Wednesday, February 12, 2014

Bisikan Qolb dalam Cinta

Makna sebuah polemik hati berangkat dari apa yang telah kita lalui sepanjang perjalanan hidup kita. Banyak sudah suka dan duka setiap manusia dalam mengarungi hidup dan kehidupan. Ironis mengapa manusia ingin menjadikan hidupnya selalu yang paling sempurna sementara banyak faktor lain yang menjadikan dia manusia hanyalah sebuah ciptaan Allah yang lemah. Lemah dengan segala bentuk jasad dan nurani yang selalu ingin menjadi manusia baik namun lupa akan kekuatan bantinnya. Lemah dalam menjalani kodratnya pada perjalanan semangat hidupnya. Lemah menjadi pribadi yang ingin dimengerti banyak orang namun belum mampu menjadi pribadi yang mampu mengerti akan orang lain. Lemah dalam empati dan nurani menghargai oranglain. Lemah menjadi figur yang terbaik. Lemah dalam upaya memenuhi rongga mulut dengan air minum yang menyejukkan.

Mengapa itu semua terjadi, karena  dalam diri manusia terdapat sebuah gumpalan daging yaitu qolb atau hati secara fitroh. Bila hatinya baik maka baiknya seluruh tubuhnya. Perwujudan inilah yang membedakan manusia datu dengan yang lainnya. Mungkin manusia tersebut jahat, suka usil, suka membuat oranglain sedih dan menangis, namun apabila dalam hatinya terbersit sebuah nilai hati yang bersih. Akan terlahirlah manusia tersebut menjadi seorang yang punya nilai lebih dibanding orang lain khususnya di ahdapan Allah SWT. Mulailah kita akan mengoreksi dan menghitung seberapa besarkah kekuatan hati kita menjadi orang yang baik dan seburuk apakah hati kita yang selalu menggunjing orang lain dalam setiap detiknya.
Bagaimana manusia memulai perjalanan hidupnya. Dimulai setelah ibu dan bapaknya membisikkan suara merdu dalam telingga yang masih polos dalam rahim yang sejuk. Saat terlahir mendengarkan suara adzan dan iqomah dalam pelukkan sang bapak. Menangis mencari air susu ibunya dipeluk dalam dekapan ibu yang mempesona. Saat mulai beranjak merangkakkan kaki merangkag dengan kakinya riang gembira dan saat beranjak berlari dengan hentakkan kakinya. Saat air mata meleleh tidak titunggui ibunya saat sekolah. Saat menerima raport kenaikan kelas dan saat kelulusan yang mendebarkan. Saat tersenyum pertama kalinya melihat lawan jenis. Saat mulai beranjak dewasa meniti ilmu yang lebih tinggi. Saat bertemu dengan buah hati dalam lantunan dawai asmara. Saat tersadar dalam rintihan mencari sesuap nasi alias mencari nafkah. Apabila tersadar saat menjadi pribadi yang selalu dihargai orang lain dan dihormati. Menjadi figur yang baik dimata orang lain. Saat terlelap dalam tidur dan bermimpi menjadi orang baik. Demikianlah rentetan suka dan duka air mata manusia dalam sentuhan qolb.
Semoga kita mampu menjadi manusia yang sabar. Sabar dalam menjauhi kedengkian bila kita masih menjalaninya dan sabar dalam melakukan amal sholeh bila kita sering melupakan dan meningggalkannya. Wallahu'alam Bishowwab.
penulis,
Chiezhoen

No comments:

Post a Comment

 
back to top