Tuesday, April 26, 2011

JASAD MANUSIA

Terkadang terfikir oleh manusia untuk hidup sederhana, namun lebih muncul ke permukaan ingin hidup berlimpah, dengan apapun bisa di beli dan terbeli. Semua ingin merasakan nikmatnya mempunyai kesempatan pertama yang lebih baik dari orang lain. Setelah mengalami pasang surutnya kehidupan akhirnya di berilah kesempatan menikmati surganya dunia. Kemewahan, kekayaan, kemapanan, kemulyaan, kejayaan dan segala-galanya. Lumrah kalau semua orang berpendapatan bahwa nikmat hidup ada dikarenakan banyak uang dan harta kekayaan. Berlimpah aset yang berharga seolah tidak akan lepas dimakan anak cucu sampai 10 keturunan. Dengan santainya hidup dengan tidak memandang orang lain. Yang ada adalah memberi upah kepada pegawainya. Selebihnya adalah sudah dibayar ya harus dilaksanakan, seolah Tuhan adalah dirinya.

Semua wajah manusia adalah sama, dimana jasad dan ruh adalah mutlak milik Allah SWT, tapi terkadang kita semua lupa akan sebuah batasan itu semua, yaitu batasan nilai antara jasad dan ruh. Kita diciptakan ke dunia memang penuh dengan teka-teki, tapi sebenarnya keadaan akan berubah setiap saat dan tidak bisa diprediksi kekecil apapun. Kita hanya berencana dan Allahlah yang akan menilai dan mengaturnya. Batasan inilah yang di sombongkan akan menjadi duri dalam amaliah kita, walaupun tingkatan rutinitas ibadah kita melebihi Nabi sekalipun. Tatkala dipacu dengan nikmat yang menggiurkan olehNya, pasti kita semua akan berpaling di jalan Allah.


Wujud jasad manusia :

Tulang belulang dan daging
Wadag ini adalah bentuk dari ciri fisik manusia tercipta oleh perpaduan orang tua kita, sehingga akan memunculkan sebuah ciri yang sama antara kedua orang tuanya, bentuk fisik dan perpaduannya supaya masih bisa di kenali dari mana asal wajah ini. Walaupun tidak bisa di bilang sama, namun adanya belulang dan daging akan membentuk manusia cantik dan gagah. Dengan jantung tulang belulang dan daging bisa bergerak lincah bersama indahnya tubuh kita meliuk-liuk seperti Dewi Persik. Dengan ciri fisik inilah manusia dengan yang lainnya saling menipu fisik dan wajah. Dengan fisik dan wajah yang sempurna saling menghancurkan seolah lupa apakah akan tetap cantik dan gagah tidak terkena keriput dan loyo.

Aura
Aura wajah kita terpancar oleh karena jiwa dan naluri kita yang menyelaraskan antara ibadah dan akhlak keseharian kita terhadap sesama makhluk, walaupun manusia tersebuat bukan kategori seorang yang berdaya sosial tinggi, namun setiap yang melarikan diri dari keduniawian akan menemukan sebuah renungan akan martabat manusia sebagai jasad yang sholeh. Aura akan melahirkan warna yang berbeda di alam kubur dan akherat. Bila manusia mampu mempelajarinya. Hidup bukan hanya sekedar uang dan kemewahan, karena akan ditinggalkan setiap saat kapanpun Allah berkehendak.

Hati
Hati manusia ibarat sebuah papan tulis putih, semakin dikotori akan semakin menjadi-jadi rusaknya. Semakin dikikis kotorannya akan semakin lenyap debu dan asapnya. Ibarat itu kita akan berfikir, seberapa besarkah kemampuan kita untuk bisa mengisi hati kita dengan upaya pembersihan diri dari kekotoran, hasut, ketamakan, iri + kedengkian terhadap sesama makhluk. Inilah upaya yang tidak setiap saat dan tidak semua orang mampu melakukannya karena akan terbentur dengan kondisi yang tidak kita harapkan antara harapan dan kenyataan yang harus dihadapi. Jarang setiap manusia menemukan kedewasaan hati nurani untuk memberi kenikmatan terhadap orang lain. Jarang pula setiap insan mengupayakan yang terbaik bagi semuanya. Yang ada adalah ketidakberdayaan kita terhadap keluarga, sistem, posisi dan semua hal yang membuat pintu hati kita akan tertutup sementara atau selamanya. Inilah warna hati yang membuat manusia sombong tanpa sadar dan malah dengan santainya sombong seolah nyawanya lebih dari satu.
Karena hati inilah yang menyebabkan rusaknya hubungan antara sesama manusia dan yang lebih fatalnya lagi adalah rusaklah kedekatan kita dengan Allah SWT atau rusaknya amaliah kita yang sudah menumpuk dengan istiqomah yang sudah berjalan bertahun-tahun.

Jiwa
Jiwa manusia adalah suci dimana unsur kehendak dari hati akan selalu selaras sesuai dengan kata hati yang paling dalam. Inilah inti dari sebuah wadagnya jasad atau pintunya ruh yang selalu mendampingi diantara pemikiran yang positif dan sebaliknya pada diri manusia. Jarak antaranya adalah sebatas apa yang selalu dikatakan pada hati kita dengan amaliah kita yaitu Dizkrullah (ingat kepada Allah), jalan ingat kepada Allah adalah sholat selain itu adalah menempatkan fikiran kita pada sebuah pola fikir bahwa ibadah kita hanya satu tujuan yaitu Allah SWT.

Ruh
Hanya Allahlah yang berkehendak atas ruh manusia, karena Dialah Allah SWT yang menempatkan ruh kita pada tempat yang terbaik disisiNya. Hanya manusia yang baik yang selalu memanjatkan kalimah kepadaNya yang akan menjadikan ruh kita ditempatkan dalam wadah yang benar, sesuai koridor kemampuan ibadah manusia disisi Allah. Subhanallah, hanya kepadaMu_lah kami menyembah dan hanya kepadaMu_lah kami memohon pertolongan. Apabila ruh telah lepas dari jasad, semua tidak akan bisa mengikutinya, harta, tahta, wanita tidak akan mampu menahanNya. Yang bisa mendampinginya adalah amal, ilmu dan keimanannya. Bila tidak memiliki itu, maka ruhnya akan nyasar ke mayapadha. Jadikanlah kami sebagai hambaMu yang sholeh yang selalu bisa menjaga amanahMu dan digolongan sebagai hamba yang menempati surgaMu kelak di akherat.. Amien.

Akhirnya, bersujudlah sebelum duduk bersimpuh menerima ampunan Allah, berfikirlah kalau setiap dari diri kita hanyalah hamba yang lemah, banyak dosa dan kesalahan. Janganlah berfikir kita sudah sukses dan memiliki semua, kita mengesampingkan hidayah Allah. Yaitu memberikan kenikmatan yang sama kepada sesamanya. Ini wujud utama wajah manusia ma'rifat dari Allah dimana kita akan disejajarkan Waliyullah bersama di samping ambiya wal mursalin dan Nabi Muhammad SAW.

Wallahu 'alam bish showab


Crowja Garichu

No comments:

Post a Comment

 
back to top