Wednesday, November 20, 2013

Sedumuk Bathuk Senyari Bumi

Sedumuk bathuk senyari bumi.. seujung jari yang mengenai dahi dan selebar jari yang mengenai bumi. Peribasa tersebut menunjukkan, betapa besar akibat yang seringkali menimpa kehidupan manusia. Dan dapat diibaratkan kemurkaan manusia yang sebesar-besannya apabila terjadi perebutan mengenai wanita atau bumi. Wajah manusia yang seringkali tersenyum, tertawa ataupun marah. Sebuah ornamen manusia yang akan menciptakan petaka siang dan malam. Petaka yang disebabkan oleh tingkah polah dan ucapan yang berawal dari hati yang kurang jitu dalam mengolah kejataman berfikir. Nilai ukhuwah dirubah menjadi nilai komersil yang mempunyai keinginan untuk suatu maksud tertentu yang akan menjatuhkan datu sama lain. Itulah jiwa seorang manusia yang tidak pernah puas akan kenikmatan yang telah dinikmati sepanjang kehidupannya di dunia. Ibarat pohon yang tandus di siram air. Semakin di siram pohon tersebut akan kehausan dan menginginkan air terus menerus. Ibarat dahaga yang menyengat kena tegukan air surga ingin meminumnya tanpa henti. 

Namun bukan wanita dan tahta yang akan penulis kemukakan di sini. Berbagai argumen manusia seringkali berbohong, bahkan hidup bertetangga adanya saling hasat hasut dan dengki seolah mau menang sendiri dan hidup sendiri. Itulah wajah kehidupan manusia yang merasa sudah terkena dosa dan kesalahan tetapi tidak pernah merasa berdosa karena seolah sudah tertumpuk oleh pahala yang melimpah. Tidak pernah berupaya menata hati, akal dan pikiran untuk berupaya mencari surga yang sebenarnya yaitu baik terhadap tetangga dan sekelilingnya. Padahal nilai ibadah kita bukan tolak ukur akan kemenangan kita menghadap SWT di akherat kelak. 
Nilai ibadah kita yang sebenarnya adalah bagaimana menerjemahkan kalam Allah yaitu Al Qur'an dalam hati dan perilaku kita sehari hari  sampai kita meninggal kelak. Mengapa sholat ibadah yang paling utama di nilai Allah SWT, karena sholat wujud pertemuan kita dengan Allah. Saat kita bertemu Allah apakah jasad dan ruh kita mampu menghadapnya dengan sebenarnya? Jawabnya adalah hanya sedikit orang yang mampu bertemu Allah SWT yaitu Nabi dan Rasul serta para ambiya atau orang-orang sholeh. Apakah kita sudah merasa menjadi orang sholeh? Jawabnya kembali adalah bisa iya ataupun yang semestinya tidak.
Manusia tempatnya iri dan dengki karena ibadah yang siapapun lakukan belumlah mampu menerapkan konsep Qur'an dalam setiap detak nafasnya. Jauh sekali dari kata Mukmin manakala setiap pandangannya tentang orang lain selalu menaburkan su'udhon dan melecehkan setiap orang. Harta bukan harapan bahkan ukuran karena bumi akan menelannya mentah-mentah. Jadad adalah wadag yang akan berkalang bumi namun ruh adalah inti yang akan menemukan Allah SWT dalam setiap mimpinya di dunia, alam kubur ataupun besok lusa yaitu akherat yang kekal.
Subhanallah.. Astaghfirullah.
Wallahu'alam Bishowwab.
penulis,
Muhshonu Rohman, ST

No comments:

Post a Comment

 
back to top