga/institusi/perusahaan supaya mampu berkompetisi dalam lingkup secara profesional untuk memajukan dan menyiapkan sebuah produk yang siap terjun ke dunia usaha/industri menjadi yang terbaik. Produk yang dihasilkan dari sebuah sekolah adalah peserta didik. Peserta didik yang terbentuk dari lembaga yang secara yuridis administrasinya diakui dengan standart sistem yang baik dengan skala internasional diharapkan akan mampu menghasilkan anak-anak bangsa yang akan siap menggantikan generasi tangguh di kemudian hari.

SMK Muhammadiyah Sampang adalah lembaga pendidikan yang sudah sekian lama aktif ikut mendidik putera puteri bangsa dengan baik. Letak sekolah yang strategis sepanjang lintas selatan Jalan Raya Sampang Cilacap (Jogja-Bandung-Jakarta) merupakan akses mudah untuk peserta didik dalam rutinitas menuju tempat sekolah. Dan sekarang ditambah dengan SMM ISO 9001:2008 yang dicanangkan dan sudah tercapai seharusnya menjadikan orang tua/wali mempercayakan sepenuhnya peserta didik ke pihak sekolah. SMK sebagai pilar stakeholder tenaga menengah terampil sudah selayaknya sebagai pemacu pembangunan di segala bidang. Terkandung maksud bahawa pihak penjamin mutu pendidikan memberikan nilai plus untuk semakin memajukan SMK di Indonesia supaya tetap eksis. 

Terimakasih atas dukungan semua pihak yang telah membantu hingga SMK Muhammadiyah Sampang bisa menerima sertifikat SMM ISO 9001:2008. Khususnya dari PT. TUV Rheinland Jerman dan perwakilannya, SMK Negeri Bawang Banjarnegara selaku pendamping, Dikmen SMK Kab. Cilacap, UPTD Kec. Sampang, Seluruh SMK di Wilayah Komda dan Cilacap pada umumnya, Kepolisian Sektor Sampang, Koramil Sampang, Seluruh Desa di Wilayah Sampang dan sekitarnya, Civitas Akademika SMK Muhammadiyah Sampang dan masyarakat serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Dukungan dan support semoga selalu diberikan kepada kami supaya tetap menjadi mitra yang terbaik untuk bersama-sama membimbing peserta didik ke arah yang lebih maju dalam wawasan keilmuan dan ketrampilan serta sikap. 

Selamat dan Sukses
Hand Over Sertification of QMS ISO 9001:2008
di SMK Muhammadiyah Sampang Cilacap

by Croya Garichu

Wednesday, July 27, 2011

Cermin Ramadhan

Ramadhan adalah hikayat menuju sebuah pola fikir yang jatam tentang hakekat hidup di dunia. Setiap dari manusia akan berusaha mencari kenyamanan, ketentraman dan kesejahteraan hidup dengan hati tenang dan nyaman tanpa stress terpengaruh kondisi setiap saat, baik itu sedih, susah, senang, musibah, anugrah dan sebagainya. Ketenangan jiwa adalah konsekuensi dari hasil yang diperoleh setelah Ramadhan, semua akan terwujud apabila dalam menjalani rutinitas sebulan penuh membuahkan sebuah komitmen perubahan pada diri dan pribadi setiap insan muslim. Komitmen untuk itu bersifat sangat kompleks dan penuh dengan perbedaan setiap orang, yaitu bisa berupa perubahan akhlak, perubahan pola fikir, perubahan rutinitas, perubahan dinamika hidup, perubahan sosialims, perubahan paradigma dan berbagai perubahan hati menjadi lebih dinamis dan dewasa. Pertanyaannya adalah apakah setiap muslim mempunyai agenda khusus dalam setiap melewati aktifitas Ramadhan??.. Pertanyaan tersebut kembali kepada pribadi masing-masing dan semuanya tidak bisa dipaksakan dan Allah SWT sendiri yang akan menunjukkan jalan keluar atas usahanya.

Masalah hati, jiwa dan yang ada dalam diri manusia tidak bisa dijabarkan dalam bentuk kontrak nyata dengan kondisi mulut dalam dalam setiap langkah jalan hidup. Ibarat mencari sebuah emas dalam lautan berpasir keruh. Itulah gambaran saat setiap muslim mencari hakekat dirinya saat melewati bulan puasa. Pengertian ini terkandung maksud bahwa saat akan memasuki sebuah lautan yang luas, persiapkan bekal anda yang maksimal yang akan dibawa menuju ke tengah lautan. Bila bekal yang dibawa diperkirakan tidak akan mampu menerjang ombak dan badai di lautan, jelaslah bahwa kalap dan diri anda sendiri yang akan terjatuh dalam lautan. Bagaimanakah kesiapan kita menjelang Ramadhan?? Sudahkah anda pertimbangkan?
Sebuah contoh, seorang ibu sangat senang menyambut datangnya Ramadhan dengan senyum riang dia persiapkan semua perlengkapan hidup menjelang puasa untuk melayani suami dan anak-anaknya. Dengan senyum manis dia menyapa suaminya, "Ayah, sebentar lagi puasa neh!?. Bila selama setahun kebelakang ibu banyak salah mohon di maafin ya..!!". Dengan indah suaminya berkata, "Iya sayang, begitu juga sebaliknya bila Ayah banyak salah di maafin juga mah". Begitu indah di dengar, namun jarang pada setiap keluarga menyempatkan hal tersebut.
Sebuah lautan yang ganas akan terlihat indah dan sejuk saat dalam setiap nafas kita dalam hitungan detik, jam, hari selalu di lalui dengan kalimat thoyyibah, dzikrullah dan Qur'an. Nafas ini tercapai dengan niat yang ikhlas berpuasa tanpa pamrih apapun. Tanpa pamrih akan mendapatkan sebuah pahala yang berlipat dan tanpa pamrih ingin mengharapkan sebuah hajat tertentu. Hal inilah yang akan membuahkan sebuah malam istimewa datang menghampiri tanpa di sengaja. Emas dan permata itulah yang akan menunjukkan keruhnya lautan menjadi indahnya lautan yang sebenarnya. Bila itu datang sujudlah dengan ikhlas hanya kepada Allah SWT tanpa sekutu sedikitpun. Insyaallah hidupmu aman, nyaman dan selamat dunia dan akherat.
Tergetarlah setiap muslim menjadi pribadi yang santun untuk menyambut Ramadhan tanpa sebuah tendensi dan menjadi figur yang baik. Namun berlombalah menjadi pribadi yang santun dan tetap rendah hati dalam omongan, sikap dan perilaku. Itulah wujud Ramadhan yang akan menjadi tolak ukur hidup setiap muslim dalam sebelas bulan setelahnya. Jika dari setiap insan muslim memikirkan hal demikian pasti akan terjalin sebuah ekosistem yang terbaik dalam keluarga, institusi, masyarakat bahkan sebuah bangsa dan negara. Kapan lagi kita akan merubah kondisi ini menjadi urat nadi dalam jasad kita, bila semua yang terjadi berbeda dengan tujuan semula niat kita menyambut ramadhan.

Semua manusia pasti akan menemukan kesimpulan hasil dari ibadah puasa sebulan penuh dengan takarannya sendiri-sendiri, tetapi minimal setiap insan akan menyimpulkan menemukan satu hikmah setelah melewati sebuah bulan penuh kenikmatan. Jika hal tersebut akan nyata, intinya adalah sujud tanpa sebuah embel-embel hajat. Pasrahkan hati menuju Ramadhan insyaallah berkah hidup menuntut anda untuk selalu bersyukur atas semua nikmat hidup yang telah di jalani.
Wallahu'alam bishowwab.
penulis
by Crowja Garichu

 
back to top