Thursday, April 23, 2015

Tidak semua amal ibadah berbuah pahala dan surga

Semenjak kita terlahir dari perut ibu, banyak perubahan hingga beranjak dewasa. Perkembangan fisik dan psikis kita terlahir lewat asuhan orang tua, lingkungan dan sekolah. Sehingga banyak sekali faktor yang telah membesarkan kita dan justru berangkat dari lingkungan dan kebiasaan yang melahirkan karakter egois pada psikologi kita. Dan lebih ironisnya bagamana karakter kita terbentuk justru tidak bisa memahami ilmu baru yang setiap saat masuk dalam benak. Kita terlanjur jatuh dalam analisis pola fikir yang pragmatis, selalu menangani hal dalam dilema pola fikir berangkat dari setiap hal baik yang sudah kita lewati. Sementara setiap pemasukan ilmu yang kita peroleh tidak bisa harus dilakukan dalam filter kesuksesan yang telah diraih.

Manusia adalah makhluk yang fana. Dalam setiap tetes darah akan mengandung unsur sangat rentan dengan perilaku yang cenderung terpengaruh hati dan pola fikir jauh dari empati. Kefanaan ini akan menghasilkan nuansa yang berbeda dalam kurun waktu yang pendek. Hingga setiap ucapan kita akan berubah dalam hitungan menit bahkan detik, nilai kejujuran akan terjual dengan semakin lamanya kita hidup dan bertambah usia. Kesuksesan akan tercapai tetapi akan melahirkan amal usaha, amal ibadah yang tidak berbuah pahala dan surga. Kenapa demikian...
Jawabnya adalah setiap yang dilakukan setelah kita berusia matang, jelas akan menurunkan ornamen dari kejujuran dan amal baik. Amal baik akan menurun sesuai dengan kematangan dan kesuksesan. Karena inilah dunia yang fana, seberapa besar apapun lidah dan bibir mengucapkan kalimat pujian kepada Allah SWT. Lidah dan bibir bahkan hati akan selalu jatuh terpeleset karena faktor kefitrahan selaku manusia. Jadi bohong apabila manusia menganggap dirinya lebih mulia dari orang yang lebih di bawahnya. Hanya Allah SWT maha tahu segala bentuk kepura-puraan manusia.
Tidak semua amal ibadah berbuah pahala dan surga. Setiap iktikad baik jelas banyak hambatannya berbeda dengan setiap usaha buruk banyak temannya alias selalu didominasi setan dan sekutunya. Setiap hal yang kita upayakan akan berbenturan, baik itu tidak disengaja bahkan justru di sengaja, Tidak disadari apa yang kita lakukan menyinggung perasaan orang lain bahkan menyakitinya sehingga lupa kalau kegagalan kita berangkat dari itu semua. Memberikan keputusan sepihak tanpa musyawarah atau justru bermusyawarah malah justru ajang menjatuhkan satu sama lain hingga upaya yang kita lakukan justru menjadi kuburan dari usaha yang kita bangun. Dan masih banyak segelintir upaya dan usaha serta amal ibadah kita yang losses tidak berbuah pahala dan amal sholeh apalagi berharap surga. Dan kesadaran ini tidak disadari khususnya oleh orang yang berilmu tinggi dan orang-orang sukses.
Kerapkali kesadaran akan tercapai manakala kita melakukan pola pemikiran yang sedikit jauh dari ambisi dan keegoisan. Setiap kali menghadap_Nya dalam sholat pasti akan tersadar akan kelemahan diri yang selalu menjadi sandungan langkah, namun setelah selesai salam dalam sholat, qolb kita akan tertutup hiruk pikuk kesibukan dan bisingnya kendaraan di jalan yang kita lalui. Semoga Allah SWT selalu memberikan jalan yang lurus. Aamiin.
Wallahu'alam Bishowwab.
penulis,
Chie

No comments:

Post a Comment

 
back to top