Sunday, June 22, 2014

Ibadah yang berkualitas

Setiap yang berhubungan dengan ibadah banyak sekali manusia yang meninggalkan kunci kebaikan padahal dengan harapan untuk selalu mendapat pahala berlimpah, apalagi dikuatkan oleh hadist yang membicarakan surga nan indah. Sementara kuat kualitas niat berada dalam ukuran yang tidak bisa dijadikan patokan. Anjuran untuk menemukan sebuah pahala menjadi alasan bagaimana setiap insan berupaya penuh dengan perjuangan super keras tanpa mengenal lelah selalu menguatkan ibadah. Entah itu upaya mengingatkan orang lain ataupun pribadi menjadi alasan bahkan menjadi kegelisahan, egoisme, kesalehan diri dengan alibi menemukan hal terbaik untuk menemukan pahala dan menjauhkan dosa.

Setiap manusia yang alim bahkan lebih dalam lagi yaitu siapapun yang telah mengenal kedekatan ibadah, apalagi pernah duduk dalam bangku pesantren, selalu lemah dalam sifat namun keras dalam perangai ibadah. Apa yang di dapat setelahnya, adalah sebuah perilaku yang membuat 4 kategori akhlak yang melemahkan ibadah itu sendiri.
Pertama, suka menasehati orang. Apakah nasehat akan selamanya menjadi sebuah kebaikan untuk semua orang, jawabnya adalah setiap manusia yang suka menasehati orang lain di dalam dirinya akan menemui sebuah dehidrasi akhlak yaitu takabur, Allah SWT akan menguji bibirnya dengan sebuah perkara yang akan menghentikan bibirnya untuk diam supaya tidak melukai perasaan orang lain. Kedua, nada bicara tinggi tidak mau mengalah, adalah gambaran high profile manusia yang akan selalu menang sendiri tanpa melihat bagaimana hikmah dalam setiap tutur kata yang adalah sebuah noda dan dosa karena ujung dan pangkal darah akan mengalir dalam hati orang lain yang teraniaya dengan keangkuhannya. Ketiga, berbicara menang sendiri yang lain tidak boleh komentar, adalah gambaran manusia yang mendekatkan ubuddunya secara samar karena dalam dirinya ada penyakit hati yaitu ujub dan riya bahkan iri plus dengki. Sementara yang keempat yaitu sok alim yaitu manusia yang lupa bahwa Allah SWT adalah tempat kembali dari semua perkara yang fana di dunia.
Sebuah kunci amal dan ibadah adalah bagaimana kita melakukan aktifitas keseharian dalam menyembah kepada Allah SWT dengan sebuah ornamen jiwa dan hati. Ornamen jiwa dan hati ini bukanlah seperti jiwa dan hatinya seorang pedagang yang seringkali dihubungkan dengan untung dan rugi. Dalam benak setiap pedagang bahwa bagaimana menjual setiap dagangan dengan keuntungan dan tolak ukur kerugian. Amal yang berkualitas atau istilah kerennya 'mabrur' adalah sebuah amal dan ibadah yang tidak sedikitpun mengharapkan pahala dari Allah SWT karena hakekatnya semua adalah kewajiban tanpa pamrih. Inilah kualitas amal yang akan menjadikan seorang manusia sempurna minimal dalam memperbaiki sebuah kualitas kepuasan personal atau akhlak pribadi mukmin. Setiap yang hina dalam pandangan manusia lain, belumlah bisa dikatakan hina dihadapan Allah SWT.
Example, ibadah dalam bulan ramadhan kualitas manusia yang akan dibentuk akan mengalami 3 fase yang terkait dengan imbalan fitroh. Ketiga fase ini hakekatnya memunculkan semangat manusia tanpa sedikitpun mengharap pahala karena sudah menjadi kewajiban yaitu menuntun jiwa yang benar dalam kualitas kesempurnaan manusia dalam pandangan Allah SWT. Kejelian pola fikir ini tidak akan sama satu sama lain manusia sehingga sampai pada sebuah malam yang terbaik akan datang menghampiri, bila ini mampu tercapai.
Dalam putaran warna bumi dan langit kurun waktu 24 jam akan membentuk manusia naik dan turun seperti munculnya matahari fajar hingga berganti rembulan menyapa dalam kegalauan hidup manusia. Semoga Allah SWT selalu bersama kita hingga kita dibangkitkan dalam shof umat Islam yang sholeh.
Wallahu'alam Bishowwab.

penulis,
Chie Zhoen

No comments:

Post a Comment

 
back to top