Sunday, May 1, 2011

KOMUNITAS BURUH

Sudah lama negara ini mengesampingkan unsur budidaya manusia. Faktor yang melupakannya adalah berbagai kepentingan dan pasar yang ada di Indonesia. Kalau di amati perkembangan perekonomian sudah banyak kemajuan di sani sini dengan berbagai industri yang ada. Setiap saat dan momen cabut pasang pekerja di setiap perusahaan dan menjadi barang lumrah. Antara kebutuhan dan kepentingan perusahaan demi lancarnya produk dan sebagainya. Sehingga tidak bisa dipungkiri apabila kaum pekerja di Indonesia mengalami pergeseran aturan pada setiap perkembangan hubungan antara pekerja, perusahaan dan pemerintah. Pemerintah akan mencanangkan sebuah program yang saling menguntungkan demikian pula sebaliknya bahwa setiap perusahaan mempunyai aturan tersendiri yang tidak bisa diganggu gugat oleh pemerintah. Keberadaan perusahaan baik itu perseorangan atau perum mempunyai aturan yang jelas dan yuridis hukumnya. Setiap mereka mendirikan perusahaan jelas akan mengalami benturan dengan tenaga kerja.

Banyak hal yang kurang bisa dirasakan kesejahteraannya bagi kaum buruh manakala hajat hidup mereka terlantar. Dimana UMR terbatas, untuk mencukupi hidupnya saja kekurangan apalagi untuk kelayakan anak istri mereka. Kalau mereka tidak kerja bagaimana nasibnya. Sementara pemerintah harus selalu menerima masukan dari rakyat untuk selalu mengusahakan lapangan kerja baru bagi penduduknya. Kerjasama Departemen Tenaga Kerja sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Dan kebijakkan-kebijakkan pemerintah terhadap pekerja juga semakin di tingkatkan dalam dekade terakhir ini. Namun yang menjadi kendala adalah kurang harmonisnya hubungan antara ketiga faktor tersebut sehingga seringkali kita saksikan di media massa bahwa karena kurangnya upah mereka orasi dan merusak fasilitas perusahaan yang merugikan mereka sendiri akhirnya mereka di PHK. 

Kemajuan pemikiran dan pemenuhan hak terhadap kewajiban yang dikerjakan oleh kaum buruh menandakann adanya sebuah perlawanan terhadap penindasan. Kenapa ini terjadi??. Sejarah telah membuktikan carut marutnya perekonomian bangsa ini terjadi dari jaman pemerintahan Hindia Belanda. Bermunculannya pabrik-pabrik, industri, bengkel, pertambangan, tranrportasi, perkebunan, industri-industri gula, industri-industri kecil meramaikan perekonomian Indonesia kala itu. Sehingga yang terjadi adalah ketimpangan derajat yaitu kaum ningrat dan kaum buruh yang notabene dikuras  habis tenaga dan kemampuannya dengan upah yang relatif sedikit. Memang penjajahan adalah menghasilkan kepahitan demi kepahitan moral yang membawa pada kemerosotan akhlak. Padahal dalam negara berkembang tidak akan mungkin bisa melawan lajunya mata rantai dari perubahan politik dunia. Dimana saat itu tukar menukar kepentingan dan keuntungan mendominasi ketidakadilan. 

Inilah yang menjadikan dehidrasi perkembangan buruh di Indonesia. Adanya luka yang pahit dalam sejarah buruh sehingga melahirkan pekerja-pekerja yang terus mempunyai ide untuk memberontak terhadap kebijakkan perusahaan dimana mereka semua menggantungkan nasibnya. Bermunculan investor asing semakin menambah daftar permasalahan antara pekerja dan pemerintah. Bagaimana solusinya ?

Solusi yang tepat adalah bentuk kontrak yang ditawarkan saat rekruitmen pekerja. Bagaimana aturan yang ditawarkan tidak boleh akan mengalami perubahan yang berarti bila mengalami konflik. Dengan istilah lain bahwa bentuk penghargaan kepada kaum buruh adalah sesuai standart aturan pendapatan atau upah yang ditetapkan oleh kelompok perusahaan terhadap pemerintah. Dewasa ini sudah sangat ketat setiap perusahaan dalam menyeleksi setiap pekerjanya. Pada perusahaan sudah dominan menerapkan tenaga kerja kontrak, sehingga pekerja tidak akan menuntut setiap apa yang telah disepakati bersama. Inilah tarik ulur kepentingan dengan kemampuan perusahaan. Perusahaan sekarang tidak memerapkan aturan pasti dari penerimaan karyawan tetap. Hal ini di karenakan naik turunnya kondisi perekonomian di Indonesia dengan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. 

Pada krisis tahun 1998 yang dimulai dari tumbangnya pemerintahan Soeharto, kala itu sebelum tahun tersebut perkembangan industri berjalan sangat pesat. Saya masih ingat tahun-tahun tersebut masih menjalani penulisan skripsi. Kebetulan saya mengambil penelitian di Kawasan industri semen di Tuban Jawa Timur. Saat itu semen Gresik memperluas wilayah pembangunan pabrik dan Tubanlah sebagai tempat untuk mengembangkannya karena kandungan unsur untuk pembuatan pabrik semen terpenuhi. Rencananya di bangun 7 unit pabrik semen yang akan beroperasi di dalamnya yang merupakan salah satu pabrik semen terbesar di Asia Tenggara nantinya. Saat itu semua pekerja pembangunan sangatlah hidup mewah, ibarat mendapatkan uang senilai 10 ribu rupiah adalah hal kecil dalam sehari. Hari demi hari berlanjut sampailah pembangunan pabrik semen 3, sehingga saya ikut meneliti teknologinya sebagai bahan penulisan skripsi. 
Tanpa di sadari semua pihak terjadilah sebuah revolusi yang dikenal sebagai Reformasi. Pembangunan pabrik semen Tuban 3 terkena imbasnya dimana salah satu pemborong utama PT adalah milik salah satu anak Cendana. Sehingga semua pekerjanya terlantar dengan upah-upah mereka yang entah kemana. Mulailah jatuh bangun, hingga sekarang Holcim milik pabrik semen Cilacap yang membuka  cabang baru mulai membuka perluasannya yang rencananya sudah jauh-jauh hari sebelum krisis berlangsung.

Itulah gambaran suka duka sebagai buruh dan pekerja dalam mengalami pasang dan surut perekonomian bangsa. Dekade tahun setelah itu banyak perampingan di perusahaan dimana ribuan pekerja harus pulang ke rumah masing-masing. Sebuah perjalanan panjang dari saksi sejarah bahwa gejolak bangsa akan mempermudah atau memperlambat faktor kesejahteraan rakyatnya sudah banyak kita saksikan bersama. Hendaklan sebagai seorang anggota buruh kita semua sadar bahwa hidup dan penghidupan kita ada di sana berusahalan mentaati aturan yang berlaku dengan sebaik-baiknya. Namun bagi perusahaan haruslah konsekuen dengan aturan yang telah disepakati sesuai aturan yang berlaku dari pemerintah. Mungkin sedikitnya akan mengurangi beban emosional dari pekerja semua yang setiap saat harus bekerja keras dengan susah payah. Marilah tetap berjuang bagi bangsa dan negara kita sebaik-baiknya.

Selamat Hari Buruh Sedunia
Semoga Hidup kalian lebih bermakna

 

No comments:

Post a Comment

 
back to top