Friday, January 18, 2013

Aura Uswatun Khasanah

Hidup di dunia walaupun sedih dan beduka mungkin juga sengsara masih bisa tersenyum dan tertawa. Itulah hakekatnya hidup di alam fana yang penuh keindahan. Siapa yang tidak menyatakan kehidupan dunia itu indah berarti dia tidak mau hidup di dunia maunya hidup kekal di akherat. Ini adalah kesalahan besar sebagai khalifah fil ardi, sudah seutuhnya bahwa penghuni bumi manusia, setan dan makhluk serta ciptaan Allah lainnya. Bagaimana kalau manusia sudah masuk alam selain dunia, tentunya tidak ada satupun manusia yang bisa tersenyum menghadapi alam selain dunia. Dalam alam barzah, manusia akan bertemu dengan wajahnya sendiri yaitu bentuk dan wataknya ketika di dunia akan di bawa dalam alam kubur. Bila di dunia hidupnya hanya untuk menipu orang lain dengan akhlak, ilmu dan harta serta kekuasaannya niscaya alam kubur adalah neraka bagi orang tersebut namun apabila selama hidup dia mengabdikan dirinya bagi Allah SWT dengan sebenar-benarnya dan memberikan persepsi silaturahmi yang benar terhadap keluarga dan tetangganya jelas pastinya dia akan nyaman menantikan hari kebangkitan yaitu kiamat kelak terbangun segar sebagai wujud manusia yang auranya bersinar bagai bulan purnama. 

Menilik kehidupan nabi, manusia akan tercengang dan gemetar seluruh tubuhnya. Bagaimana nabi Muhammad SAW adalah seorang manusia yang telah nyata terpilih menjadi pemimpin bumi, menyampaikan kebenaran Adhien yaitu Islam. Bagaimana dengan Islam penduduk bumi akan selamat dalam hidup dan mati saat di dunia dan akherat. Rasulullah memberikan makna hidup sebagai sebuah anugrah, anugrah untuk selalu beribadah tanpa mengenal putus asa karena semuanya sudah di jamin oleh Allah SWT surga tempat mereka kembali dengan Fitroh. Manusia dilahirkan dengan fitroh sehingga dalam kondisi bagaimanapun harus siap fitroh menghadap_Nya kapanpun dan dimanapun. Lepas baligh manusia akan diuji dengan sebuah rutinitas perkembangan umurnya, dengan tuntunan ortu mereka menjalani hari-hari dengan Islam. Jikalau semua sudah terwujud tahu akan arti baik dan buruk. Langkah selanjutnya adalah menata mulut, hati dan amaliah untuk siap diambil nyawanya kapanpun. Bagaimana kita bisa memiliki aura nabi?, hanya ilusi dan fatamorgana karena tidak ada manusia lagi sesempurna beliau.
Banyak manusia tersesat dalam anugrah iman, ilmu dan hartanya. Dengan imannya dia menjelekkan saudara semuslim bahwa dialah yang paling beriman diantaranya. Dengan ilmunya dia merendahkan orang lain seolah ilmunya setinggi gunung menjulang ke langit tiada yang menyamainya. Dengan hartanya dia mencemooh para fakir dan miskin seolah hartanya akan menolong dia di akherat. Inilah bentuk mengapa kenyataan terkadang menyedihkan dari harapan. Landasan kita jalan adalah qolb, Qolb yang menjadi suri tauladan adalah yang selalu ingat (dzikrullah). Sebuah kenyataan yang sulit dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, karena semakin kita mendekat ke Allah SWT jelas semakin setan bahkan iblis ikut berjalan mengiringinya. Jadi sebuah nikmat adalah sebuah kenyataan yang selalu kita syukuri walaupun sebuah cobaan yang terkadang hadir. Nikmat Allah selalu ada sepanjang hayat masih dikandung badan bahkan sampai jasad sudah masuk neraka sekalipun. Insyaallah.
Semoga hidup yang indah ini kita isi dengan saling menjadi orang yang baik, baik untuk keluarga, tetangga dan masyarakat serta baik untuk Islam dan bangsa ini. Jangan saling menjatuhkan satu sama lain hanya akan mengurangi amal yang telah ditabung selama ini. Jadilah pribadi yang sholeh walaupun tidak terkenal oleh siapapun. Hanya Allah tempat kita kembali menjadi manusia yang kenyang hidup di dunia dan akherat tempat menikmati masa demi masa. 
Wallahu'alam Bishowwab.
penulis,
Chie Zhoen

No comments:

Post a Comment

 
back to top