Friday, May 20, 2011

BUKAN Kebangkitan Nasional

Bangkit mempunyai makna sama dengan hijrah dalam Islam. Yaitu berusaha merubah kebiasaan kita supaya bisa berubah. Karena bagaimana mungkin keadaan bisa berubah kalau kita sendiri tidak mau dan berusaha dengan sadar untuk MERUBAH kebiasaan-kebiasaan kita yang selalu dilakukan dengan nyaman dan enaknya. Kebiasaan yang melupakan sejarah bagaimana kita bisa sukses menduduki jabatan, kebiasaan kita yang melupakan jasa orang lain, kebiasaan kita yang tidak mau menerima masukan dari orang lain, kebiasaan kita yang selalu mencari kesalahan teman, kebiasaan kita yang sengaja membuat orang lain susah, kebiasaan kita yang selalu tidak menghargai kemampuan orang lain semua diukur hanya dengan uang, kebiasaan kita yang lupa bahwa semua yang dimiliki adalah TITIPAN Allah SWT. Bagaimana mungkin orang bisa sadar kalau belum melewati sebuah ujian hidup yang membuat psikologisnya turun, gengsinya hilang, kejayaannya jatuh, keegoisannya hancur, kesombongannya menabrak dinding. Kalau di beri sebuah SAKIT pastilah mereka akan sadar kalau semua yang dilakukan hanya karena ego semata.

Usia manusia tidaklah lama, namun sangat jarang bila masih dalam keadaan jasad masih bersarang ruh. Baik yang mempunyai hati maupun yang tidak mempunyai hati nurani, akan mengalami sebuah pembelajaran yang menyita waktu dan kebisingan hati. Beberapa gambaran lain masih terus berlanjut setelah bangsa ini mengalami berbagai ragam pembelajaran demokrasi. Berangkat dari jaman sebelum merdeka yaitu saat para pemikir bangsa mengalami kekalahan demi kekalahan di medan perang dengan Belanda sebagai penjajah. Sudah sangat lelah perjuangan demi perjuangan berakhir dengan penderitaan bahkan semakin menderita. Saat itulah para pendobrak penjajahan mulai berfikir bagaimana apabila rakyat kita pandai dan bisa menduduki pemerintahan. Apakah akan selalu terjajah?, apakah ada jalan keluar menuju kemerdekaan?

Kejayaan suatu bangsa terletak dari bagaimana semua rakyat bersatu untuk sebuah kebersamaan. Bila kebersamaan dalam sistem saja sudah luntur seperti halnya lunturnya cat di dinding. Kapan akan menjadi kuat bangsa yang selalu mencoba untuk bangkit dari keterpurukan sementara tidak mau berusaha bersatu untuk satu tujuan yaitu KEMAKMURAN. Baldatun toyyibatun wa rabbun ghofur, sebuah nilai yang sangat bodoh manakala setiap hal yang ada dalam suatu negara selalu dihubungan dengan sebuah ras, agama, etnis, kulit, tingkat sosial, partai, golongan dan sebagainya. Sejarah bangsa sudah membuktikan bahwa kekuatan yang bisa melawan dari ancaman terbesar kehancuran bangsa adalah dengan PERSATUAN INDONESIA. Dari jaman sebelum merdeka dengan berdirinya BOEDI OETOMO hingga bisa mencapai MERDEKA. Apa yang kita pikirkan dalam negara ini?

Kalau di fikir ulang kembali setelah 65 tahun bangsa Indonesia MERDEKA, apa yang telah dirasakan oleh masyarakat semua??. Semua telah merasakan pahit getirnya sejarah dalam beberapa generasi. Setelah merdeka para pejuang melawan penjajah yang akan masuk kembali ke Indonesia dengan perang KEMERDEKAAN. Setelah reda perang masuklah era penataan ekonomi dengan berbagai bentuk permainan politik untuk menjatuhkan pemimpin bangsa yaitu BUNG KARNO. Munculnya puluhan PARTAI yang membodohi rakyat dengan penyusupan ras, etnis dan agama. Berbagai pengaruh barat ikut mendidik bangsa ini ke arah aroganisme, fanatisme, nasionalisme, hedonisme. Merangkaklah bangsa ini dengan pengaruh barat yang merekat kental sehingga melahirkan generasi yang lemah dalam budaya sendiri, jauh dari sifat maju dan modern. Masuklah era Soeharto dimana bangsa ini di buat membangun, di mulailah babak baru kepemimpinan nasional tangan besi kedua setelah Soekarno, terjadilah wabah OKE BOSS yang menjembatani KKN Nasional dalam semua bidang. Masyarakat merasa nikmat dengan kendali pemerintah sebagai tolak ukur kemajuan perekonomian. Kemudian masuklah babak memunduran baru dimana Soeharto tumbang berganti dengan rezim reformasi. Rezim yang mengatasnamakan rakyat, membela yang kecil membesarkan hak rakyat. Memenuhi hati nurani rakyat dan sebagainya sebagai slogannya. Di makan krisis yang berkelanjutan seolah ANAK kehilangan BAPAKNYA. Oleng dengan berjuta pemikiran manusia ingin ikut bicara dalam kancah semua lini. Dari arus bawah sampai Gedung Merah Putih atau DPR/MPR. Dari masalah POLIGAMI sampai PORNOGRAFI. dari masalah GAYUS sampai PSSI. Dari masalah NKRI sampai NII. Dari masalah STUNAMI sampai SUSUNYA MIYABI. Dari masalah kembali ke masalah, seolah saling tutup mentutupi. Seolah ibarat sekali kalau sedang bermain JUDI.

Beratus juta penduduk negara ini sekarang, banyak yang belum merasakan merdeka karena selalu tidak mempunyai rasa aman dan nyaman dalam mencari nafkah. Beranjak nyaman, naiklah BBM. Beranjak aman, terbakarlah PASAR. Beranjak tidur, JANDA sebelah kemalingan. Dan berbagai polemik terus bergulir pada negara DEMOKRASI.

Tidak usah dijawab kapan akan MERDEKA. Yang jelas kapan akan NYATA janji antara SEBELUM dan SESUDAH. Sebelum menjadi APARAT dan sesudah menjadi PEJABAT. Yang kaya makin kaya yang miskin semakin dipinggirkan. Semoga bangsa ini berubah, supaya tetap JAYA (Jika Ada Yang Adil). Semoga menjadi sebuah peringatan TUHAN bahwa sekuat apapun negara akan runtuh bila selalu menjadi AROGAN dalam menentukan revolusi. 

Bangkitlah BAngSaku Rakyatku IndonesiA.

Wallahu a'lam bishowwab

SELAMAT HARI KEBANGKITAN NASIONAL
BAGI YANG MERAYAKANNYA
SEMOGA TAMBAH DEWASA NEGARA INI

 By Crowja Garichu

1 comment:

 
back to top