Saturday, May 28, 2011

HAKEKAT KECINTAAN DUNIA

Jika sebuah keadaan berubah padamu, apa yang akan dilakukan selanjutnya. Mampukah engkau keluar dari zona nyaman menuju zona tidak nyaman?. Terjawab atau tidak ungkapan ini menunjukkan bahwa seorang manusia adalah berkewajiban meneruskan aktivitasnya dengan tanpa pengaruh apapun terhadap dirinya walaupun kondisi yang mendasari hidup yaitu kebahagiaan, keharmonisan, kesuksesan, kekayaan, kebesaran, kemuliyaan bergeser dan lepas dari kedudukannya semula. Inilah yang menunjukkan kualitas manusia yang lebih baik di banding satu dengan yang lainnya. Perumpamaan malam dan siang, walaupun siang sang mentari tertutup awan dan mendung selalu menutupi badan. Juga malam terasa hampa tanpa kehadiran rembulan dan bintang karena awan merajalela menyelimuti bintang. Namun semangat, psikis dan jiwa akan selalu menjadi bagian dari hubungan manusia dengan penciptanya. Yaitu selalu akan bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Berbagai argumen akan menyatakan yang sependapat bahwa keberadaan insan dalam dunia adalah untuk menyembah kepadaNya, selebihnya adalah takdir yang akan meneruskan keberadaan hidup di dunia dengan segala keberuntungan atas seleksi alam terhadap diri masing-masing dari kita. Yang berujung pada keabsahan kita setelah melakukan kebaikan atau real interest yaitu menemukan kebahagiaan hakiki menuju akherat atau menuntut ilmu. Dan berujung pula dengan pemantapan keyakinan atas ridho terhadap kenikmatan jasad yaitu keberkahan dan kekayaan hidup. Hal ihwal yang memunculkan berbagai sanggahan jika jerih payah manusia terhadap ikhtiar dan do'a harus terbentur dengan kondisi yang terbalik dalam kenyataan. Jadilah antara harapan dan kenyataan yang sering mengalami dehidrasi atau critical spirit of life. Sudah sekian lama berusaha dan berdo'a tak kunjung pula KAYA. Sudah lelah ikhtiar dan sujud belumlah dapat KETURUNAN. Sudah kenyang dengan kekayaan dan kenikmatan sedekah belumlah mendapat anugrah KETENTRAMAN DALAM RUMAH TANGGA. Sudah jauh melangkah dalam mencapai doa dan petunjuk belumlah bertemu dengan KEBAHAGIAAN. 

Muncullah kriteria dan pemikiran lain tentang hidup. Berlomba dalam hidup dengan mengumpulkan kenikmatan dunia adalah harta, wanita, tahta, gengsi. Berdiri dengan tenang dan damai dalam setiap aktivitas kesalehannya kepadaNya dengan semua yang di miliki merupakan anugrah karena sudah berusaha maksimal dalam hidup baik iktiar maupun selalu istiqomah dalam beribadah. Muncullah yang namanya minus relaxation the mind. Berupaya menyeimbangkan antara hubungan manusia dan pencipta, namun seringnya melupakan hubungan antar sesama manusia dan makhluk hidup ataupun sebaliknya. Awal ini yang menunjukkan sebuah polemik dalam kaidah syareat.
Muncul kembali sebuah ritual jasad yaitu membentuk kedamaian hati menuju AJAL. Berupaya dalam usia senja berlomba dalam kebaikan dan amal shaleh seolah tanah sudah dekat mau menimbunnya. Dalam hitungan waktu dan rutunitas mingguan mengadakan kolaborasi dunia-manusia-Allah. Istilahnya adalah netralisir penyakit hati menuju jaman keabadian atau AKHERAT. Dengan berjuang sekuat tenaga melupakan jasadnya yaitu tafakur dengan risalah puasa dalam hitungan waktu ke waktu. Membiarkan jasad di lupakan oleh nikmatnya AIR dan MAKANAN. Membiarkan tubuhnya ringan laksana kapas. Terbang menemukan Tuhannya. Akhir dan singkat cerita LUPALAH anak dan istri di rumah dengan alasan 'hanya Allah yang akan menjaga mereka selanjutnya'. Inilah makna yang salah manusia dalam koridor totality collaboration Man and God.

Sederhanakan dalam berfikir dan hidup seperti rasulullah membuktikan dirinya sebagai hamba yang sangat patuh kepada Allah SWT. Melepaskan semua nilai dunia dengan selalu DZIRULLAH walaupun beliau adalah manusia paling sempurna. Keseimbangan alam dan seisinya adalah tanggungjawab Allah SWT. Manusia hanya mencoba berbuat yang terbaik dan selebihnya Dia yang akan menilainya. Sehingga berbuat baiklah kepada sesamanya sehingga kenikmatan dunia akan selalu di bawa bahkan sampai akherat sekalipun. Kesombongan dalam tumpukkan harta dan keberkahan hidup hanya akan menjadikan setiap dari kita tidak merasa bahwa kedekatan kita akan bergeser bahkan akan menimbulkan kita jauh dari-Nya. 
Allah SWT berfirman,  Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al Qashash 77)

Rujukan dari Abdullah bin Amr nin Ash ra, beramallah (bekerjalah) untuk duniamu, seakan-akan kau akan hidup selamanya. Dan beramallah (bekerjalah) buat akhiratmu, seakan-akan kau akan mati esok
Semoga Allah menunjukkan kebaikan dan keselamatan hidup kita di dunia dan akherat dengan benar. Bahwa norma dalam membentuk akhlak yang baik belumlah cukup tanpa dilandasi dengan pola fikir yang baik tentang hakekat yang sebenarnya DUNIA. Tolak ukur nikmat Allah ada pada diri kita masing-masing. Relatif sekali bila kita berbicara ketercukupan rezki dan ketercukupan nikmat Allah. Karena semua akan kembali kepada seberapa besarkah nikmat yang telah diberikan kepada setiap dari kita dengan ungkapan SYUKUR yang berbeda pula. Namun SAMAKAN saja, bahwa semua karunia Allah SWT adalah merupakan ujian hidup kita di dunia dalam bentuk suka maupun duka. Marilah kita sama-sama bersabar dalam setiap apa yang sudah menjadi hajat Allah. 
Setiap nikmat kita yang di syukuri sekecil apapun adalah jalan menuju surga Allah kelak tanpa syarat apapun. Sekecil apapun sedekah kita kepada hamba yang lainnya adalah pintu surga dari arah yang tidak terduga. Dan seujung beras kebaikan kita kepada sesama adalah buah dari rumah surga yang akan di diami dalam kekal nantinya.
Ada benarnya jika ubuddunya karena untuk kelangsungan anak istri selanjutnya setelah kita mati. Tepatlah apabila di katakan bekal akherat adalah kunci keberkahan dan keselamatan keluarga dalam dunia dan akherat. Keduanya adalah hubungan akal budi dan sebab akibat dari semua garis hidup manusia. Jalani dengan benar bahwa nikmat pencarian akherat akan di ikuti oleh nikmatnya hidup di dunia.
Jadilah pribadi yang sama antara hati dan lisan karena akan menuntun ke arah kebaikan diri dan bisa menilai setiap kebaikan manusia terhadap sesamanya, bukanlah sebuah ilusi kesenangan dan kebencian terhadap sesama. Mari berbagi dalam keharmonisan yang sesungguhnya dalam segala sisi. Mencari keberkahan hidup dan akan ditemukan sama dalam akherat dan kenikmatan tidur kita dalam alam barzah.
Wallahu'alam bishowwab
by Crowja Garichu

No comments:

Post a Comment

 
back to top